Selasa, 07 Juli 2009

Imam Mahdi Al-Muntazhar Pemimpin Umat Islam Abad 21



DOA IMAM AL-MAHDI AL- MUNTAZHAR



Ya Allah
Anugerahilah taufik kepada kami untuk tetap taat dan menjauhi dari kemaksiatan serta awalilah kami dengan niat yang baik
dan berilah pemahaman yang sempurna tentang hal yang haram,
serta muliakanlah kami dengan petunjuk dan jadikanlah pendirian kami yang teguh
dan jadikanlah lidah kami untuk berkata benar dan mengandung hikmah
serta isilah hati kami dengan ilmu dan pengetahuan rohani
dan sucikanlah perut kami dari sesuatu yang haram dan tidak jelas asal usulnya
serta tahanlah tangan kami dari berbuat zalim maupun mencuri
dan pejamkanlah mata kami dari perbuatan maksiat dan khianat
serta selamatkanlah pendengaran kami dari perbuatan buruk
dan mempergunjingkan orang lain
dan jadikanlah ulama kami menjauhi keduniawian dan bersikap ikhlas dalam berbuat
serta berikan kepada mereka yang mencari ilmu untuk bersungguh-sungguh dan penuh semangat
dan kepada para pendengar agar mengikuti seruan dan berilah peringatan
serta berilah kesehatan dan kemudahan bagi kaum muslimin yang sakit
dan bagi kaum muslimin yang meninggal berilah kasih sayang dan rahmat-Mu
serta bagi orang tua kami berilah ketenangan dan ketentraman
dan bagi pemuda berilah kesabaran dan ampunilah
serta bagi wanita kami berilah sikap malu dan menjaga harga dirinya
dan bagi orang kaya berilah sikap rendah hati dan penyantun
serta bagi fakir miskin berilah sikap sabar dan merasa cukup dengan apa yang telah diberikan
(Al-Misbah lil Kaf-ami)























DAFTAR ISI


JUDUL
DO’A IMAM AL – MAHDI AL-MUNTAZHAR
DAFTAR ISI
MUKADIMAH
BAB I PEWARIS SEJATI
Khalifah Terakhir
Petunjuk Allah
Kehidupan Yang Terasing
BAB II GUNUNG SEBAGAI SAKSI
Tempat Bersejarah
Seorang Penggembala
Dari Timur
BAB III BERITA AWAL ISLAM
Muhammad bin Hanafiyyah
Muhammad bin Abdullah bin Hasan
Muhammad Al-Mahdi bin Hasan Al-Askari
Mirza Ghulam Ahmad
BAB VI TANDA ALAM
Sebelum kelahirannya
Mimpi
Tanda Langit
Api dan Darah
Peristiwa Besar
BAB V DIA PASTI DATANG
23 Ciri Al-Mahdi
Perhitungan Waktunya
Urutan Peristiwa

BAB VI PERISTIWA MENGGEMPARKAN
Nafsu Zakiyyah
Malam Menakjubkan
Pembaiatan
Pembebasan Negara Irak
BAB VII MENGHIJAUNYA BUMI PERSADA
Pidato Pertama
Dakwah
Keadilan
Kedatangan Nabi Isa
DAFTAR PUSTAKA























MUKADIMAH

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah (pula) kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah.
Dalam dunia sekarang ini umat Islam menjadi sorotan masyarakat luas. Kaum muslimin dituding sebagai biang keonaran dunia, mereka dikejar, ditangkap bahkan dibunuh walaupun kesalahannya tidak dapat dibuktikan. Hal ini pernah disampaikan oleh Rasulullah yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata : Sewaktu kami di dekat Rasulullah, tiba-tiba datanglah pemuda dari Bani Hasyim, maka sesudah Nabi melihat mereka, tergenanglah air matanya dan berubahlah warna (wajah) nya. Maka saya pun bertanya:”Kami melihat wajahmu (berubah), adakah sesuatu yang tidak disukai?” maka beliau bersabda : Sesungguhnya kami dari ahlul bait, yang Allah telah memilihkan untuk kami kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya ahlul baitku setelahku nanti akan menemui musibah dan pengusiran sehingga datang sekelompok orang dari arah timur yang membawa bendera hitam. Mereka menuntut hak, maka hak itu tidak diberikan kemudian mereka memeranginya, mereka pun kemudian memperoleh kemenangan. Selanjutnya apa (hak) yang telah mereka itu diberikan, tetapi mereka tidak mau menerimanya, sehingga mereka memberikannya kepada seorang laki-laki dari ahlul baitku. Kemudian dia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana dipenuhinya (bumi) itu dengan kezaliman. Maka barang siapa diantara kalian yang menemui yang demikian itu, hendaklah mendatanginya walaupun harus merangkak diatas salju, karena dialah Al-Mahdi”.
Imam Al-Mahdi sebagai tanda-tanda dekatnya hari Kiamat. Dimana sebelum kedatangannya orang-orang yang beriman hatinya menjadi lemah karena peristiwa kematian yang tidak wajar, kelaparan dimana-mana dan hilangnya sunnah. Munculnya kemajuan teknologi menggantikan kedudukan agama dalam masyarakat. Dan sulit dijumpai penguasa yang memerintah dengan kebenaran serta melarang kemungkaran. Tanda-tanda ini sesuai dengan waktu sekarang yang besar kemungkinannya datangnya Imam Al-Mahdi.
Meskipun tempat kemunculannya belum diketahui dan wajahnya Iman Al-Mahdi yang muncul tidak ada orang tahu hingga sekarang akan tetapi bayangan dari rambut, raut muka hingga keturunan siapa bagi kaum muslimin sangat nyata kelihatannya.
Kedatangannya sangat ditunggu-tunggu oleh penjuru dunia, demi untuk menyibak awan gelap yang menyelimutinya. Keadilan dan kemakmuran pada jamannya menggantikan kesengsaraan dan penindasan selama ini. Burung-burung dilangit dan segenap manusia di bumi rela dengan kepemimpinannya kedatangannya bukan suatu impian yang semu melainkan pada waktu yang telah ditetapkan. Kesabaran dan teguh hati itulah yang dibutuhkan selama penantian. Semoga gelapnya malam berakhir dengan munculnya fajar dari timur.



Sidoarjo, Juni 2006

Muchsin Faisal Effendie




BAB I
PEWARIS SEJATI

Hari tidak selamanya gelap gulita, suatu saat fajar akan menyingsing menggantikan malam yang menakutkan. Umat yang kehidupannya tertindas akan mengharapkan serta mendo’akan agar dilahirkan seorang pemimpin yang adil. Dengan kehadirannya hak-hak yang telah dirampas akan dikembalikan dan menjalani hidup dengan wajar. Pemimpin yang bijaksana akan lahir dari kepribadian yang baik, Al.Qur’an menjelaskan orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan memerintah di muka bumi, sebagaimana yang tercantum dalam surat Al Anbiyaa, Allah berfirman :
Dan sungguh telah kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba –Ku yang saleh. (21 : 105).
Hal ini juga ditegaskan pada ayat lain dimana Allah menjanjikan kepada mereka sebagai penguasa di bumi. Dalam surat An Nur. Allah berfirman:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh-sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik". (24 :55).
Dan terhadap janji Allah kita tidak perlu ragu-ragu karena janji Allah pasti datang. dalam surat Al-Fathir dijelaskan :
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah". (35 : 5)
Dari ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa suatu masa akan muncul seorang pemimpin di bumi yang akan menjalankan pemerintahannya dengan adil sesudah umat merasakan kesengsaraanya hidup. Dia memimpin umat dengan agama yang teguh dan yang dipimpinnya akan hidup sentosa.

Khalifah Terakhir

Makna khalifah disini seorang pemimpin yang arif, dimana antara yang satu dengan lainnya memiliki satu tujuan yang sama untuk menciptakan umat yang makmur dan aman sentosa. Sebagai khalifah terakhir tentunya pengangkatan Imam Al Mahdi ada kemiripan dengan pendahulunya, Khulafaur Rasyidin.
Ketika Nabi Muhamad wafat, beliau tidak meninggalkan wasiat mengenai siapa yang akan menggantikan untuk memimpin umat. Berarti masalah kepemimpinan diserahkan kepada umat Islam sendiri untuk menyelesaikannya.
Pada saat wafatnya Rasulullah, kedudukan Abu Bakar sangat penting untuk mengisi kekosongan kepemimpinan yang telah ditinggalkan Rasulullah. Dia seorang laki-laki yang tidak terpengaruh oleh keadaan yang luar biasa dan mengejutkan seluruh kaum muslimin. Ketika umat menjadi bingung dan tidak tahu apa yang harus diperbuat, dia tetap tenang menghadapinya. Sikapnya ini tidak berubah dari peristiwa-peristiwa sebelumnya. dan tanda-tanda dia akan menggantikan untuk memimpin umat dengan ditunjuknya sebagai imam shalat berjama’ah oleh Rasulullah ketika beliau sakit, sabdanya.
"Suruhlah Abu Bakar, sebagai imam dalam shalat berjama’ah"
Sewaktu Rasulullah wafat, Abu Bakar melihat adanya bahaya yang mengancam persatuan umat, dimana tiap-tiap golongan memilih pilihannya untuk dijadikan pemimpin. Perbedaan pendapat tentang siapa yang berhak menjadi khalifah dikarenakan sikap kefanatikan terhadap suku dan golongan.
Dalam menghadapi situasi yang tidak menguntungkan dan mencekam, Abu Bakar tetap tenang. Banyak masa-masa yang mengadu domba antar golongan, tiap golongan berusaha menghasut agar memilih pilihannya. Di pihak lain, berusaha menolak kepemimpinan di luar golongannya.
Pada pertemuan ini, diikuti tokoh-tokoh yang sabar dan saleh diantaranya Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah. Sewaktu Umar hendak memulai pembicaraan, Abu Bakar memberi tanda agar dia diberi kesempatan terlebih dahulu. Dan kemudian dia berpidato :
"Wahai golongan Anshar ! Tidak ada satupun keutamaan yang engkau sampaikan, melainkan telah dimiliki”.
Meskipun Abu Bakar berasal dari golongan Muhajirin, dia berusaha memberikan penghargaan kepada golongan Anshar agar dapat dicapai suatu kesepakatan dan umat tidak menjadi terpecah belah. Selanjutnya dia menyampaikan siapa yang tepat dijadikan pemimpin. Diusulkannya Umar atau Abu Ubaidah untuk dipilih menjadi pemimpin. Abu Ubaidah dan Umar menolak jabatan tersebut, dimana ketika Abbu Bakar berkata :
"Ulurkanlah tanganmu wahai Umar untuk kami bai’at"
Tapi dengan tegas Umar menolak jabatan itu dia berkata :
"Tidak, sebenarnya engkaulah Abu Bakar yang kami bai’at, engkau lebih utama menerima ini dari pada saya".
Umar pun mengulurkan tangannya untuk membai’at Abu Bakar menjadi khalifah. Dan langkahnya disetujui oleh yang hadir dan mereka membai’atnya. Rupanya kaum muslimin tidak menyukai apabila hari-harinya dilalui tanpa pemimpin. Pada hari itu tampillah Abu Bakar sehingga umat muslimin terhindar dari perpecahan.
Abu Bakar melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan atau khalifah selama dua tahun. Pada masa sesingkat ini habis diselesaikan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama terhadap daerah-daerah yang mencoba melepaskan diri dari kekuasaan pusat.
Daerah yang dikuasai selama pemerintahan khalifah pertama meliputi Jazirah Arab. Sebelum meninggal Abu Bakar menuliskan surat wasiat agar Umar bin Khattab diangkat untuk menjadi Khalifah. Keputusan ini diterima oleh umat dan secara serentak membaiat Umar menjadi khalifah.
Pada masa pemerintahan Umar terjadi banyak pembebasan negeri. Penjajahan Romawi di Syam berakhir setelah pertempuran di Yarmuk. Demikian pula Mesir dan Irak berasil dibebaskan dari pengaruh Romawi dan Persia. Mengingat luasnya pemerintahan Umar mengangkat beberapa orang untuk menjadi gubernur.
Ketika dia akan meninggal dunia, Umar teringat nasihat Rasulullah dalam sabdanya.
"Wahai manusia sesungguhnya Abu Bakar tidak pernah sedikitpun mengecewakanku. maka ketahuilah haknya itu !". Wahai manusia, saya ridha kepada Umar, Ali, Utsman, Thalhah bin Ubaidillah, Zubeir bin Awwam, Sa’ad bin Malik, Abdurrahman bin Auf serta kepada golongan Muhajirin yang pertama kali, maka ketahuilah pula hak mereka itu ! ".
Kemudian dia menunjukan enam orang sahabat dan menyuruh kepada mereka agar memilih salah satu dari padanya untuk diangkat menjadi khalifah. Mereka adalah Utsman, Ali, Thalhah, Zubeir, Sa’ad dan Abdurrahman bin Auf. Kelompok ini bekerja menjalankan wasiat setelah Umar wafat. Karena banyaknya yang di calonkan maka Abdurrahman bin Auf menarik diri dari pencalonan diikuti oleh Zubair dan Saad. Kebetulan saat itu Thalhah tidak ada dalam rapat , maka calon yang dipilih tinggal Ali dan Utsman serta tugas ini harus diselesaikan dalam waktu tiga hari.
Dalam waktu yang singkat ini Abdurrahman berunding dengan para sahabat dan masyarakat pada umumnya. Dia mengelilingi kota dan mendatangi dari rumah ke rumah untuk meminta pendapat. Seluruh kaum muslimin yang ditemui pikirannya tentang dua orang calon yang akan dipilih. Tidak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak di sekolah ditanyai tentang pribadi kedua calon tersebut. Setelah waktu yang ditentukan selesai, dia menyuruh seseorang memanggil Utsman dan Ali. Kemudian Abdurrahman berkata :
“Berdirilah wahai Utsman ! "
“Apakah engkau sanggup berpegang teguh pada kitab Allah dan Sunnah Rasul, serta mengikuti serta mengikuti jejak Abu Bakar dan Umar ?”
"Ya Allah, saya berjanji " , jawab Utsman.
Tangan Abdurrahman masih memegang erat tangan Utsman dan wajahnya memandang kelangit-langit, lalu dia berseru :
"Ya Allah, saya serahkan urusan umat ini ke tangan Utsman"
Pertama kali membaiat Utsman adalah Ali bin Abi Thalib, dan diikuti oleh kaum muslimin yang telah lama menantikan peristiwa ini. Mereka berdesak-desakan untuk membaiat Usman menjadi khalifah pengganti Umar.
Dalam masa pemerintahan Utsman terjadi peluasan wilayah yang cukup besar. Dimana wilayahnya meliputi bagian timur berbatasan dengan Cina, Afrika Utara mencapai Tunisia, dan bagian utara sampai di Armenia.
Pada separuh terakhir masa pemerintahannya muncul ketidak puasan dikalangan kaum muslimin. Mereka menginginkan Utsman mundur dari jabatannya dikarenakan banyaknya pejabat yang diangkat dari keluarganya sendiri. Akhirnya terjadi pembunuhan terhadap Utsman yang dilakukan oleh kaum pemberontak yang tidak puas tersebut.
Kaum pemberontak mendatangi Ali untuk dibaiat, tetapi dia menolaknya. Kemudian mereka mendatangi sahabat-sahabat lainnya untuk dibaiat namun tidak ada seorang pun yang mau menerima baiat menjadi khalifah. Kaum pemberontak mendatangi Ali lagi dan disertai sahabat-sahabat lainnya untuk menyampaikan baiat mereka kepada Ali sebagai khalifah. Mengingat keadaan umat yang tidak stabil, akhirnya Ali menerimanya. Masa pemerintahan Ali berlangsung selama enam tahun.
Pemerintahan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali merupakan jabatan yang di pegang oleh mereka yang pernah bertemu langsung dengan Rasulullah dan biasa dinamakan sahabat. Akan tetapi ada pemerintahan yang dipegang seorang yang adil dan tidak pernah bertemu langsung dengan Rasulullah, salah satunya adalah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.
Pengangkatannya sebagai khalifah terjadi oleh suatu peristiwa dimana khalifah Sulaiman diserang oleh penyakit kembali. Dia telah menetapkan putranya sebagai khalifah, akan tetapi telah meninggal dunia mendahuluinya. Sehingga khalifah berpikir siapa yang akan menduduki jabatan khalifah nantinya. Kemudian dipanggilnya puteranya yang masih kecil. Disuruhnya untuk memakai pakaian kebesaran khalifah.
“Dia masih terlalu kecil …..”, kata khalifah
Untuk mencari jalan keluarnya khalifah bermusyawarah dengan seorang kepercayaannya. Dia berkata kepada khalifah agar memilih diantara kaum muslimin yang saleh. Khalifah pun balik bertanya :
“ Siapa yang engkau maksud ?”
“ Umar bin Abdul Aziz”, jawabnya mantap.
Mendengar nama itu, muka khalifah menjadi cerah karena sesuai yang diinginkan kaum muslimin. Rencana penetapan Umar menjadi khalifah disembunyikan oleh keduanya. Dan khalifah mengatakan sesuatu yang cukup mengesankan, ujarnya :
“ Akan saya angkat seorang khalifah dan tidak kubiarkan syaitan di tempat ini untuk bercampur tangan”
Untuk menghindari saudara-saudaranya yang berambisi menjadi khalifah, Sulaiman menuliskan sebuah wasiat yang berbunyi :
“ Bismillahirrahmanirrahim,
Ini wasiat dari Amirul Muminin Sulaiman bin Abdul Malik kepada Umar bin Abdul Aziz
Saya berwasiat kepada engkau Umar mejadi khalifah sesudah saya”
Ketika khalifah meninggal, sebelum surat wasiat dibaca seluruh keluarga khalifah membaiat seorang yang akan diangkat menjadi khalifah. Setelah satu per satu keluarga berbaiat, orang kepercayaan khalifah segera membaca surat wasiat tersebut.
Dari uraian diatas, pemimpin yang adil diperlukan guna membimbing manusia ke jalan lurus sehingga kehidupan yang sejati tetap terpelihara. Tanpa adanya kebijaksanaan dari pemimpin, maka masyarakat akan meraba-raba untuk mencapai keadilan. Seseorang bertanya kepada Iman Shadiq :
“Akankah bumi menjadi damai tanpa kehadiran seorang Imam?”
“ Tanpa adanya Imam, maka akan terjadi kerusakan” jawab Imam Shadiq.
Imam Shadiq mengatakan walaupun di bumi tinggal dua orang, maka salah seorang dari padanya adalah pemimpin. Dan Imam Baqir pernah menyatakan tentang kepemimpinan. dia berkata :
“Demi Allah, mulai dari Nabi Adam sampai hari ini, Allah tidak pernah membiarkan bumi tanpa kehadiran seorang pemimpin”
Menurut Imam Rida, apabila Allah menghendaki memilih seseorang untuk memelihara urusan manusia. Maka Allah membuka dadanya dan menguatkan hatinya kepada kebijaksanaan. Allah menganugerahkan ilmu-Nya kepadanya agar mampu menyelesaikan segala persoalan. Demikian juga kehadiran Imam Al-Mahdi di masa mendatang telah dipersiapkan untuk menjawab permasalahan yang ada dijamannya.

Petunjuk Allah

Kata Al Mahdi asal mulanya berasal dari kata hadaa yahdii dan apabila dikaitkan dengan seseorang mengandung arti petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia dan dengan petunjuk itu dia membimbing manusia menuju kedamaian serta keselamatan hidupnya. Dan kita dapat membandingkannya pada awal Islam, bagaimana sahabat-sahabat Rasulullah mendapat hidayah Allah kemudian memimpin umat manusia.
Pada jaman jahiliyah sikap Abu Bakar terhadap berhala acuh tak acuh dan orang-orang yang didekati adalah mereka yang tidak menyembah berhala. Mereka itu menghindari penyembahan berhala dan menyembah Tuhan Yang Esa bagi mereka tetap menganut agama Ibrahim.
Seorang yang didekati Abu Bakar bernama Abu Qeis mendirikan tempat ibadah dan tidak boleh dimasuki oleh mereka yang berhadas besar, katanya :
“Saya hanya beribadah menyembah Tuhan Ibrahim”
Mutalammis lebih jauh menerangkan masalah ketuhanan dan perkataannya pada masyarakat disana :
“ Kalian menyembah tuhan-tuhan yang banyak, sesungguhnya Allah-lah Tuhanmu dan juga Tuhan dari sesuatu yang kalian anggap Tuhan”.
Jiwanya seorang pedagang akhirnya memanggilnya meninggalkan Mekah untuk sementara waktu menuju ke Syam. Disamping untuk mencari rezeki dengan berdagang, Abu Bakar tidak lupa untuk menyempatkan bergaul dengan mereka yang menjauhi berhala. Abu Bakar terlibat pembicaraan dengan para pendeta yang mengatakan akan munculnya Nabi baru.
Selesai perdagangannya di Syam, Abu Bakar beserta rombongan kembali ke Mekah. Ketika rombongan memasuki kota Mekah disambutlah oleh beberapa orang yang dipimpin Abu Jahal. Kata Abu Jahal :
“Apakah engkau telah mendengar tentang sahabatmu Muhammad dari mereka?”
“Apakah yang engkau maksud?” tanya Abu Bakar
“Ya, dia anak yatim yang mengaku Nabi”, jawabnya
Kemudian Abu Bakar mencari berita tentang Muhammad dari Abu Jahal. Dan Abu Jahalpun menerangkan bahwa Muhammad menjadi utusan Allah, dia mengajarkan agar kita menyembah-Nya dan mengingkari berhala. Selesai menjelaskan Abu Bakar berkata :
“Kalau memang demikian, berarti benarlah dia”
Setelah itu Abu Jahal terasa lemas mendengar ucapan Abu Bakar. Dan ucapan Abu Bakar cepat menyebar di kalangan kaum Quraisy. Rasanya Abu Bakar tidak betah berdiam diri dan ingin bertemu sahabatnya Muhammad. Yang diinginkannya agar Muhammad mengucapkan sendiri kepadanya, bukan melalui mulut orang lain. Setelah itu pergilah Abu Bakar menuju ke rumah Muhammad dan berkata:
“Apa benar yang dikatakan kaum Quraisy itu, ya Muhammad?”
“Mereka mengatakan apa ?” tanya Muhammad
“Allah telah mengutus engkau dan hanya menyembah kepada-Nya serta meninggalkan kepercayaan kaum Quraisy”
“Lalu bagaimana pendapatmu setelah mendengarnya?” tanya Nabi
“Kalau memang demikian, berarti benarlah dia”, jawab Abu Bakar
Rasulullah terharu dengan penuturannya dan dikisahkan sewaktu di gua Hira Nabi mendapat wahyu dari Allah. Sehabis dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an, Abu Bakar memegang erat-erat tangan Rasul dan mengikrarkannya :
“Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi Muhammad Rasul Allah”
Abu Bakar adalah yang pertama masuk Islam tanpa ragu-ragu dan Ali merupakan golongan anak-anak yang masuk Islam pertama kalinya. Asal mula keislaman Ali bin Abu Thalib berada dalam keluarga Muhammad. Setelah pernikahannya dengan Khadijah berjalan beberapa lama, Muhammad berusaha meringankan beban yang ditanggung pamannya. Abu Thalib mempunyai banyak putera, untuk itu Muhammad mengambil satu untuk diasuhnya. Putera yang diasuh ini bernama Ali bin Abu Thalib yang usianya saat itu menginjak enam tahun. Dengan demikian mulai usia enam tahun Ali sudah menjadi bagian keluarga Muhammad. Saat itu Muhammad masih belum diangkat menjadi Rasul. Dengan masuknya Ali di rumah keluarga Muhammad, maka dia lebih banyak mengetahui perilaku, ucapan dan pikiran Muhammad. Bagaimana sikap Muhammad terhadapnya, dapat dia rasakan secara langsung.
Ketika dia berusia sepuluh tahun, Muhammad menerima wahyu yang pertama. Pada usia tersebut dia melihat Muhammad dan isterinya melakukan persembahyangan yang belum pernah dilakukan oleh kaum Quraisy lainnya. Mereka berdua menyembah yang mana didepannya tidak ada berhala, karena tertarik Ali bertanya :
“Siapakah yang sebenarnya engkau sembah?”
“Dialah Allah yang telah mengangkat saya menjadi Rasul dan memerintah agar manusia menyembah kepada-Nya”
Dan Muhammad mengajak Ali mengikuti ajaran Islam dan meninggalkan penyembahan berhala. Nabi membacakan beberapa ayat Al-Qur’an, bacaannya ini membuat Ali takjub. Dan berkata :
“Saya akan mempertimbangkan ajakanmu dengan ayahku Abu Thalib”
Di tengah malam Ali tidak dapat tidur, dia gelisah dengan suatu persembahyangan yang baru. Lalu dipikirannya ajaran baru yang dibawa Muhammad. Ajaran yang berisikan tentang keesaan Tuhan dan hanya Allah yang menciptakan manusia. Setelah dipikir sekian lama, akhirnya Ali memperoleh hidayah untuk menerima Islam. Pagi harinya Ali menemui Muhammad, lalu dikatakan :
“Saya diciptakan oleh Allah tanpa mengajak Abu Thalib untuk berunding. Lalu mengapa saya harus meminta pertimbangan darinya untuk menyembah Allah?”
Ali masuk Islam dalam usianya yang masih anak-anak. Dia masuk Islam dengan keyakinan yang teguh dan senantiasa menyertai Nabi dalam berdakwah. Berbeda dengan Abu Bakar dan Ali, sebelum masuk Islam Umar sering menyiksa, mencaci maki kaum muslimin yang lemah. Meskipun dia keras tetapi sangat baik kepada keluarganya.
Nabi memerintahkan para sahabatnya untuk pindah ke Ethopia, karena banyaknya gangguan dan siksaan yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Melihat kenyataan ini hati Umar menjadi sedih. Beberapa orang Quraisy pindah ke Ethopia membuatnya cemas akan perpecahan diantara kaum Quraisy. Seorang tetangganya yang muslim akan ikut ke Ethopia, sewaktu dia keluar rumah Umar mendatanginya. Kebiasaan Umar adalah mengganggu tetangganya ini, tetapi pada hari itu sikap Umar sangat lain, Dia berkata :
“Apakah engkau turut juga pergi ke negeri itu?”
“Saya pergi ke bumi Allah untuk mendapatkan kedamaian, di sini engkau sering mengganggu keluargaku” jawabnya
“Semoga Allah melindungimu” kata Umar
Sikap Umar yang melunak saat itu, menyebabkan tetangganya mengira kalau Umar tidak akan lama lagi masuk Islam. Beberapa waktu kemudian Umar berfikir bahwa perpecahan kaumnya lantaran ajaran Muhammad. Dia melihat betapa banyak budak yang tidak lagi patuh kepada majikannya, sesama saudara juga terjadi permusuhan, suami menceraikan isterinya juga karena perbedaan kepercayaan. Dia mengambil kesimpulan bahwa satu-satunya penyebab semua ini adalah Muhammad. Jika Muhammad sudah dibunuh, maka persatuan kaum Quraisy akan terjalin kembali.
Pada suatu hari Umar keluar dengan membawa pedang terhunus untuk mencari Muhammad. Saat itu Nabi dan beberapa sahabatnya tidak turut ke Ethopia dan sedang berkumpul di rumah seorang sahabatnya. Di tengah perjalanan dia berjumpa dengan kawannya dan bertanya :
“Mau kemana engkau, wahai Umar?”
“Mencari Muhammad yang telah memecah belah persatuan kaum Quraisy dan menghina tuhan-tuhan kita bangsa Arab” jawab Umar
“Lebih baik hal itu engkau mulai dari keluargamu terlebih dahulu, wahai Umar”, lanjut kawannya.
Mendengar penjelasan kawannya ini Umar bagaikan disambar halilintar kemudian diputarnya langkah kakinya menuju rumah adiknya. Di rumah adiknya waktu itu ada sahabat yang sedang mengajari adik dan suaminya bacaan Al-Qur’an. Begitu dia mendekat bacaan itu terhenti dan bertanya :
“Suara apa yang ada di dalam rumah ini?”
“Tidak ada suara apapun” jawab adiknya
“Kalian telah keluar dari agama nenek moyang?” tanya Umar
Setelah itu Umar memukul suami adiknya hingga terjatuh. Melihat kedaan seperti ini adiknya mencoba membantu suaminya. Tetapi Umar menampar muka adiknya hingga mengeluarkan darah. Kelakuan Umar ini bukannya membuat adiknya takut melainkan dia berani berterus terang.
“ Kami memang menganut agama Islam, karena itu berbuatlah sesuka hatimu”, kata adiknya
Melihat muka adiknya berdarah, maka timbul rasa iba Umar atas kejadian tersebut. Dia merasa gegabah dalam berbuat yang demikian terhadap adiknya. Lalu Umar meminta lembaran yang dibaca adiknya tadi. Adiknya mengijinkan kalau Umar telah bersuci terlebih dahulu. Dari dahulu Umar gemar bersyair, dia dapat mengkritik syair yang baik dan buruk. Dibacanya lembaran tadi oleh Umar :
“Thaa Haa
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi lemah, tetapi merupakan peringatan bagi orang yang takut (kepada) Allah……”
Umar mendekap lembaran itu ke dadanya, kemudian menciumnya. kata Umar mengenai ayat ini :
“Alangkah indahnya rangkaian kata-katanya”
Seorang sahabat keluar dari persembunyiannya dan mengatakan : “ Wahai Umar, Nabi mendo’akanmu agar masuk Islam.” Umar memintanya untuk menunjukkan dimana Nabi berada. Lalu Umar pun pergi kesana menemui Nabi, sesampai di tempat itu para sahabat saling berbisik bahwa Umar datang membawa pedang.
Paman Nabi saat itu berpendapat jika kedatangannya baik akan disambut dengan baik pula, tetapi bila membuat kegaduhan para sahabat maka dia akan dibereskannya. Nabi setuju dengan usul tersebut, lalu mengijinkan Umar masuk. Kata Nabi :
“Apa urusan kedatanganmu, wahai Umar ?”
“Saya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”, Jawab Umar
Jawaban Umar ini disambut oleh para sahabat dan Nabi dengan membaca takbir. Kemudian dia mengatakan keislamannya secara terang-terangan kepada kaum Quraisy.
Dengan petunjuk Allah menuju kejalan lurus, mereka berusaha sekuat tenaga mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah serta memimpin kaum muslimin pada suatu kehidupan yang diridhai Allah. Demikian halnya dengan Imam Al Mahdi setelah mendapat bimbingan dan petunjuk Allah dia membimbing umatnya menuju jalan kebenaran serta menyingkirkan segala bentuk kesesatan sehingga tercipta keadilan yang merata.

Kehidupan Yang Terasing

Suatu hari Rasulullah pernah menyatakan bahwa Islam pada mulanya adalah asing dan kembali lagi asing beruntunglah orang-orang yang asing itu (al-ghurabah). Maksudnya pada jaman sebelum Muhammad di angkat menjadi Rasul, sedikit sekali orang yang tahu tentang Islam dari agama Ibrahim. Sehingga oleh masyarakat kebanyakan perbuatannya ini dianggap asing atau aneh. Demikian pula di jaman mendekati Hari Kiamat banyak orang yang meninggalkan kebajikan, sehingga orang-orang yang tetap menjalankan agamanya dianggap mereka sesuatu yang asing atau aneh. Dan mereka inilah yang dinamakan al-ghurabah atau orang asing.
Pada jaman Jahiliyah Abu Bakar yang usianya menginjak remaja, dia mendatangi sebuah berhala dan memohon. Dia berkata :
“ Saya lapar berikan saya makan!”
Tetapi berhala itu tetap diam, kemudian pintanya lagi
“Saya telanjang berikan saya pakaian!”
Berhala pun diam membisu tidak sedikitpun bereaksi setelah dia memohon. Semenjak itu Abu Bakar tidak lagi berhubungan dengan berhala. Dia tidak mencela berhala itu, hanya saja sikapnya acuh tak acuh terhadap mereka yang menyembahnya maupun berhala itu sendiri. Akan tetapi batinnya menginginkan munculnya kebenaran yang sejati.
Sikap asing lainnya yang ditunjukkan Abu Bakar pada waktu terjadinya berita isra’ Nabi. Pada waktu matahari mulai naik, Abu Jahal berjumpa dengan Rasulullah dan bertanya :
“Apakah ada berita diturunkan dari langit tadi malam?”
“Ya, saya diperjalankan ke Baisul Maqdis”, jawab Rasul
“Dan sekarang berada diantara kita?” tanya Abu Jahal keheranan
Abu Jahal tidak dapat menahan jiwanya, bagaimana suatu perjalanan yang ditempuh oleh kuda tercepat membutuhkan waktu satu bulan tetapi Muhammad menempuhnya satu malam. Diapun berteriak memanggil kaumnya dan orang-orang mulai mengelilingi Rasul. Seseorang bertanya :
“Benarkah engkau diperjalankan ke Baitul Maqdis tadi malam, wahai Rasulullah?”
“Benar”. jawab Rasulullah
Di kalangan kaum muslimin terjadi keragu-raguan mengenai berita ini. Maka sebagian kaum musyrikin mendatangi Abu Bakar dengan suka-cita karena menganggap Abu Bakar tidak akan mempercayai berita tersebut. Dengan gembira mereka memanggil Abu Bakar, serunya :
“Wahai Abu Bakar, kemarilah dan dengarlah, sahabatmu Muhammad menceritakan bahwa dia diperjalankan ke Baitul Maqdis tadi malam dan sekarang telah berkumpul bersama kita “
Dengan tersenyum Abu Bkar menjawab ucapan mereka yang sebenarnya ingin menghancurkan keyakinan barunya, katanya :
“Saya mempercayainya walaupun yang terjadi lebih besar dari pada itu”
Dari peristiwa ini Abu Bakar mendapat gelar Ash-Shidiq orang yang membenarkan kejadian tersebut, sedang yang lainnya ragu-ragu. Inilah orang asing al- ghurabah dimana dia tetap pada keyakinannya sementara kebanyakan kaum muslimin meragukannya dan kaum musyrikin menganggap berita bohong.
Pada saat turunnya wahyu yang terakhir, Abu Bakar juga menunjukkan sikap yang asing atau aneh tetapi masih dalam kebenaran. Dimana ayat tersebut berbunyi :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan setelah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (5:3)
Mendengar wahyu tersebut para sahabat menjadi bergembira tetapi Abu Bakar mengasingkan diri dan bersedih. Melihat hal ini seorang sahabat bertanya :
“Bukankah berita ini suatu berita yang baik, mengapa engkau bersedih, wahai Abu Bakar?”
“Saya bersedih karena ada firasat bahwa Rasulullah akan wafat”
Para sahabatpun menangis mendengar jawaban dari Abu Bakar dan memberitahukan kejadian pada Rasulullah. Dan Nabi pun membenarkan apa yang disampaikan Abu Bakar.
Sikap asing Umar diperlihatkan ketika melihat apa yang terjadi dalam peperangan Yamamah. Umar berkata kepada Abu Bakar :
“Dalam peperangan ini banyak para sahabat yang hafal Al-Qur’an gugur dalam tugasnya. Saya khawatir hal ini akan terjadi pada sahabat lainnya, sehingga perlunya ayat-ayat Al-Qur’an untuk dikumpulkan.
“Mengapa saya melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah?” Abu Bakar balik bertanya
“Demi Allah. Ini sesuatu perbuatan yang baik”, jawab Umar meyakinkan Abu Bakar.
Dan Umar berulang kali memberikan alasan tentang kebaikan mengumpulkan Al-Qur’an. Pada akhirnya Abu Bakar terbuka hatinya menerima saran Umar. Abu Bakar menyuruh Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Tetapi Zaid berkata :
“Demi Allah. Ini suatu pekerjaan yang amat berat. Andai kata engkau menyuruhku memindahkan sebuah bukit, maka itu lebih mudah dari pada engkau menyuruhku mengumpulkan Al-Qur’an.
Zaid diberi penerangan bahwa mengumpulkan Al-Qur’an sesuatu perbuatan yang baik dan diapun akhirnya menerima tugas ini. Lalu dia mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an dari daun, batu, tulang binatang serta hapalan para sahabat. Dari sini terbitlah betapa anehnya seseorang berusaha membukukan Al-Qur’an yang telah terpencar-pencar dan yang lain merasa berat untuk melakukan. Tetapi Umar memberanikan diri memberikan pendapat pentingnya agar Al-Qur’an itu dibukukan.
Dia sering terlambat ketika shalat Jum’at, baju yang dipakai penuh dengan tambalan. dan baju dalamnya basah lantaran baru saja dicuci. Ketika pertama naik mimbar, dia meminta maaf kepada jama’ah karena baju yang dipakainya penyebab dia terlambat hadir, katanya :
“Saya harus menunggu baju ini sampai kering, karena tidak punya yang lain lagi”
Itulah kedaan seorang pemimpin dunia yang tidak mempunyai pakaian kecuali yang dipakainya. Sikap yang asing diperlihatkan juga ketika mendapat bingkisan dari gubernurnya. Dia bertanya :
“Apa ini?”
“Makanan yang dibuat oleh penduduk Azerbeijan”, kata utusan
“Apakah makanan ini biasa dimakan oleh mereka disana?”
“Tidak, makanan seperti ini hanya dimakan oleh golongan tertentu” ujar utusan itu.
Setelah mendengar penjelasan utusan tersebut, tubuh Umar gemetar. Dia takut kalau-kalau berbuat aniaya terhadap kaumnya. Dan katanya :
“Di mana untamu? bawalah hadiah ini dan kembalikan kepada gubernur Azerbeijan”
Hanya karena makanan tersebut dimakan oleh golongan pejabat, Umar menolak pemberian itu. Sifatnya ini menurun pada keturunan yang juga menjadi pemimpin, Umar bin Abdul Aziz. Ketika hari-hari pertama dia dilantik, datang iring-iringan megah yang ditarikan seekor kuda. Dia bertanya :
“Ada apa dengan semua ini?”
“Ini seekor kuda yang hebat dan belum pernah ditunggangi oleh siapapun” kata seorang petugas.
“Sita dan masukkan hasilnya ke dalam kas Negara”, perintahnya
Pernah suatu hari salah satu keluarganya mengunjungi Umar bin Abdul Aziz. Kemudian dilihatnya dia dipinggir rumahnya sedang berjemur dan badannya diselimuti kain. Orang tersebut mengira khalifah kurang enak badannya dan bertanya :
“ Ada apa denganmu wahai pemimpin orang Mu’min?”
“Tidak ada apa-apa, saya hanya menunggu pakaian yang sedang dijemur”, jawabnya.”Cuma tinggal ini yang ada”
Bagaimana tidak aneh seorang pemimpin yang luas wilayah pemerintahannya dari Spanyol hingga perbatasan Cina tidak mempunyai pakaian selembarpun kecuali yang dipakainya. Demikian halnya dengan keasingan Imam Al Mahdi di dunia yang digambarkan oleh Rasul bahwa Islam bagaikan memegang bara jika tidak dilepaskan akan terasa panas. Hari dimana seorang yang mengerjakan pekerjaan tercela dianggap baik dan orang yang mengerjakan pekerjaan baik dianggap tercela.












BAB II
GUNUNG SEBAGAI SAKSI

Seseorang apabila menginginkan sesuatu ketenangan tidaklah dia berada dalam keramaian melainkan mencari di tempat yang hening dan sunyi. Berdiam di gunung sendirian menjadikan diri seseorang kecil bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Apalagi malam telah tiba, dirinya hanyalah seumpama titik dihamparan yang sangat luas. Disinilah tempat untuk merenungkan arti sebuah kebenaran sebelum berbaur dengan masyarakat dalam menjalankan tugasnya.
Hal ini pernah dialami Nabi Ibrahim dalam mencari Tuhannya setelah dari goa tempat persembunyian, sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an :
Ketika malam telah menjadi gelap, Ibrahim melihat sebuah bintang Dia berkata : " Inilah Tuhanku ". Tetapi tatkala bintang tenggelam dia berkata : "Saya tidak suka kepada yang tenggelam "(6:76) "Sesungguhnya saya sakit ".(37:88-89)
Sewaktu melihat langit Ibrahim menganggap bintang sebagai Tuhannya. Karena tidak sesuai dengan sifta ketuhanan, dimana pertama bintang tersebut meninggalkannya, tidak mengawasi terus-menerus dan tidak berusaha menyembuhkan ketika Ibrahim sakit, maka Ibrahim menganggap bintang bukanlah Tuhan. Ini merupakan pola pemikirannya yang sangat sederhana terhadap sifat-sifat Tuhan.
Tatkala ibrahim melihat bulan, dia berkata : "Inilah Tuhanku" Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata : "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah saya termasuk orang-orang yang sesat".
Tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata : "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam dia berkata : "Hai kaumku, sesungguhnya saya lepas dari apa yang engkau persekutukan". (6:77-78).
Bagaimana pikiran yang belum dipengaruhi oleh ajaran yang menyesatkan dalam mencari kebenaran, dengan hidayah Allah dan keinginan hati kecilnya, Ibrahim berusaha menemukan arti dari kebenaran. Hal ini berbeda hidup dalam keramaian, pikiran mereka telah tercemari oleh perilaku orang tua dan masyarakat. Mereka kebanyakan meniru sikap orang tua tanpa harus mempertanyakan benar tidaknya kepercayaan itu.

Tempat Bersejarah

Bagi kebanyakan Rasul gunung mempunyai kisah tersendiri dan tidak jarang pula diabadikan untuk mengingat suatu peristiwa yang agung. Bagaimana perjalanan dari para Rasul yang ada kaitannya dengan tempat ini banyak dijumpai dalam Al-Qur’an.
Sesudah langit dan bumi diciptakan, maka Allah menciptakan makhluk yang akan memakmurkan bumi. Hal ini disampaikan dalam percakapan dengan para malaikat.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(2:30)
Kelebihan manusia yang diciptakan ini dengan malaikat diantaranya adalah mampu membedakan benda yang satu dengan lainnya serta mampu mengelola hasil bumi.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para melaikat lalu berfirman : “Sebutkanlah kepada Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar !”
Para malaikat menjawab :”Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (2:31-32)
Kemudian diciptakan untuk Adam seorang wanita pendamping yang bernama Hawa. Dia bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan baginya seorang yang dapat mendampingi hidupnya. Keduanya bersenang-senang dalam taman syurga dan boleh memakan makanan yang disukainya. Ada larangan untuk keduanya memakan buah khuldi. Tetapi karena tidak tahan terhadap godaan, akhirnya kedua insan ini memakan buah yang dilarang untuk dimakan.
Keduanya menyesal dengan tindakannya yang telah diperbuat. Setelah itu bertobat dan tobatnya diterima Allah.
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (2 : 37)
Akibat perbuatan yang melanggar perintah Allah maka Adam dan Hawa diusir dari taman syurga serta keduanya dipisahkan. Ini sesuai dengan kehendak Allah menjadikan manusia sebagai makhluk yang mengatur di permukaan bumi.
Kami berfirman : “Turunlah kamu semua dari syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(2 : 38).
Sewaktu diturunkan dari syurga keduanya dipisahkan ditempat yang sangat jauh. Keduanya menghadapi tantangan yang cukup berat untuk mempertahankan hidupnya. Pakaian yang dikenakan dari kulit binatang untuk melindungi dari hawa dingin dan terik matahari. Selama empat puluh tahun keduanya saling mencari dan berpindah tempat, akhirnya bertemu di Jabal Rahmah disekitar Padang Arafah. Dan gunung ini dijadikan sebagai tanda bertemunya sepasang manusia pertama.
Bagi Nabi Nuh gunung merupakan tanda diselamatkannya dari bahaya air bah. Yang mana hal ini terjadi karena keingkaran kaumnya atas ajakan Nabi Nuh kepada agama tauhid. Setelah gagal menyampaikan dakwah dan jumlah pengikutnya tidak bertambah, maka beliau mengadukan hal ini kepada Tuhannya.
Nuh berkata :”Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeruk malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (71: 5 – 7)
Kemudian Allah mengabulkan permintaan Nabi Nuh dan menyuruhnya agar membuat perahu yang sangat besar. Dimana perahu itu nantinya akan menyelamatkan orang-orang yang beriman, sedang mereka yang ingkar akan ditenggelamkan dalam suatu bencana air bah. Ketika perahu sedang dibuat, orang-orang yang ingkar mengejeknya :
“Apa mereka sudah gila, diatas bukit begini dibuat perahu. Sungguh mereka orang yang tidak waras akalnya”
Nabi Nuh mengajak kaumnya memasuki perahu yang telah selesai dibuat dan dibawa pula binatang berpasang-pasangan. Ketika semuanya telah memasuki perahu, badai besar datang. Mereka kedatangan banjir yang tidak disangka-sangka dan menghanyutkan benda-benda yang dilaluinya.
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”.
Tetapi anaknya tidak menghiraukannya dan beranggapan akan selamat dengan naik ke bukit yang tinggi. Ternyata air yang di bawa badai ini sangat besar dan menenggelamkan bukit tersebut. Nabi Nuh dan kaumnya terapung-apung selama beberapa hari. Setelah air surut, perahu tersebut berlabuh di bukit Judi.
Bagi Nabi Ibrahim gunung merupakan peristiwa yang bersejarah dan hingga kini masih dilaksanakan terutama mereka yang tengah mengerjakan ibadah haji. Dimana peristiwa itu terjadi setelah Ibrahim berpisah dengan anak dan istrinya. Karena kerinduan yang cukup mendalam, akhirnya Ibrahim meninggalkan Palestina untuk menemui keduanya.
Perjalanan yang ditempuhnya cukup jauh dan berhari-hari beliau melewati padang pasir yang sunyi. Sampailah Nabi Ibrahim di Padang Arafah, beliau tampak gembira dan haru ternyata kehidupan anak dan istrinya cukup baik. Ketiganya pulang ke rumah di Mekah, ditengah perjalanan Nabi Ibrahim beristirahat dan tertidur.
Melalui mimpi dalam tidurnya, beliau diperintahkan Allah supaya menyembelih putra kesayangannya. Bangun dari tidurnya, beliau terkejut dan ragu akan mimpinya. Setelah dari pengalaman yang meyakinkan barulah Nabi Ibrahim menyadari bahwa itu adalah sebuah wahyu. Kemudian diberitahukan kepada Ismail sebagai mana yang termaksud dalam Al-Qur’an :
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata :”Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab :”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (37 : 102)
Keduanya menuju keatas bukit, sesampai di tempat yang dituju wajah Ismail ditutup kain putih. Ketika belati itu berada diatas leher Ismail, tiba-tiba tubuh puteranya diganti dengan seekor kambing yang besar. Dan Allah berfirman:
Dan Kami panggilah dia : “ Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (37 : 104 – 105).
Apa yang telah terjadi dengan Nabi Musa, beliau telah mengalami dua kali peristiwa sewaktu berada di bukit. Pertama kali beliau diangkat menjadi rasul ketika berada di lembah Thuwa dan yang kedua turunnya kitab suci Taurat.
Setelah bertahun-tahun Nabi Musa dalam pengasingan, beliau ingin kembali ke Mesir. Keluarganya diajak pula untuk memenuhi perjalanan Nabi Musa. Ditengah perjalanan beliau melihat api yang besar diatas bukit. Beliau menyarankan agar keluarganya tidak beranjak pergi dan Nabi Musa sendiri yang menuju ke tempat api itu.
Maka ketika dia datang ke tempat api itu dia dipanggil:”Hai Musa, sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (20:11-14).
Ini merupakan firman Allah yang langsung diterima oleh Nabi Musa tanpa perantara yang lain. Dan sekaligus sebagai wahyu yang pertama serta menandakan beliau diangkat sebagai utusan Allah. Nabi Musa juga menerima wahyu di waktu yang lain, sesudah selamat dari kejaran Fir’aun.
Waktu itu ada perintah dari Allah agar Nabi Musa dan kaumnya meninggalkan Mesir. Untuk menghindari musuh, mereka berangkat pada malam hari. Fir’aun diberitahu rencana keberangkatan Nabi Musa ini, pada awalnya dia membiarkan saja kaum Nabi Musa pergi. Dia mengingat Nabi Musa pernah dirawat oleh Fir’aun dari bayi hingga dewasa. Namun akhirnya dia dan bala tentaranya mengejar rombongan Nabi Musa.
Ketika kaum Nabi Musa sampai ditepi Laut Merah, mereka tidak menemukan jalan untuk meneruskan perjalannya. Mereka panik setelah melihat debu-debu beterbangan akibat dari pasukan berkuda Fir’aun. Nabi Musa memukul tongkatnya ke laut dan terbelahlah laut itu. Kaum Nabi Musa berhasil melewati laut itu, sedang Fir’aun dan bala tentaranya yang mengejar mereka tenggelam di laut.
Nabi Musa mendapat perintah pergi ke bukit Thursina untuk mendapat wahyu. Karena itu beliau menyuruh saudaranya Nabi Harun agar menjaga kaumnya. Kemudian Nabi Musa naik ke bukit Thursina dengan tergesa-gesa dan Allah menegurnya :
“Mengapa kamu datang lebih cepat dari kaummu, hai Musa? Berkata Musa: “Itulah mereka sedang menyusuli aku dan akan bersegera kepada-Mu, Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha”. (20 : 83 – 84)
Setelah selama empat puluh hari, Allah menurunkan Kitab Taurat yang terdiri atas lembaran-lembaran batu. Dimana pada kitab itu tertulis pedoman hidup bagi kaum Nabi Musa serta cara beribadah kepada Allah.
Gunung yang bernama Jabal Nur memiliki arti tersendiri bagi Rasullulah Muhammad, karena pada gunung terjadi dua peristiwa besar. Pertama turunnya wahyu permulaan yang menandakan diangkatnya Muhammad sebagai utusan Allah dan diselamatkannya beliau dari pengejaran kaum Quraisy.
Beliau mempersiapkan dirinya untuk mendapatkan pemusatan jiwa yang lebih sempurna. Untuk merenungkan diri dipilihnya sebuah gua kecil yang bernama Hira pada sebuah gunung yang bernama Jabal Nur. Tempat ini letaknya sekitar dua atau tiga mil sebelah utara kota Mekah.
Kerinduan untuk menyendiri ini menyebabkan beliau kurang tertarik dengan perdagangan. Isterinya memahami keadaan suaminya, sehingga Muhammad dibebaskannya dari kewajibannya untuk berdagang. Beliau mulai merasakan kebebasan untuk pergi menyendiri dan menjauhkan kehidupan duniawi.
Di gua ini Muhammad merenungkan hakikat kebenaran yang mana selama ini telah diselewengkan oleh kaumnya. Terutama dalam bulan Ramadhan beliau menghabiskan waktunya sebulan penuh berada di gua tersebut. Tempat yang semacam ini bukanlah sesuatu yang disukai manusia pada umumnya, sebuah tempat yang sunyi jauh dari kehidupan manusia dan apabila datang masa bahaya tidak seorangpun yang mengetahuinya. Akan tetapi berbeda dengan Muhammad, disinilah Allah menempa mata batinnya agar mampu melihat kebenaran yang sesungguhnya dengan jelas.
Beliau merindukan kebenaran dan yang dilakukan hanyalah berdo’a serta merenung. Di kala usianya menjelang empat puluh tahun beliau sering merasakan hal yang suatu penglihatan mata batin yang hadir dan secara terus-menerus.
Perasaannya ini disampaikan kepada isterinya sewaktu kembali ke rumah. Dengan lemah lembut, isterinya menyatakan tidak perlu di risaukan semua itu, dan Allah tidak akan memberikan kesukaran kepada orang yang baik. Muhammad mulai tenang serta meneruskan kembali perenungannya di gua tersebut.
Suatu hari saat beliau merenungkan hakikat semua ini, datanglah sesosok melaikat dengan membawa tulisan. Kemudian mengajarkan kepada Muhammad, inilah wahyu yang pertama. Dengan turunnya ayat-ayat yang pertama, Muhammad diangkat menjadi utusan Allah.
Di gunung ini pulalah, Rasulullah selamat dari pengajaran kaum musyrikin. Peristiwa dilatar belakangi pindahnya kaum muslimin dari Mekah menuju ke Medinah. Kaum Quraisy sangat takut jika seluruh umat Islam pindah ke Medinah. Ini mengakibatkan jalan perdagangan mereka akan kacau apabila melewati Medinah. Mereka merencanakan untuk membunuh Rasulullah yang masih tinggal di Mekah.
Ketika turun wahyu agar Rasulullah segera pindah ke Medinah, beliau memberitahukan kepada Abu Bakar. Mendengar kabar ini Abu Bakar meminta diijinkan menemani beliau. Dengan diijinkannya oleh Rasulullah, hati Abu Bakar menjadi gembira dan meneteskan air mata. Padahal pergi berdua dengan diburu oleh kaum Quarisy bukan suatu yang menggembirakan.
Keduanya berangkat mula-mula menuju arah selatan, kemudian berbelok dan bersembunyi di sebuah gua. Dalam mencari Rasulullah, kaum Quarisy membagi diri menjadi beberapa kelompok. Salah satu mendetekati gua tersebut. Abu Bakar mendengarkan pembicaraan di luar gua. Untuk menenangkan hati Abu Bakar yang gelisah, Rasulullah berbisik.
"Jangan bersedih, karena Allah beserta kita"
Pemuda Quraisy mendekati mulut gua, dilihatnya ada pohon perdu dan burung merpati liar bersama diatasnya. Juga di mulut gua ditutup oleh sarang laba-laba. Melihat kenyataan ini pemuda Quraisy berpikir di dalam gua tersebut tidak dihuni seorangpun. Karena jika ada orang masuk, pasti akan merusakkan sarang laba-laba dan membuat burung itu takut. Padahal sarang laba-laba masih utuh dan pemuda itu meninggalkan gua.
Demikian halnya dengan Imam Al Mahdi sebelum kemunculannya dia tinggal dalam gua beberapa waktu. Sebagaimana pernah dikabarkan bahwa Imam Al Mahdi mendiami sebuah goa. Perilaku yang demikian bukanlah sesuatu yang istimewa, ini adalah kebiasaan lama yang telah dijalankan sejak Nabi Ibrahim. Kemudian dilanjutkan oleh Rasulullah Muhammad dan suatu yang wajar apabila keturunan dari Rasulullah melakukan hal yang sama, Disinilah Imam Al Mahdi dibina mata hatinya untuk menghadapi khalayak ramai nantinya.

Seorang Penggembala
Rasulullah Muhammad pernah menyatakan bahwa setiap manusia adalah penggembala. Dalam usianya yang masih muda Muhammad bekerja sebagai penggembala dan merupakan suatu yang umum di kaumnya. Bertahun-tahun sesudah itu, beliau mengenang menjadi penggembala dan berkata :
"Musa diangkat menjadi Nabi pernah menggembala domba dan Daud diangkat menjadi Nabi pernah mengembala domba orang lain dan aku pernah mengembalakan domba milik orang lain di Al Ayyad. Allah belum pernah mengangkat seorang Nabi yang bukan penggembala”.
Tugas penggembala membutuhkan suatu kesabaran terhadap piaraan yang digembalakannya. Terkadang hewan tersesat, maka pengembala harus mencarinya. Atau keluar dari rombongannya, disini tugasnya mengembalikan lagi hewan tersebut dalam kelompoknya. Ini suatu batu loncatan dimana apabila telah diangkat menjadi utusan Allah, maka tugasnya membimbing manusia agar kembali kepada kebenaran.
Juga pekerjaan ini selaras dengan sifat yang suka merenungi arti hidup yang sebenarnya. Tempat yang terbuka, gunung yang menjulang tinggi serta langit yang sangat luas akan membuat diri seseorang terasa kecil dihadapan Tuhannya. Melihat rumput yang menghijau akan menumbuhkan kegembiraan dalam hati, sebaliknya apabila daerah yang dituju sangat gersang hati menjadi sedih. Ini karena tanggung jawabnya sebagai pengembala dalam mencari makanan.
Mata pencaharian putra-putra Nabi Adam dapat menunjukan bahwa beliau adalah seorang penggembala. Pada suatu hari Adam memerintahkan kepada dua putranya Qabil dan Habil mempersembahkan kurban. Dengan disaksikan oleh seluruh anggota keluarga, Qabil dan Habil meletakan kurban diatas bukit.
Qabil mempersembahkan hasil pertanian yang digelutinya, namun yang dikurbankan berapa hasil tanaman yang kurang baik. Sedangkan Habil mempersembahkan hasil gembalaannya yang berupa kambing yang disayanginya. Karena kambing ini sehat serta gemuk dan orang yang memandangnya akan tertarik.
Mereka menunggu saat-saat dimana kurban akan diterima persembahannya. Dari jauh mereka menyaksikan dengan penuh harapan dan tidak lama kemudian sebuah api yang sangat besar menyambar persembahan yang berupa kambing. Sedangkan hasil pertanian yang jelek tidak diterima persembahannya. Dari sini diketahui bahwa asal mula mata pencaharian adalah bertani dan mengembala.
Nabi Musa menjadi penggembala setelah meninggalkan kediamannya di istana menuju daerah pegunungan yang aman. Beliau melarikan diri setelah terlibat perkelahian dengan seorang musuhnya. Atas nasehat seorang dari kaumnya, belaiau meninggalkan kota dan menuju negeri Madyan.
Beliau berjalan kaki selama delapan hari, sesampainya di sumber air beliau beristirahat. Suatu pemandangan yang jauh berbeda dengan negerinya di Mesir, di sini beliau menyaksikan orang-orang yang tinggal mengembalakan ternaknya. Sedangkan di Mesir beliau hidup berkecukupan dan di istana yang disaksikannya adalah kemewahan hidup.
Diantara kerumunan orang yang mencari air, beliau melihat dua orang gadis yang memegangi ternaknya menunggu giliran. Dan Musa menanyakan mengapa tidak mengambil air. Kemudian gadis itu menjawab:
"Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya" (28:23).
Dengan segera Musa menolong kedua gadis itu mencari air. Tubuhnya yang kekar membuat Musa mudah mengalahkan mereka untuk berebut mencari air. Setelah memberikan minuman untuk ternak kedua gadis itu, Musa istirahat di bawah pohon dan kedua gadis itu pulang lebih awal.
Kepulangan kedua gadis itu yang tidak seperti biasanya membuat bapaknya menanyakan sebab musababnya. Gadis itu menceritakan apa yang telah dialaminya dengan sebenarnya. Mendengar penuturan dari puterinya, maka kedua gadis itu disuruh menemui pemuda tersebut.
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata : “Sesungguhnya bapaku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minuman (ternak) kami". (28:25)
Musa memenuhi ajakan gadis itu ke rumah orang tuanya dan keluarga gadis itu senang dengan kedatangan Musa. Kemudian Musa menceritakan bagaimana dia sampai di sini. Orang tua gadis menyarankan agar tinggal dirumahnya karena daerahnya di luar kekuasaan Mesir dan berkata:
"Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu". (28:25)
Seorang dari anaknya menyarankan agar Musa dijadikan tenaga kerja mengembalakan ternaknya, dimana dia berkata:
"Ya bapakku ambilah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (28:26).
Disamping setuju atas saran puterinya untuk mempekerjakan Musa bapaknya juga ingin menikahkannya dengan salah satu puterinya. Bapaknya berkata :
"Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik".
Musa menyanggupi dan akan bekerja selama sepuluh tahun untuk mengembalakan ternaknya. Waktu menggembala yang paling baik adalah delapan tahun dan untuk sempurnanya adalah sepuluh tahun.
Jika para Nabi mengembala selalu diartikan dengan memelihara menjaga atau mengawasi binatang ternak, maka hal ini berbeda dengan Nabi Isa. Gembala dari Nabi Isa adalah murid-muridnya sendiri, dengan demikian murid-murid inilah yang beliau pelihara, dijaga atau diawasi jangan sampai keluar dari hal-hal yang tidak dibenarkan agama.
Merangkum dari yang diatas, maka keadaan yang cocok untuk jaman sekarang pekerjaan menggembala bagi Imam Al Mahdi adalah membimbing masyarakat. Lebih dekatnya bahwa dia kini adalah seorang ulama atau guru yang mempunyai kemiripan tugasnya dengan menggembala ternak.

Dari Timur
Mencari letak tempat, ada pelajaran yang diambil ketika Musa mencari seseorang. Ini berawal ketika Musa menyatakan bahwa dirinyalah yang paling pandai. Namun pernyataan ini disangkal dan ternyata ada yang lebih pandai dari dirinya Musa ingin menemuinya seseorang yang disebut-sebut mempunyai ilmu yang lebih tinggi darinya.
Musa diberi seekor ikan dan tempat orang itu diantara dua laut. Ikan ini berguna sebagai tanda untuk mencocokkan kesamaan ikan di daerah yang dituju. Dengan disertai seorang murid, Musa mencari seseorang yang dimaksud. Kebulatan tekadnya untuk mencari dijelaskan dalam Al-Qur’an:
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun".(18:60).
Ketika sampai pada pertemuan dua buah lautan, keduanya berhenti sejenak. Namun mereka tidak tahu kalau sudah berada pada tempatnya dan ikan yang dibawanya melompat ke air ketika keduanya tengah laut. Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan, Musa merasa lapar dan berkata kepada muridnya:
"Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".
Muridnya menjawab, "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya akau lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakan kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali. " (18:62-63)
Mendengar penjelasan dari muridnya Musa yakin bahwa ikan itu mengenali tempat tinggalnya dan meloncat ke air. Ini merupakan petunjuk bahwa tempat itulah yang dicari keduanya. Musa berkata:
"Itulah tempat yang kita cari"
Kemudian keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula. Akhirnya di tempat yang dituju, Musa bertemu dengan seseorang yang Allah telah mengajarkan ilmu dari sisi-Nya. Disini pertemuan dua buah lautan merupakan petunjuk umum yang harus dicarinya pertama kali, sedang ikan adalah petunjuk khusus menemukan pertemuan dua laut.
Secara umum Imam Al Mahdi muncul dari timur dan banyak hadits yang menyebutkannya. Apabila acuannya kota Mekah, maka umat Islam yang arah kiblatnya menghadap ke barat inilah yang dimaksud dari timur. Dari Abdullah ibnu Sa’id az-Zubaidi berkata Rasulullah bersabda :
“Manusia akan keluar dari arah timur menyerahkan kekuasaan kepada Al-Mahdi”.
Pada hadits yang lain juga disampaikan bahwa Imam Al Mahdi berasal dari timur sebagaimana yang diberikan oleh Sa’id bin Musayyab, dia berkata, Rasulullah bersabda :
"Bendera-bendera hitam muncul dari arah timur, kemudian mereka tinggal (di daerah tersebut) selama yang Allah kehendaki, lalu (pasukan) kecil berbendera hitam muncul memerangi laki-laki keturunan Abu Sufyan bersama pengikutnya dari sebelah timur, mereka diharuskan taat pada Al-Mahadi”
Dari Sauban, dia berkata : Rasulullah bersabda :
"Tiga (orang) yang semuanya putera pemimpin akan berperang di dekat tempat perbendaharaanmu, kemudian tidak seorang pun dari mereka yang memperolehnya lalu dari arah timur muncul (pembawa) bendera-bendera hitam memerangi kalian, dengan (cara) berperang yang belum pernah dilakukan oleh suatu bangsa pun kemudian datang Al-Mahdi. Apabila kalian mendengarkannya, maka datangilah dia dan berbaik-baiklah padanya sekalipun (harus) merangkak di atas salju, maka sesungguhnya dia adalah Al-Mahdi.
Wilayah sebelah timur dari Mekah adalah separuh bumi, maka sangat sulit untuk menentukan daerah. Ada petunjuk secara khusus daerah yang dimaksud, dalam suatu hadits disebutkan Nabi bersabda:
" Al Mahdi akan keluar dari daerah yang dinamakan Karimah"
Kata karimah apabila dihubungkan dengan kitab suci dan pribadi rasul akan menjadi suatu kata yang cukup mulia. Dimana kitab suci umat Islam dinamakan Al-Qur’anul karim, karena bacaannya begitu indah, rangkaian kata-katanya mempesona dan jika dipelajari akan membekas di hati. Sedangkan pribadi Rasul dinamakan dengan akhlaqul karimah, dimana rasul sangat jujur, dapat dipercaya dan apabila dibandingkan dengan yang lainnya maka Rasul lebih mulia perilakunya. Maka daerah imam Al mahdi merupakan daerah yang indah, mempesona jika dibandingkan dengan lainnya.
Tetapi Karimah mungkin juga sebuah nama daerah sebagaimana yang disampaikan oleh Mirza Ghulam Ahmad. Dia mendakwahkan dirinya sebagai Al-Mahdi karena muncul dari daerah yang bernama Karimah.
Di samping daerahnya dinamakan dengan Karimah, ada penyebutan yang lain untuk daerahnya. Dari Ibnu Amir ra berkata : Nabi bersabda :
“Al-Mahdi akan keluar dari daerah yang dinamakan Kar’ah”
Petunjuk umum asal Al-Mahdi adalah daerah sebelah timur dan petunjuk khususnya daerah itu adalah bernama Karimah dan Kar’ah. Daerah yang telah disepakati oleh para ulama yaitu Al-Mahdi dibimbing oleh Allah pada suatu daerah yang baik.
Negara yang memungkinkan munculnya Imam Al-Mahdi, diantaranya adalah Iran. Negara ini disebut-sebut dalam hadits dengan bendera hitamnya. Daerahnya penuh dengan pegunungan dan sering dilanda gempa. Iran dahulunya lebih dikenal dengan sebutan Persia, karena keturunan bangsa Arya.
Bangsa Arya menetap di Iran bagian selatan sekitar tahun 2000 SM. Puncak kerajaan Persia ketika dipimpin oleh Darius I (521-485 SM) yang wilayahnya meliputi bagian selatan Rusia, Yunani, Turki, Cyprus hingga ke Afrika Utara mencapai Libya. Kerajaan ini dikalahkan oleh Iskandar Agung, kemudian dikuasai oleh bangsa-bangsa yang lain. Dan dalam perang Qadisiyyah, Persia akhirnya jatuh ke tangan kaum muslimin di bawah pemerintahan Umar bin Khattab. Dengan julukan Negeri Mullah atau negaranya para ulama sangat memungkinkan jika Imam Al-Mahdi muncul dari sini.
Irak disebut-sebut sebagai Negara yang akan dibebaskan dari pengaruh Dajjal, maka memungkinkan Imam Al-Mahdi berasal dari Negara ini. Negara ini ditaklukan oleh pasukan Islam dibawah kepemimpinan Abu Bakar. Kemudian dilanjutkan oleh Umar bin Khattab hingga mencapai Armenia. Pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib pusat pemerintahan dipindahkan ke Kufah. Dan pada Dinasti Abbasiyah pusat pemerintahannya dipindahkan ke Baghdad. Dari bekas peninggalan dinasti Abbasiyah, wajar andaikata Imam Al-Mahdi muncul dari Irak.
Indonesia merupakan negara yang menakjubkan dan memungkinkan Imam Al-Mahdi lahir dari negara tersebut. Jumlah penduduknya yang beragama Islam terbesar di dunia. Dengan jumlah diatas ratusan juta jiwa yang muslim dan hanya dapat disaingi oleh Pakistan.
Negara ini pernah tercatat dalam pemerintahan Muawiyah, dimana penduduknya masih kuat dalam mempertahankan kepercayaan lamanya. Islam mulai masuk pada abad kesebelas Masehi dengan ditemukannya pemukiman Islam dipantai Utara Jawa. Kemudian muncul kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia diantaranya kerajaan Samudera Pasai di Sumatera dan Kerajaan Demak di Jawa.
Negara ini juga pernah menjadi terbesar ketiga di dunia yang penduduknya beraliran komunis setelah Cina dan Rusia. Kemudian hilang setelah pemberontakan yang dilakukan oleh komunis pada tanggal 30 september 1965 mengalami kegagalan. Dari sejarah perjuangan umat Islam di Indonesia sangat memungkinkan Imam Al-Mahdi lahir dari negara ini.
Dan masih banyak negara dimana Imam Al-Mahdi akan muncul, seperti Pakistan dengan jumlah penduduk terbesar kedua yang memeluk agama Islam, Malaysia, Philipina, Maladewa negara yang penduduknya beragama Islam dan negara-negara di sebelah timur lainnya, semua memungkinkan kemunculannya.
Tetapi ada satu negara yang sangat kuat dugaannya sebagai lahirnya Imam Al-Mahdi, hal ini disampaikan oleh Imam Shadiq :
“Sebelum kedatangan Al-Qaim ada dua kematian yang terjadi. Kematian merah dan kematian putih. Kematian akan membunuh lima dari tujuh orang. Kematian merah terjadi karena pembunuhan dan kematian putih melalui penyebaran penyakit”.
Merah putih apabila ditafsirkan warna bendera, maka negara yang dimaksud adalah Indonesia. Kematian karena pembunuhan di negara ini banyak ragamnya yang diibaratkan lima dari tujuh. Diantaranya pembunuhan pada bayi darah dagingnya sendiri, perampokan, bunuh diri. Pada tahun 1965 orang-orang komunis dibinasakan satu persatu, ini adalah kematian yang terbanyak dalam sejarah.
Sedangkan kematian karena penyebaran penyakit di negara ini diantaranya demam berdarah karena gigitan nyamuk yang terjadi pada pagi hari, flu burung karena tertular penyakit dari ternak unggas. Kematian penyakit ini merupakan salah satu tertinggi di dunia. Maka sangat memungkinkan besar dugaannya bahwa yang dimaksudkan dalam riwayat di atas adalah negara Indonesia.
BAB III
BERITA AWAL ISLAM

Sebelum membicarakan Imam Al-Mahdi kita kembali pada awal pemerintahan Islam sesudah Rasulullah wafat, dan merenungkan kembali bagaimana keadan daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dengan kekosongan kenabian ini. Sebagaimana pernah diberitakan oleh Rasulullah akan muncul nabi-nabi palsu yang mendakwahkan dirinya sebagai nabi. Seorang diantaranya bernama Musailamah Al-Kazzab dari Arab Saudi bagian timur.
Peristiwa itu bermula ketika dia menjaga barang-barang teman-temannya dalam suatu rombongan. Dia ditinggalkan teman-temannya, mereka menghadap Rasulullah. Kemudian Nabi memberikan mereka hadiah dan mereka mengatakan ada seorang yang belum kesini bernama Musailamah. Dan Nabipun memberikan hadiah kepadanya dan berkata :
“Dia itu tidak lebih buruk kedudukannya diantara kalian”
Apa yang dikatakan Nabi disampaikan kepada Musailamah dan dia menyatakan dirinya sebagai Nabi setelah mendengar hal tersebut. Ketika menghadap Nabi, Musailamah berkata :
“Jika engkau setuju kami relakan kekuasaan untukmu dan kami akan membaiat, dengan ketentuan sesudah engkau meninggal maka kekuasaan itu ada ditangan kami.”
Rasulullah menjawab:”Tidak, Allah akan membinasakanmu”
Musailamah menolak masuk Islam bahkan dia berusaha menandingi ayat-ayat Al-Qur’an yang dibuatnya sendiri. Salah satu kata-kata Musailamah yang dianggap dapat menyaingi Al-Qur’an berbunyi:
“Wahai katak anak dari dua katak. Bersihkanlah apa-apa yang akan engkau bersihkan, bagian atas di air dan bagian bawah di tanah.”
Ucapannya ini mendapat cemoohan dari masyarakat, mengapa yang diseru adalah binatang seperti itu, bukan hati manusia untuk dibersihkan. Dan Musailamah tewas dalam pertempuran pada suatu tempat yang dinamakan taman kematian.
Berikut ini yang orang-orang yang mendakwahkan dirinya sebagai Imam Al-Mahdi atau para pengikutnya yang menyebutnya Imam Al-Mahdi karena sebagian tanda-tanda ada yang sesuai dengannya.

Muhammad bin Hanafiyyah

Sebagian kecil dari golongan tertentu umat Islam menggapnya sebagai Imam Al-Mahdi dan dipercayai masih hidup di Gunung Radwa. Mereka percaya dia akan muncul kembali serta akan memenuhi bumi dengan keadilan.
Muhammad bin Hanafiyyah terkenal ketika berkecamuknya peperangan dijaman pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Dimana dia akan memimpin pasukan terdengar suara yang membisiki hatinya :
“Siapa yang akan mengurus para wanita dan kaum lemah?”
Suara ini mempengaruhi pikirannya, sehingga diputuskan untuk mundur dari peperangan dan memikirkan kehidupan mereka yang lemah. Hingga memasuki peristiwa Karbala, dimana pada awalnya Al Husain mendapat undangan dari penduduk Kafah di Irak. Dia memenuhi undangan tersebut dengan membawa rombongan sebanyak 72 orang.
Sesampainya di Karbala rombongan ini berhenti sejenak untuk istirahat. Padahal sebelumnya tidak diperkenankan oleh pasukan Ibnu Ziyad. Dia memerintahkan pasukannya dengan surat yang berbunyi :
“Saya perintahkan kepadamu untuk tidak berhenti menekan Al-Husain. Jangan berhenti kecuali di lapangan terbuka tanpa pohon dan air”.
Mendengar rombongan Al-Husain istirahat di Karbala, pasukan Ibnu Ziyad mendapat tambahan hingga 4.000 orang. Dan di tempat ini terjadi pertempuran yang tidak seimbang hingga Al-Husain terbunuh.
Dengan terbunuhnya cucu Nabi, maka banyak menimbulkan pemberontakan untuk membalas dendam atas orang-orang yang membunuhnya. Diantaranya Mukhtar dia mempergunakan siasat dengan menyebut Muhammad bin Hanafiyyah sebagai Al-Mahdi. Dan mempengaruhi orang-orang apabila bertemu dengannya mengucapkan :
“Salam atas engkau wahai Al-Mahdi”
Menghadapi kedaan semacam ini Muhammad bin Hanafiyyah mendiamkannya, agar peristiwa Karbala diingat oleh kaum muslimin serta kepemimpinan berpindah kepada yang sebenarnya. Karena desakan yang kuat dari kaum muslimin, akhirnya dia menyangkal bahwa dirinya adalah Al-Mahdi sebagaimana dalam khutbahnya :
“ Kalian terlalu terburu-buru dalam masalah ini. Suatu nanti dari keluarga Nabi akan berperang menentang musuh Allah. Dari kerajaan keluarga Nabi tidak akan tersembunyi dari masyarakat.”
Ucapannya ini menunjukkan pemikiran saat itu dimana keturunan Umaiyyah masih berkuasa dan menginginkan pemerintahan dikembalikan kepada keluarga Nabi. Demikianlah pendapat Al-Mahdi dari paham Kaisiniyah.

Muhammad bin Abdullah bin Hasan

Dia adalah salah satu keturunan Nabi dan sering dipanggil Nafsu Al-Zakiyyah. Kelahirannya mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat dan mengharapkannya sebagai Imam Al-Mahdi yang dijanjikan. Dalam pengajian-pengajian namanya sering disebut-sebut dan mereka menyayanginya. Ketika seseorang bertemu sering disampaikan berita ini kepada mereka yang ditemuinya. Seseorang mengatakan tentang pribadi Muhammad bin Abdullah. :
“Dia mempunyai cincin yang tidak dipunyai oleh orang lain, gemar berbuat baik dan selalu bertaqwa. Kami mengharapkannya agar dia menjadi imam dan Al-Qur’an kembali menjadi pegangan. Islam akan bersinar kembali serta anak yatim dan orang miskin akan berkecukupan.”
Kemudian Muhammad bin Abdullah melakukan pemberontakan melawan ketidak adilan penguasa. Dalam pemberontakan ini turut serta seorang ahli hukum Madinah yang bernama Ibnu Ajlan. Katika pemberontakan ini ditumpas dan Muhammad bin Abdullah terbunuh. Ibnu Ajlan dipanggil gubernur Madinah. Dan ditanya :
“Mengapa engkau ikut serta dalam pemberontakan?”
Ahli hukum lainnya membela bahwa Ibnu Ajlan salah dalam memahami hadits tentang Al-Mahdi dan menyangka Muhammad bin Abdullah adalah Imam Al-Mahdi yang dijanjikan dalam hadits. Seorang ahli hukum yang terkenal lainnya Abdullah bin Ja’far juga turut dalam pemberontakan. Ketika Muhammad bin Abdullah terbunuh, dia melarikan diri dari Madinah dan bersembunyi di suatu tempat. Hingga suatu saat dia mendapat pengampunan, sewaktu gubernur Madinah bertemu dengannya dan bertanya mengapa ikut serta dalam pemberontakan itu padahal dikaruniai ilmu yang tinggi, jawabnya :
“Saya bangkit melakukan pemberontakan dengannya, karena saya yakin dia adalah Al-Mahdi sebagaimana yang disebut dalam sabda Rasul dan saya tidak ragu-ragu berkata dia adalah Al-Mahdi. Tetapi ketika saya melihatnya terbunuh, barulah saya tahu dia bukan Al-Mahdi. Dan saya tidak ingin terperangkap lagi dalam kebohongan semacam ini.”
Seseorang bertemu dengan ayahnya Abdullah bin Hasan dan menanyakan mengapa diberi nama Muhammad. Ayahnya menjawab bahwa pemberian namanya itu menunjukkan sesuatu tanda yang baik dan tidak yakin bahwa dia itu Al-Mahdi. Hal ini juga dibenarkan oleh Imam Shadiq, dimana ketika orang-orang sedang berkumpul dengan Muhammad bin Abdullah masuklah Imam Shadiq ketempat itu. Orang-orang berdiri untuk memberikan penghormatan, melihat hal ini Imam Shadiq bertanya apa yang sedang terjadi. Mereka menjawab bahwa akan membaiat kepada Muhammad bin Abdullah. Imam Shadiq berkata :
“Saya beri nasihat kepada kalian untuk tidak melakukan hal itu, karena waktunya Al-Mahdi belum tiba. Dan dia bukanlah Al-Mahdi”
Dari sini terlihat ada orang yang melihat sebagian tanda-tanda Al-Mahdi langsung berusaha membaiatnya. Berbeda dengan Imam Shadiq yang tahu betul bagaimana Imam Al-Mahdi sesungguhnya, sehingga dia mengatakan bahwa Muhammad bin Abdullah bukanlah Al-Mahdi yang dijanjikan dalam sabda Rasul. Karena bukan hanya nama dan keturunan Nabi seseorang dapat dianggap sebagi Al-Mahdi melainkan tanda-tanda yang menyeluruh, diantaranya ciri tubuhnya, tanda alam kemunculannya, tempat bahkan keadaan umat saat datangnya. Pendapat Imam Al-Mahdi diatas bersumber dari golongan Jarudi dan Zaidi.

Muhammad Al-Mahdi bin Hasan Al-Askari
Ini berawal dari suatu hadits, dimana Rasullulah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib :
“Imam sesudah nanti ada dua belas orang, yang pertama adalah engkau wahai Ali dan yang terakhir dari mereka adalah Al-Qaim yang akan mencapai kejayaan melalui tangannya dengan kehendak Allah di barat dan di timur bumi ini”.
Kabar dari Rasul tentang imam keduabelas ditunggu-tunggu oleh sebagian umat Islam. Petunjuk kedatangannya dijelaskan oleh imam-imam sebelumnya. Imam Hasan menerangkan tentang kerajaan Imam kedua belas kepada khalayak ramai :
“Tidaklah kalian ketahui bahwa setiap orang dari pada kami selaku imam bertanggung jawab atas pembaiatan daripada pemerintahan yang zalim pada jamannya, kecuali Al-Qaim dimana Ruhullah Isa akan shalat dibelakangnya dan Allah akan merahasiakan kelahirannya dan menyembunyikannya. Dia akan muncul sebagai pemuda yang berusia kurang dari pada 40 tahun. Agar orang-orang mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Imam Jafar Shadiq menjawab pertanyaan dari seseorang pengikutnya mengenai penggantinya dan Al-Qaim, katanya :
“Imam yang akan menggantikan adalah Musa. Bagi setiap orang akan menunggu pemerintahan yang adil dan kita menunggu pemerintahan yang adil pada akhir jaman”
Ketika Imam ketujuh Imam Musa Al-Kazim bin Ja’far sedang tanya jawab mengenai persoalan umat, seseorang bertanya :
“Apakah engkau adalah Al-Qaim yang sesungguhnya”
“Saya adalah Al-Qaim yang sesungguhnya tetapi Al-Qaim yang akan menghapuskan kezaliman dimuka bumi dan memenuhi bumi dengan keadilan adalah keturunanku kelima”, jawabnya.
Dan keterangan tentang Imam kedua belas dijelaskan oleh Imam kesebelas Imam Hasan Al-Askari dengan panjang lebar :
“Sepertinya saya melihat sesudahku nanti akan ada perselisihan diantara kalian mengenai yang menjadi Imam nantinya. Barang siapa yang menerima Imam sesudah Rasulullah tetapi menolak keimaman putraku bagaikan seorang yang menerima semua para Nabi tetapi menolak Nubuwah Muhammad Rasulullah”
Kelahiran imam yang kedua belas merupakan cahaya yang akan menerangi dunia. Pada waktu subuh 15 Sya’ban 255 H, tubuh mungil keluar menghirup hawa dunia yang pertama. Akan tetapi oleh ayahnya bayi ini disembunyikan dari khalayak ramai dan hanya sahabat-sahabat setianya saja yang diperbolehkan melihatnya. Hal ini supaya tidak diketahui oleh musuhnya khalifah Bani Abbasiyah.
Al-Mu’tamid seorang khalifah Bami Abbasiyah yang mendapat julukan Fir’aun sangat takut kalau putra Imam kesebelas lahir. Dia berusaha mengirimkan mata-mata dan bidan untuk mengawasi rumah imam kesebelas. Dan dia memerintahkan agar bayi yang lahir laki-laki untuk dibunuh namun usahanya gagal.
Imam kesebelas Imam Hasan Al-Askari mengusap wajah putranya yang berseri-seri. Dia mengharapkan putranya suatu hari nanti akan memenuhi bumi dengan janji yang disampaikan Rasul dan membawa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman. Pada hari ketiga belas Imam kesebelas menunjukkan putranya kepada sahabat-sahabatnya dan berkata :
“Sesudahku nanti, putraku ini akan menjadi Imam kalian. Dialah Al-Qaim yang dinanti-nantikan oleh umat islam, apabila bumi ini telah dipenuhi dengan ketidak adilan dan kezaliman, maka dia akan memenuhinya dengan keadilan.
Pada hari kelahiran putranya itu, Imam kesebelas meyakinkan para sahabat akan kebenaran peristiwa ini, katanya :
“Para penguasa yang zalim berusaha untuk membunuhku agar putraku tidak lahir tetapi sekarang saksikanlah kebesaran Allah Yang Maha Kuasa”.
Kemudian pada tahun 260 H dengan meninggalnya Imam Hasan Al-Askari maka kepemimpinan jatuh pada putranya Imam Muhammad Al-Mahdi. Karena keadaan saat itu masih dipegang oleh Bani Abbasiyyah yang berusaha membunuhnya, Imam kedua belas mengalami ghaib sughra.
Al-Mu’tadid seorang khalifah Abbasiyah yang memerintah tahun 271 H hingga 289 H mengetahui bahwa Imam kesebelas telah meninggal dua puluh tahun yang lalu meninggalkan seorang putra dan masih hidup meskipun penguasa terdahulunya berusaha untuk membunuhnya. Dia memerintahkan kepada bawahannya untuk mencari Imam kedua belas. Seorang suruhannya berkata :
“Khalifah Al-Mu’tadid telah menyuruh saya dan dua orang lagi mencari putranya. Setiap orang dari kami menunggang kuda dan berangkat ke Samara tempat ayahnya dengan cepat tanpa berhenti walaupun masuk waktunya shalat. Khalifah memberikan alamat tinggal Imam kesebelas dan menyuruh kami masuk rumahnya tanpa harus meminta ijin terlebih dahulu”.
Meskipun Imam Al- Mahdi tidak muncul dihadapan khalayak ramai, pengikutnya percaya bahwa dia sedang dighaibkan. Banyak para sahabat ayahnya yang melihat kelahiran putranya. Ini untuk memperkuat bahwa sesungguhnya Imam kedua belas memang benar adanya, walaupun pada saat memerintahnya tidak seorang pun yang melihatnya dihadapan umum.
Diantara yang percaya akan kelahiran putra dari Imam kesebelas adalah Ahmadi bin Ishaq. Dia telah menerima surat dari Imam kesebelas yang isinya :
“Seorang putraku telah lahir, maka rahasiakanlah berita ini dari orang lain dan kabarkan hanya kepada kawan terdekat dan para sahabat”.
Beberapa orang sahabat Imam kesebelas yang mengunjunginya memberikan pernyataan, diantaranya Abu Umari dan Ahwazi mengatakan :
“Abu Muhammad (julukan Imam kesebelas) memperlihatkan putranya kepadaku dan mengatakan :”Inilah pemimpinmu”
Demikian pula dengan Muawiyah bin Hakim, Muhammad bin Ayyab dan Muhammad bin Utsman Umari, mengatakan :
“ Kami berempat berada di rumah Imam Hasan, kemudian Imam memperlihatkan kepada kami putranya dan berkata : “ Ini adalah imam kalian sesudahku. Kalian hendaknya taat kepadanya dan tidak menentangnya”.
Pada masa ghaib sughra ada empat orang sebagai perantara dari Imam Al-Mahdi. Keempat orang ini dipercaya sebagai penghubung kepada umat melalui petunjuk dan bimbingan dari pada Imam Al-Mahdi. Mereka ini terpilih berdasarkan ketaqwaan dan kejujurannya. Keempat wakil Imam Al-mahdi adalah Utsman bin Said Umar, Abu Ja’far Muhammad bin Utsman, Abul Qasim Husain bin Ruh Naubakhti, Abul Hasan Ali bin Muhammad Simmari.
Utsman bin Said Umar selain sebagai wakil Imam Al-Mahdi juga pernah menjadi wakil Imam kesebelas dan Imam An-Nawi. Semasa hidupnya dia mengurus hal-hal yang berkaitan dengan umat. Dan Imam kesepuluh pernah mengatakan tentangnya :
“Abu Umari adalah orang yang dapat dipercaya. Apa yang dikatakannya, maka dia berkata dia berkata untukku, dan apa saja yang dia lakukan, maka dia melakukannya untukku”.
Jabatannya sebagai wakil imam berlanjut ketika Imam kesebelas menjabat kepemimpinan. Dan Imam kesepuluh memberikan pernyataan yang senada dengan imam sebelumnya :
“Abu Umari seorang yang dapat dipercaya, dia dipercaya oleh imam sebelumku dan juga kepercayaanku serta sesudah wafatku. Apa saja yang dikatakan kepada kalian, maka dia berkata untukku, dan apa saja yang dia lakukan, maka dia melakukannya untukku”.
Dengan dipercayai sebagai wakil imam pada dua imam sebelumnya, dia juga dipercaya sebagai wakil imam untuk imam Al-Mahdi. Ketika dia meninggal dunia, Imam Al-Mahdi mengirimkan ucapan belasungkawa kepada putranya, Muhammad bin Utsman :
“Sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Kami tunduk kepada kehendak-Nya dan ridha kepada takdir-Nya. Ayahmu semasa hidup dengan kemuliaan dan meninggal dengan kemuliaan pula. Semoga rahmat Allah selalu menyertainya. Dia berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah, dan semoga Allah memuliakan wajahnya.”
Abu Ja’far Muhammad bin Utsman merupakan wakil kedua Imam Al-Mahdi. Disamping itu dia juga pernah menjabat wakil Imam kesebelas. Kepribadianya disampaikan oleh Imam kesebelas, katanya :
“Kepribadian dan kemuliaan akhlaknya di kalangan umat sangat terkenal dan tidak perlu disangsikan lagi”
Imam Hasan Al-Askari berkata kepada salah seorang sahabatnya mengenai Abu Ja’far Muhammad dan ayahnya, dia berkata :
“Abu Umari dan anak bagaikan pinang dibelah dua. Apa yang mereka lakukan adalah yang dilakukan untukku. Dan apa yang mereka katakan adalah yang dikatakan untukkku. Dengar dan taatlah kepada keduanya”.
Dan Imam Al-Mahdi berkata tentangnya :
“Dia adalah orang kepercayaanku dan tulisannya dengan tulisanku.”
Abul Qasim Husain Ruh Naubakhti merupakan wakil ketiga Imam Al-Mahdi. Wakil kedua Imam Al-Mahdi mengatakan :
“Abul Qasim Husain adalah penggantiku nantinya. Dia akan menjadi perantara antara kalian dengan Imam Al-Mahdi. Oleh karena itu segala macam urusan umat hendaknya mengacu kepadanya. Dan saya telah umumkan ini kepada kalian”
Abul Hasan Ali bin Muhammad Simmari merupakan wakil keempat Imam Al-Mahdi sekaligus wakil terakhirnya. Wafat bertepatan tanggal 15 Sya’ban 329 Hijriyah dan berita tentang kawafatannya disampaikan oleh Imam Al-Mahdi :
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Engkau akan meninggal dunia dalam waktu enam hari lagi. Semoga Allah memberikan kekuatan kesabaran kepada saudara-saudaramu atas kewafatanmu. Maka bersiaplah dan jangan menetapkan siapa yang akan menggantikanmu. Karena pada hari dimana engkau wafat maka akan memasuki jaman ghaib kubra. Tidak ada seorangpun yang akan melihatku sehingga Allah berkehendak atas kemunculanku.
Kemunculanku akan datang pada masa yang panjang dimana hati orang-orang terasa letih untuk menggu dan mereka yang lemah imanya akan berkata : “Apakah dia masih hidup?”
Apabila hati dan perbuatan manusia diluar peri kemanusiaan dan dikerjakan tanpa pertimbangan akal, bumi ini akan dipenuhi dengan kezaliman dan ketidak adilan. Siapa yang mengatakan kedatangannya sebelum kemunculan Al-Sufyani dan suara dari langit yang mengatakan kemunculanku, maka berarti dia telah berbohong. Tidak ada kekuatan selain Allah Yang Maha Besar.
Surat Imam Al-Mahdi tersebut menunjukkan berakhirnya hubungan dengan para perantaranya. Dan Iman Al-Mahdi memasuki jaman ghaib kubra dan tidak lagi menemui siapapun hingga pada saat dia akan dimunculkan kembali.
Dengan berakhirnya para wakil Imam Al-Mahdi dan dimulainya jaman ghaib kubra yang bisa dilakukan adalah berdo’a kepada Allah serta menunggu kedatangannya. Demikianlah pendapat Imam Al-Mahdi menurut paham Syiah.

Mirza Ghulam Ahmad

Hal ini bermula dari pembicaraan mengenai mujaddid atau pembaharu yang disampaikan oleh Rasullulah :
“Sesungguhnya Allah akan membangkitkan pada permulaan setiap abad seorang mujaddid yang akan memperbaharui bagi mereka agama mereka”.
Mujaddid atau pembaharu diartikan sebagai orang melahir-kan kembali sunnah Rasul ketika banyak terjadi penyimpangan dalam agama. Pemutar balikan agama pernah disampaikan oleh Rasullulah dalam suatu hadits :
“Selama tiga abad yang pertama umat Islam tetap baik, tetapi kemudian muncul kebohongan” (Bukhari)
“Umat Islam akan meniru kelakuan orang Yahudi dan Nasrani, sehingga apabila diantara mereka ada yang masuk ke lubang biawak, maka diantara umat Islampun akan mengikutinya.” (Bukhari dan Muslim)
“Akan muncul banyak dajjal yang akan membuat hal-hal yang tidak sesuai Islam” (Muslim)
“Umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan dan satu golongan yang masuk surga” (Tirmidzi dan Ahmad)
Seorang mujaddid atau pembaharu harus memiliki ciri-ciri tertentu. Akhlaknya sangat mulia sejak dari kecilnya, memiliki mujizat yang tidak dapat disaingi, menghidupkan agama dan mengunggulkan Islam atas semua agama, dia bersama pengikutnya akan unggul diatsa golongan lain. Dalamsebuah buku Hujajul Kiramah yang dituliskan oleh Nawab Shiddiq Hasan Khan menjelaskan nama-nama mujaddid dari abad pertama hingga ke empat belas.



1.Umar bin Abdul Aziz
2.Imam Syafi’i
3.Abu Hasan Asy’ari
4.Abu Ubaidullah
5.Imam Ghazali
6.Abdul Qadir Jailani
7.Ibnu Thaimiyah
8.Ibnu Hajar Asqalani
9.Imam Suyuthi
10.Imam Muhammad Gujarati
11.Alfusani Sarhindi
12.Syeikh Waliyullah Delhi
13.Sayid Ahmad Baralewi
14.Imam Al-Mahdi
Siapakah Imam Al-Mahdi yang akan muncul di abad keempat belas? Dalam hidupnya Mirza Ghulam Ahmad telah terjadi dua gerhana pada bulan Ramadhan, setelah empat tahun dia mendakwahkan sebagai Al-Mahdi, ini sesuai dengan hadits Muhammad bin Ali berkata :
“ Sesungguhnya (kelahiran) Al-Mahdi, ditandai oleh dua hal yang belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Gerhana bulan dipermukaan bulan Ramadhan dan gerhana matahari dipertengahannya”.
Pada tahun 1894 Masehi terjadi gerhana bulan dan matahari di bulan Ramadhan dan dapat disaksikan dibelahan bumi Asia. Gerhana ini juga terjadi pada tahun berikutnya dan dapat dilihat di belahan Amerika.
Semasa hidup Mirza Ghulam Ahmad, dimana pada tahun 1902 di India terjadi malapetaka yang hebat. Wabah menyerang negara ini yang mengakibatkan ratusan ribu jiwa menjadi korban. Waktu itu dia mengaku mendapat wahyu dari Allah yang berbunyi “
“Akan aku selamatkan semua orang yang ada di rumahmu”.
Pintu rumah terbuka bagi siapa saja yang masuk untuk berlindung dan sebagaimana dijanjikan Allah kepadanya maka semua orang yang berada di dalam rumahnya tidak seorangpun yang terserang wabah itu. Dan ini sebagai salah satu bukti kebenarannya. Demikianlah Imam Al-Mahdi menurut golongan Ahmadiyah, mereka percaya bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Al-Mahdi.

BAB IV
TANDA ALAM

Dalam suatu kelahiran terkadang ada peristiwa yang menyertainya dan tahun kelahirannya dinamakan dengan peristiwa tersebut. Hal ini dialami oleh Rasulullah Muhammad, tahun kelahiran beliau dinamakan dengan tahun gajah. Ketika kakeknya masih berduka dengan meninggalnya putra yang disayanginya, penduduk Mekah terkejut dengan pasukan yang sangat besar datang dari arah selatan.
Pasukan ini dipimpin oleh Abrahah dari Ethopia dan mengendarai gajah. Sebelumnya pasukan ini telah menundukkan Yaman dan di negeri ini di bangun bangunan suci. Bangunan ini untuk menyaingi ketenaran dari Ka’bah. Karena itu bahan-bahan yang dipilih merupakan bahan yang terbaik di jamannya. Mereka memilih marmer yang terindah, emas dan gading namun tidak mampu menandingi Ka’bah di Mekah.
Akhirnya Abrahah memimpin pasukan untuk menyerang Ka’bah dan menggantikannya dengan bangunan suci yang baru tersebut. Mendengar pasukan ini akan mendekati Mekah, ada dua suku Arab mencoba memberikan perlawanan namun gagal. Untuk menuju Mekah, Abrahah menggunakan seorang tawanan sebagai penunjuk jalan.
Orang Mekah berusaha mengangkat senjata tetapi kakek Nabi menasehati agar semua warga Mekah mengungsi ke bukit. Sebagai tetua warga Mekah, kakeknya menemui Abrahah. Martabat dan penampilan kakeknya membuat Abrahah menjadi terkesan dengan kehadirannya serta bersedia mengembalikan unta-unta yang di rampas. Ketika ditanya tentang Ka’bah, kakeknya berkata :
“Ka’bah ada yang memeliharanya, yaitu Allah”
Kemudian kakeknya meninggalkan Abrahah dan menyuruh warga Mekah untuk berdo’a. Dengan kekuatan yang sangat besar, Abrahah yakin akan mudah merobohkan Ka’bah. Abrahah melanjutkan menuju ke Mekah, namun sesampainya diperbatasan binatang besar ini berhenti. Berbagai usaha yang dilakukan tetapi tidak berhasil.
Mereka mencari akal dengan membelokkan arahnya ke negeri Syam. Binatang ini pun mulai bergerak berjalan kembali dan mereka mencoba mengarahkan lagi ke Mekah. Sangat ajaib binatang ini berhenti laksana gunung. Tak lama kemudian di langit muncul burung-burung yang menyerang pasukan bergajah. Burung-burung ini membawa penyakit sehingga banyak sekali pasukan tersebut yang tewas. Hal ini diingatkan dalam ayat suci Al-Qur’an.
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu setelah berbuat terhadap pasukan gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang di makan ulat. (105: 1-5)
Kisah ini menggambarkan bagaimana Allah telah menyelamatkan Rumah-Nya dari pasukan bergajah dan sekaligus merupakan tanda kelahiran dari Muhammad. Ketika penduduk Mekah masih bersuka cita dengan kemenangan yang besar, kakeknya menerima kabar kelahiran Muhammad. Dan berkata :
“Aku menamaimu Muhammad, dan kelahiran ini di barengi dengan kesucian dan kemenangan bagi Rumah Allah”
Kakeknya mengadakan jamuan yang besar pada hari ketujuh kelahiran Muhammad. Ketika ditanya mengapa diberi nama Muhammad, kakeknya menjawab agar dimuliakan Allah di atas langit dan dimuliakan manusia diatas bumi.

Sebelum Kelahirannya

Saat-saat kelahiran Rasulullah Muhammad ada dua peristiwa besar yang terjadi di sebelah barat dan timur. Romawi yang letaknya di barat jazirah Arab terjadi gempa hebat dan Persia mengalami pemadaman api abadi, sehingga orang-orang bertanya :
“Apa yang sebenarnya sedang terjadi?”
Peristiwa ini sangat aneh, karena selama beratus-ratus tahun api abadi belum pernah padam. Tetapi pada detik-detik kelahiran Muhammad api tersebut padam dan wajar masyarakat setempat mengaitkan degan peristiwa yang yang akan terjadi.
Sebelum kelahiran Muhammad, masyarakat Arab memasuki jaman yang dinamakan jaman jahiliyah atau jaman kegelapan. Pada jaman ini harkat dan martabat manusia tidak diakui lagi. Perbudakan, judi, minum-minuman keras, pembunuhan serta hal yang biasa terjadi.
Suatu peristiwa yang apabila dilihat dari jaman sekarang merupakan suatu yang sangat tidak bermoral diantaranya penguburan hidup-hidup apabila yang lahir anak perempuan. Orang tua terutama ayahnya akan merah padam wajahnya begitu melihat anaknya yang lahir adalah perempuan. Hal ini merupakan suatu aib bagi keluarga, anak perempuan dinilai tidak berharga dalam kehidupan masyarakat. Sehingga jika ada anak perempuan yang lahir, maka keluarga berusaha untuk menutupi berita ini dari tetangganya.
Jual beli budak pada jaman tersebut sesuatu yang lumrah terjadi. Seorang yang menjadi budak maka tidak ada lagi kebebasan hidup baginya. Hidupnya ditentukan oleh tuannya, apabila tuannya tidak menyukai dengan mudah budak itu dijual pada orang lain. Seseorang yang tidak mampu melunasi hutangnya sebagai penggantinya dia menyerahkan anaknya untuk dijadikan budak. Dan apabila tidak mempunyai anak, dengan sukarela di bersedia untuk menjadi budak. Para budak tidak lagi mempunyai hak dari hari ke hari mereka hidup dalam penderitaan dan keputusasaan.
Demikian pula dengan keyakinan mereka waktu itu, dimana semula mereka menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Namun akibat pergaulan dari perdagangan dengan berbagai bangsa, ada seorang yang membawa patung dari perantauan. Dari masa ke masa, jumlah patung di sekitar Rumah Suci Ka’bah semakin banyak hingga ratusan. Mereka berusaha berlomba untuk mendapat pengikut dengan memperbesar dan memperindah berhala tersebut. Juga usaha untuk menarik perhatian masyarakat, mereka memberikan sajian yang besar dan memikat. Hingga akhirnya mereka tidak lagi menyembah Allah, melainkan berhala.
Pada jaman kegelapan tersebut tidak ada lagi secercah cahaya yang dapat mengeluarkan mereka dari kegelapan dan kasih sayang hampir tidak pernah dirasakan masyarakat. Semuanya dicekam ketakutan dan orang-orang arif jumlahnya cuma segelintir tidak mampu mengubah pola masyarakat yang telah rusak.
Bagaimana keadaan masyarakat sekarang, kita bandingkan dahulu pendapat Imam Al-Qurtubi tentang hari kiamat dimana tanda-tandanya diangkatnya ilmu agama, merebaknya kebodohan, banyaknya perzinaan dan semaraknya orang yang meminum khamr. Ini merupakan tanda-tanda hari kiamat yang sudah biasa terjadi dan bagian dari masyarakat. Dan keadaan masyarakat sekarang tidak jauh berbeda dengan tanda-tanda hari kiamat. Tidak hanya itu banyak kejahatan yang sangat tidak manusiawi diantaranya pembunuhan terhadap bayi yang tidak diketahui ayahnya oleh ibu kandungnya, perebutan harta waris yang berakhir dengan pembunuhan, rakyat banyak yang menderita, karena ketidak adilan dan kesewenang-wenangan penguasa.
Penderitaan masyarakat dan ketidak adilan merupakan bagian dari tanda-tanda munculnya Imam Al-Mahdi. Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :
“Walaupun bumi ini tinggal satu hari saja, maka Allah akan mendatangkan seorang laki-laki dari keturunanku dan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya di penuhi dengan kejahatan.”
Hal yang sama juga diriwayatkan oleh Abu Sa’id al Khudri, bahwa Nabi SAW bersabda :
“Bumi akan dipenuhi dengan ketidak adilan dan kejahatan. Pada waktu itu muncullah seorang laki-laki dari keturunanku dan memerintah tujuh atau sembilan tahun serta akan memenuhi bumi dengan keadilan.”
Ketidak adilan dan kejahatan ini banyak dilakukan penguasa yang memerintah waktu itu, dan hal ini dapat diperoleh penjelasannya dari Abu Sa’id al-Khudri, dia meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :
“Bencana yang dahsyat terjadi atau umatku dari penguasa-penguasa pada-hari-hari terakhir. Bencana tersebut dirasakan amat dahsyat dimana bumi akan dipenuhi dengan ketidak adilan dan kejahatan.
Pada waktu itu Allah akan mengutus seorang laki-laki dari keturunanku dan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan ketidak adilan dan kejahatan.
Penghuni langit dan bumi akan bersuka cita karenanya. Bumi akan menumbuhkan semua tumbuhan serta langit akan menurunkan hujan yang lebat. Dia hidup bersama umatnya selama tujuh atau sembilan tahun. Karena kebaikan yang Allah berikan kepada penghuni bumi, yang mati ingin hidup kembali.”
Dari sini tampak bagaimana semangat umat yang selama penindasan penguasa seolah-olah mati dengan munculnya Imam Al-Mahdi semangat hidupnya berkobar kembali. Dan kedatangan Imam Al-Mahdi bukan pada jaman setelah Nabi wafat dan para sahabat masih hidup atau pada awal pemerintahan Islam. Ini telah dijelaskan oleh salah seorang sahabat yang menjelaskan kedatangan Imam Al – Mahdi. Dimana orang mulai ramai membicarakan kedatangan Al-Mahdi, Huzhaifah berkata :
“Apabila Al-Mahdi muncul pada waktu kalian hidup dekat pada jaman nabi dan para sahabatnya masih hidup, maka kalian orang yang beruntung. Tetapi hal ini tidak mungkin terjadi karena Al-Mahdi tidak akan muncul sehingga suatu jaman dimana umat tertimpa penindasan dan kejahatan dan tidak ada orang yang lebih dicintai dan dibutuhkan selain daripadanya.”
Memang sangat tidak memungkinkan munculnya Al-Mahdi masih ada sahabat yang hidup. Mengingat para sahabat ini mendapat didikan dan bimbingan dari Rasulullah, maka mereka masih dibutuhkan oleh umat. Sedangkan jaman akan munculnya Al-Mahdi, umat sangat tertindas dan tidak ada yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya selain dari Al-Mahdi. Serta keadaan seperti sekarang inilah yang menungkinkan kemunculan dari Al-Mahdi dimana penindasan terjadi dimana-mana di belahan bumi ini. Hal ini dibenarkan oleh Abu Al-Hujaf yang meriwayatkan Nabi bersabda hingga tiga kali :
“Dengarlah berita gembira dari Al-Mahdi ! Dia akan muncul ketika umat menghadapi masalah besar dan dunia akan dilanda gempa. Dia akan memenuhi dunia ini dengan keadilan dan persamaan sebagaimana sebelumnya dipenuhi kezaliman dan dipenuhi hati umatnya dengan keimanan dan akan menyebarkan keadilan di setiap tempat”
Gempa bumi yang dahsyat pernah terjadi pada akhir tahun 2004, dimana pusat gempanya sebelah barat Sumatra dan menimbulkan korban hingga ratusan ribu jiwa. Sedang kerusakan yang ditimbulkan oleh tsunami mencapai India, Sri Lanka serta Thailand. Satu tahun sebelumnya juga ada gempa yang hebat terjadi di Iran dan menimbulkan puluhan ribu korban. Dan ini ada kemiripan dengan salah satu tanda kemunculan Imam Al-Mahdi, di mana bumi dilanda gempa.
Gempa yang terjadi di Iran disamping menimbulkan banyak korban juga menghancurkan bangunan kaum Majusi penyembah api. Satu tahun setelah gempa tsunami terjadi juga gempa yang dahsyat di Pakistan dan menelan korban puluhan ribu jiwa.

Mimpi
Sebuah mimpi dapat memberikan gambaran peristiwa yang kan datang. Hal ini juga dialami oleh Nabi Ibrahim sebelum dilahirkan. Dimana pada jamannya ada seorang raja yang ingin berkuasa terus-menerus bermimpi melihat seorang anak laki-laki melompat masuk ke dalam kamarnya. Anak itu merebut mahkota raja dan menghancurkannya. Keesokan harinya raja itu memanggil tukang ramal untuk mengartikan mimpinya itu.
Menurut pendapat mereka, ada seorang anak laki-laki yang akan menghancurkan kedudukan raja. Mendengar penjelasan tersebut raja memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Ketika Ibrahim akan lahir, orang tuanya bersembunyi di dalam goa. Disinilah Ibrahim dilahirkan dan dibesarkan hingga menginjak remaja.
Demikian juga sebelum kelahiran Musa, seorang ahli nujum menghadap Fir’aun bahwa seorang pembebas dari bani Israil akan dilahirkan dan nantinya menghancurkan kerajaan. Fir’aun marah mendengar penjelasan itu, kemudian memerintahkan agar membunuh bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur’an :
Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (28 : 4)
Begitu mengetahui bayi yang dilahirkan adalah laki-laki, orang tua Musa bingung bagaimana yang harus diperbuatnya. Karena menyembunyikan saja sangat mudah, tetapi bagaimana dengan suara tangis bayinya. Allah mengilhamkan kepada ibunya sesuatu, yang diilhamkan yaitu :
“Letakkan dia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya” (20:39)
Kakak Musa di suruh oleh ibunya untuk mengikuti perginya peti itu. Dia menyelusuri tepi sungai guna dapat mengetahui kemana perginya adiknya dalam peti tersebut. Dan ternyata peti itu ditemukan oleh keluarga Fir’aun, maka dipungutlah Musa menjadi anak salah satu anggota keluarga Fir’aun.
Yusuf mempunyai saudara sebanyak sebelas orang dan dia paling disayangi ayahnya terlebih setelah ibunya meninggal dunia. Suatu hari dia berkata kepada ayahnya :
“Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.” (12:4)
Mendengar hal tersebut, ayahnya cemas bercampur gembira dan mengatakannya kepada Yusuf :
“Sebelas bintang itu tidak lain saudara-saudaramu, matahari dan bulan adalah orang tuamu. Suatu nanti engkau akan menjadi orang yang terhormat dan mereka akan menghormatimu”
Kerisauan ayahnya muncul mengingat kejadian dirinya dan saudaranya waktu lampau, karena itu ayahnya menasehati:
“Hai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk mencelakakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (12:5).
Hal yang sama dialami oleh Rasulullah sebelum dilahirkan, ibunya bermimpi bahwa putranya akan menjadi orang yang besar. Sahabatnya Abu Bakar bermimpi melihat bulan yang dilangit turun ke kota Mekah, kemudian bulan itu pecah berkeping-keping dan menyebar ke semua rumah. Lalu kepingan-kepingan itu menyatu kembali dan berhenti di kamar Abu Bakar.
Bangun dari tidurnya Abu Bakar mengunjungi rumah seorang pendeta dan menceritakan mimpinya. Kemudian pendeta itu berkata :
“Sudah saatnya dia datang”
“Apakah yang engkau maksud dengan Nabi yang kita tunggu-tunggu itu?” tanya Abu Bakar
“Benar dan engkau akan menjadi orang yang berbahagia”
Seperti yang pernah diketahui Abu Bakar adalah pemuda yang pertama kali masuk Islam. Sabda Rasulullah :
“Tidak seorangpun yang saya tawari Islam kecuali dia menanggapinya dengan regu-ragu kecuali Abu Bakar, dia langsung menerimanya tanpa bertangguh”
Untuk mimpi pada pemerintahan Islam yang menarik diantaranya mimpi Umar bin Khatab tentang keturunannya yang namanya sama. Dimana seorang keturunannya yang menjadi pemimpin ini berada pada jaman yang berbeda dengan kakeknya. Dia seorang sendirian memimpin wilayah yang sangat luas dengan adil dan dikelilingi oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan. Begitu bangun dari tidurnya, Umar bin Khatab terkesan dengan mimpinya dan berkata lirih :
“Keturunanku dari Bani Umaiyah, namanya Umar dan memberikan keadilan bagi umatnya dengan luka diwajahnya”
Rahasia mimpi Umar ini diingat terus oleh anak cucunya dan berharap ada tanda-tanda yang sesuai. Dan mimpi ini terpendam hingga puluhan tahun kemudian, lahirlah seorang cucu yang bernama Umar bin Abdul Aziz keturunan dari Umaiyah.
Dan ini adalah ramalan yang sedang dinantikan oleh kaum muslimin sekarang. ketika Aisyah sedang tidur dengan Rasulullah, dia sedikit terusik sewaktu bangunnya. Dilihat Rasulullah tidur membelakanginya yang hal ini tidak biasa dilakukan. Kemudian dia melihat Rasulullah juga telah bangun dan ditanyakanlah keadaan ini. Rasulullah menjawab :
“Saya kagum terhadap keturunanku yang berperang melawan pasukan besar”.
Berita ini masih dinanti-nantikan hingga sekarang, seorang keturunan Rasulullah yang berperang melawan fitnah Dajjal. Imam Al-Mahdi inilah yang diharapkan kedatangannya oleh umat Islam di dunia untuk menegakkan keadilan.

Tanda langit
Ada dua peristiwa yang disebut-sebut merupakan awal kemunculan Imam Al-Mahdi. Ini berdasarkan haddits yang di riwayatkan Imam Nu’aim dalam kitabnya Al-Fitan dan Imam Al-Daruqutni dalam kitabnya Sunan Al-Daruqutni. Masalah ini berhubungan dengan keimanan kaum muslimim tentang munculnya Imam Al-mahdi menjelang hari kiamat. Dua tanda itu adalah gerhana bulan dan gerhana matahari yang terjadi pada bulan Ramadhan. Imam Nu’aim meriwayatkan bahwa :
“Telah sampai kepadaku bahwa sebelum Al-Mahdi datang akan terjadi gerhana dua kali di bulan Ramadhan”
Mirza Ghulam Ahmad mendakwahkan dirinya sebagai Al-Mahdi tahun 1890 dan empat tahun kemudian yakni pada tahun 1894 terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari pada bulan Ramadhan di belahan bumi Asia. Kejadian yang sama dimana dalam bulan Ramadhan terjadi dua gerhana muncul pada tahun 1895 atau tahun sesudahnya dibelahan bumi Amerika kejadian ini dapat disaksikan oleh pengikutnya dia dipandang sebagai Al-Mahdi yang disesuaikan dengan riwayat yang disampaikan oleh Muhammad bin Ali :
“Sesungguhnya (kelahiran) Mahdi kita, ditandai oleh dua hal yang belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Yaitu gerhana bulan dipermulaan bulan Ramadhan dan gerhana matahari dipertengahannya. Keduanya tidak pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi”.
Dalam ilmu falak gerhana bulan dalam satu tahun dapat terjadi antara dua sampai tiga kali. Hal yang sama untuk terjadinya gerhana matahari, namun waktu-waktu tertentu gerhana matahari dapat terjadi sampai lima kali dalam setahun. Dan sangat memungkinkan terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari dalam satu bulan Ramadhan.
Perkiraan yang ada akan muncul gerhana matahari dan bulan selama bulan Ramadhan dimana jarak keduanya sekitar 14 atau 15 hari dan berulang. Sesuai dengan perkiraan itu ada gerhana bulan yang terjadi pada tahun 1981 atau 1401 Hijriyah pada hari ke-15 bulan Ramadhan dan gerhana matahari pada hari ke-29 bulan tersebut. Hal ini diulangi tahun 1982, gerhana bulan terjadi pada hari ke-14 bulan Ramadhan dan gerhana matahari pada hari ke-28 bulan tersebut. Ini sebuah ramalan yang mendekati kebenaran terutama karena ada gerhana bulan penuh yang terjadi di pertengahan Ramadhan.
Para pemikir waktu itu berpendapat kejadian tersebut mungkin tanda-tanda yang disebutkan dalam riwayat. Karena peristiwa ini terjadi memiliki kesamaan dengan tanda-tanda kedatangan Al-Mahdi dan kejadiannya berulang dua kali di permulaan abad keempat belas Hijriyah. Tetapi nanti akan dijelaskan gerhana matahari dan bulan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan sejarah.
Peristiwa gerhana yang tercatat dalam sejarah pada jaman Rasulullah adalah pada saat putranya meninggal dunia. Suatu hari Nabi menerima berita yang mengabarkan putranya sakit. Sebenarnya bayi ini tumbuh sehat dan disayangi Nabi namun tiba-tiba jatuh sakit. Dan pada saat bayinya meninggal dunia. Nabi berkata :
“Mata kami menangis, hati bersedih, tetapi kami tidak mengucapkan sesuatu kecuali yang menyenangkan Allah. Sesungguhnya kita kepunyaan Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali”.
Pada saat putranya dikubur, terjadi gerhana matahari dan siang menjadi gelap. Kaumnya mengatakan bahwa kematian putranya menyebabkan terjadinya gerhana. Menghadapi pemikiran yang menyimpang, Nabi berkata :
“Matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah. keduanya tidak berubah menjadi gerhana karena seseorang lahir atau meninggal”.
Nabi membantah peristiwa gerhana berhubungan dengan meninggalnya putra beliau. Tetapi pernyataan yang benar menunjukkan bahwa gerhana matahari terjadi pada saat putra beliau meninggal. Jadi gerhana ini sebagai tanda dimana putra Nabi meninggal pada awal bulan Hijriyah.
Tanda lain dari langit yang menunjukkan akan kemunculan Imam Al-Mahdi adalah munculnya bintang berekor. Ka’ab Al-Akbar meriwayatkan :
“Sebuah bintang dengan ekor bercahaya akan muncul dari timur sebelum kedatangan Imam Al-Mahdi”.
Di lain riwayat menjelaskan hal senada dengan diatas :
“Sebuah bintang berekor akan muncul dari timur dengan mengeluarkan cahaya sebelum muncul Al-Mahdi”.
Nu’aim meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
“Akan muncul bintang berekor di sebelah timur sebelum keluarnya Al-Mahdi”
Para pemikir banyak yang menghubungkan komet Halley yang melintasi bumi tahun 1986 dengan hadits diatas. Menurut mereka bintang berekor ini merupakan sebuah bintang bersinar terang yang melintas dari timur ke barat. Dan pada bahasan nanti akan dijelaskan sebuah bintang berekor yang menakjubkan dengan ciri yang sesuai pada hadits diatas.
Dan tanda yang lainnya dari langit adalah sebuah tanda dari matahari :
“Dia tidak akan muncul, kecuali ada sebuah tanda matahari”.
Tanda yang dimaksud oleh para pemikir adalah ledakan besar dipermukaan matahari. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh peneliti dengan memotret piringan matahari. Ada tanda ledakan dari matahari dan kejadian yang teramati dapat merupakan tanda tersebut. Namun ada lain tanda yang muncul pada matahari dan dapat dilihat oleh mereka dalam wilayah tertentu. Mereka mengabadikan tanda ini sebagai suatu yang luar biasa, dan dapat disimak pada bahasan selanjutnya.
Diantara para Nabi tanda langit yang paling umum adalah adanya bintang yang sangat terang di langit. Kecemerlangannya melebihi bintang-bintang sebelumnya. Dengan munculnya bintang ini biasanya ahli nujum berpendapat akan terjadi sesuatu.

Api dan Darah
Salah satu tanda kemunculan Imam Al-Mahdi adalah api yang besar di timur sebagaimana diriwayatkan Husain bin Ali:
“Apabila kalian melihat api besar pada langit dari arah timur dan keluar di malam hari, maka pada saatnya manusia akan mendapat kemudahan dan waktu itulah kemunculan Al-Mahdi”.
Demikian halnya yang disampaikan oleh Imam Muhammad bin Baqir, dia meriwayatkan bahwa :
“Apabila kalian melihat nyala api di timur, tiga atau tujuh hari, maka harapan kemudahan dari keluarga Muhammad insya Allah”
Dua riwayat diatas menggambarkan api yang sangat besar secara umum, kemudian bagaimana dengan terjadinya api itu sendiri dijelaskan dalam berbagai pendapat :
Sebuah kebakaran yang besar bakal terjadi di sebelah timur selama tiga atau tujuh hari dalam suatu rangkaian yang dibarengi dengan langit yang gelap serta terlihat warna merah besar tidak seperti warna biasanya merebak di atas langit. Sebuah perkataan yang terdengar dari bahasa yang dapat di mengerti bumi.
Untuk lebih jelasnya dari mana asalnya api tersebut. Mukhtasar Tazkirah Qurtubi menjelaskan :
“Saya bersumpah bahwa sebuah api besar akan mengurungmu. Api itu sekarang dalam keadaan padam di lembah yang dinamakan Berehut. Api itu menelan orang-orang dengan rasa sakit yang pedih di dalamnya, membaranya dan menghancurkan jiwa dan harta, dan menyebar ke pelosok dunia dengan melayang bagaikan awan dengan bantuan angin. Panasnya malam hari lebih tinggi daripada panas di siang hari biasanya. Dengan berjalan hingga ke dalam pusat bumi dari kepala-kepala manusia, api itu menjadi sebuah persoalan besar, tetap seperti kilat antara bumi dan langit.
Api sebagai tanda kedatangan Al-Mahdi dari pernyataan di atas dapat dijelaskan terjadinya sewaktu Irak menyerang Kuwait. Dimana pasukan Irak membakar sumur-sumur minyak Kuwait untuk menghalangi pembalasan pasukan sekutu.
Berehut adalah nama sebuah sumur ; sumur minyak bumi. Ketika sumur minyak itu dibakar, maka asapnya naik ke angkasa bagaikan awan bagaikan awan hitam dan menyebar ke negara-negara tetangganya. Kejadian berlangsung beberapa hari sebelum akhirnya api itu dapat dipadamkan.
Selain api yang muncul di timur juga adanya perang yang mulai dari bulan suci, sebagaimana yang diriwayatkan :
Akan muncul hura-hura di bulan Syawal, pendapat tentang peperangan di bulan Dzulkaedah dan pecah perang bulan Dzulhijjah.
Menurut Amin Muhammad Jamaludin, menerangkan pada bulan November-Desember 2003 terjadi huru hara, kekacauan dan malapetaka yang bertepatan bulan Syawal. Diikuti perselisihan antara bangsa bulan Desember 2003- Januari 2004. Dan selanjutnya terjadi perampokan dan pembantaian para jama’ah haji di bulan Dzulhijjah. Demikianlah yang disampaikan sebelum bulan Syawal, namun apa yang diterangkan tidak terjadi.
Ada juga yang berpendapat bahwa huru hara di bulan syawal adalah pemberontakan pertama atas shah Iran yang terjadi pada 5 syawal 1398 Hijriyah. Sedang pecah perang di bulan Dzulhijjah merupakan perang antara Irak dan Iran pada bulan Oktober 1980 yang pertama kalinya.
Penyerbuan Ka’bah merupakan tanggal kemunculan Al-Mahdi, sebagaimana diriwayatkan oleh Amir bin Syu’aib, Al-Hakim dan Nu’aim :
“Orang-orang akan melaksanakan ibadah haji dengan bersama-sama dan berkumpul tanpa didampingi pemimpin. Orang-orang yang berhaji akan dilempari dan akan ada peperangan di Mina yang menyebabkan banyak orang terbunuh dan darah akan mengalir sampai di Jumratul Aqabah”
Dalam satu pendapat korban yang meninggal sangat banyak di peperangan ini sehingga kaki seseorang akan terpendam dalam genangan darah. Peristiwa ini mengingatkan kembali dalam perang salib, dimana tujuh puluh ribu kaum muslimim dan pendukungnya di bunuh oleh pasukan salib sehingga telapak kaki kuda yang melewati penuh dengan darah.
Ada kisah yang mirip dengan tanda-tanda kemunculan Al-Mahdi diatas. Pada tahun 1979 terjadi pembunuhan di sekitar Ka’bah yang terjadi pada bulan haji. Pembunuhan ini terjadi dari bentrokan antara pasukan Arab Saudi dan kaum fanatik yang mengakibatkan 30 orang tewas.
Kemudian peristiwa berdarah yang lebih besar lagi terjadi tujuh tahun setelah itu, dimana sekitar empat ratus jamaah haji yang unjuk rasa terbunuh. Kejadian ini dipicu bentrokan antara pasukan Arab Saudi dengan jamaah dari Iran. Peristiwa sangat memung-kinkan sebagai tanda kemunculan Al-Mahdi.
Pendudukan Afghanistan juga sebagai salah satu tanda kemunculan Al-Mahdi :
“Taliqan yang sangat miskin yang ditempat itu ada harta Allah tetapi bukan emas dan perak, tetapi terdiri dari orang-orang yang mengenal Allah seperti mereka seharusnya mengenal.
Pendudukan Afghanistan oleh Rusia terjadi tahun 1979 dan selama bertahun-tahun rakyat Afganistan melakukan serangan gerilya hingga mampu mengusir Rusia dari negaranya. Dan di Afghanistan terkandung minyak bumi yang besar.

Peristiwa
Imam Al-Mahdi muncul ketika usianya 40 tahun, apabila akhir tahun 2005 sebagai patokan akan kemunculannya maka akan ada peristiwa besar yang terjadi saat dia dilahirkan pada tahun 1965 dan tahun berikutnya.
Pada tahun 1965 ada peristiwa besar yang terjadi di Indonesia dan tidak terjadi ini negara lain. Dimana waktu itu terjadi pembunuhan beberapa orang jendral dan berusaha mengubah negara menjadi komunis. Para jendral itu dikubur dalam sebuah sumur tua. Namun usaha pemberontakan ini tidak berhasil dan cita-cita menjadikan negara komunis kandas. Para pelaku dan pengikut dengan sukarela dipisahkan kepala dari badannya, sedang yang lainnya berjumlah sedikit melakukan perlawanan. Akhirnya negara yang waktu itu ketiga terbesar komunisnya di dunia, lenyap dari paham komunis.
Beberapa tahun kemudian di Libya yang dipimpin oleh Raja Idris terjadi peristiwa yang menggemparkan. Raja yang berhaluan barat, dimana tumbuh subur kemungkaran diantaranya perbuatan amoral, perjudian, minuman keras biasa terjadi. Dan pada tanggal 1 September 1969 berhasil digulingkan oleh Kol. Mu’ammar Khadaffi. Sebagai pemimpin yang baru, Khadafi menghapuskan pelacuran, minum-minuman keras. Dia menggunakan minyak untuk membiayai kepentingan Islam, diantaranya menentang Israel, membantu kemerdekaan suatu negara. Kemudian dia menggunakan Al-Qur’an untuk pelaksanaan hukuman, dimana tahun 1972 hukuman potong tangan bagi yang mencuri dan hukuman cambuk bagi yang berzina. Dan dia sering menyapa rakyatnya dengan :
“Sudahkah Imam Al-Mahdi itu datang?”
Dan pada tahun 1977 dinyatakan bahwa Al-Quran menjadi syariat masyarakat di Libya.
Pada tanggal 6 Oktober 1973 ada seruan yang menggemparkan dunia, dimana dalam perang Arab dan Israel, raja Faisal melancarkan embargo minyak terhadap sekutu Israel dan Amerika Serikat.
Di Amerika serikat terjadi kelangkaan minyak bumi, dimana terjadi antrian panjang kendaraan untuk membeli minyak. Embargo ini berhasil melumpuhkan perekonomian terutama industri yang menggunakan minyak di Amerika Serikat. Namun pada tanggal 25 Maret 1975 Raja Faisal meninggal akibat ditembak oleh keponakannya sendiri.
Pada tahun 1979 terjadi peristiwa yang menggemparkan di Iran. Perisiwa diawali oleh kebijaksanaan Syah di bidang pertanahan dan wanita yang mendapat protes dari Khomeini. Menurutnya kebijaksanaan itu hanya akan menjadi rakyat Iran menjadi budak dari pengusaha kaya kerajaan, dan orang-orang asing. Kemudian diperparah dengan Undang-undang mengenai kekebalan tentara Amerika Serikat yang menghina rakyat Iran. Dan pada tanggal 11 Februari 1979 menjadi revolusi yang menggulingkan Syah dan negara Islam didirikan.




BAB V
DIA PASTI DATANG

Menunggu kedatangan Al-Mahdi dan yakin bahwa dia yang di tunggu-tunggu umat bagaikan mencari seseorang yang diidamkan. Ada kisah dijaman Rasulullah seorang bernama Uwais Al-Qarni. Dia hanyalah seorang penggembala dengan upah yang murah, namun karena orang inilah Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib mencarinya.
Keinginan yang kuat dan membaja untuk mencari Uwais berawal dari kedatangannya di Medinah. Suatu hari dia dibebaskan untuk bekerja oleh ibunya dan disuruh menemui Rasulullah. Uwais pun berangkat meninggalkan Yaman menuju Medinah. Perjalanan yang ditempuhnya cukup jauh dengan berjalan kaki. Sesampainya di Medinah ternyata Rasulullah sedang pergi dalam waktu yang lama. Dia langsung pulang setelah memberi pesan kepada istri Nabi.
Dengan cepat-cepat Uwais meninggalkan Medinah mengingat ibunya tidak ada yang menemani di rumahnya. Tak lama kemudian Rasulullah tiba di Medinah dan diberitahukannya hal ini. Para sahabat pun sangat menyayangkan sikap pemuda tersebut jauh-jauh dari Yaman belum bertemu Nabi sudah meninggalkan kota. Mendengar hal ini Nabi menanggapinya dengan arif :
“Dia bukan penduduk bumi melainkan penduduk langit, jika kalian bertemu dengannya jangan lupa meminta do’a agar diampuni segala dosa”
Betapa terkejutnya para sahabat mendengar penuturan Nabi, ternyata pemuda itu adalah penduduk langit yang maksudnya penghuni syurga. Diantara para sahabat yang ingin mengetahui keadaan sebenarnya Uwais yaitu Umar. Dia berusaha untuk mencari namun karena tugas di Medinah begitu besar, niatnya untuk menemuinya ditunda. Hingga Nabi wafatpun, Umar belum dapat melaksanakannya. Kemudian pemerintahan di pegang oleh Abu Bakar, Umar pun masih belum melaksanakan niatnya karena keadaan kota Medinah yang cukup gawat. Abu Bakarpun meninggal, pemerintahan di pegang oleh Umar bin Khatab sendiri. Kebiasaannya keluar kota untuk melihat rakyatnya, Umar mengajak Ali untuk mencari Uwais.
Ketika sedang menyamar, Umar sering menanyakan kepada suatu rombongan yang datang dari Yaman mengani Uwais. Banyak yang tidak mengetahui tentangnya maklum Uwais bukanlah seorang yang istimewa dalam masyarakatnya. Suatu hari datanglah rombongan dari Yaman, dan Umar menanyakan :
“Adakah seorang yang ikut dalam rombongan ini bernama Uwais Al-Qarni”
“Ada”, jawab salah seorang diantaranya.
“Bisakah ditunjukkan siapa Uwais Al-Qarni yang bijak itu?”
“Dia bukan seorang yang bijak, melainkan pelayan rendahan yang menjaga unta-unta”, jawab yang lain.
Begitu ditunjukkan orang yang bernama Uwais, keduanya segera menemuinya. Umar mengulurkan tangan untuk bersalaman dan membalikkan telapak tangan Uwais. Ternyata ada tanda putih di telapak tangannya seperti yang disampaikan Rasulullah. Umarpun bertanya :
“Siapa engkau?”
“Saya hamba Allah”, jawab Uwais
“Kami pun hamba Allah, tetapi siapa namamu sebenarnya?”
“Uwais Al-Qarni”, jawabnya
Kemudian Umar menceritakan mengapa dia mencarinya dan meminta di do’akan agar mendapat ampunan dari Allah. Uwais bersedia mendo’akan dengan Umar dan Ali tidak menceritakan kepada siapapun peristiwa ini.
Disini dapat dipetik suatu pelajaran, meskipun Umar dan Ali belum pernah bertemu sebelumnya dengan Uwais Al-Qarni namun keduanya akhirnya dapat mencarinya. Hal ini berkat petunjuk dari Rasulullah tentang nama pemuda itu, asal daerah dan sebuah tanda di telapak tangannya. Demikian halnya untuk mengetahui tentang Imam Al-Mahdi, akan diterangkan ciri-ciri yang jumlahnya melebihi dari dua puluhan tanda darinya.

23 Ciri Al-Mahdi
Pertama, seorang laki-laki keturunan Rasulullah, Abu Sa’id al-Khudhari seorang sahabat Nabi berkata “
“Saya mendengar Nabi dari mimbar : “Al-Mahdi dari kalangan keturunanku, dari keluargaku akan muncul pada akhir zaman”
Pendapat umum menyatakan Al-Mahdi keturunan dari Nabi, lalu putra Nabi yang siapa akan menurunkan Al-Mahdi. Ummu Salamah seorang istri Nabi memberikan keterangan yang jelas mengenai hal tersebut. Nabi SAW bersabda :
“Al-Mahdi akan datang dari keturunanku, dari putra-putra Fatimah”.
Suatu hari Ali bin Abi Thalib memandang seorang putranya yang bernama Hasan kemudian dia berkata :
“Sungguh anakku adalah seorang Sayyid, sebagaimana Nabi menamakannya. Dan akan lahir seorang laki-laki dari tulang sulbinya yang diberi nama dengan nama Nabi kalian”
Asal usul dari Al-Mahdi sangat jelas, dia adalah seorang keturunan dari Rasulullah. Dengan demikian Al-Mahdi memiliki darah keturunan dari seorang yang mulia. Dari Ali menyampaikan bahwa Nabi SAW bersabda :
“Seandainya jaman tinggal hanya sehari, pastilah Allah mengutus seorang laki-laki ( Al-Mahdi) dari ahlul baitku yang akan memenuhi jaman itu dengan keadilan sebagaimana dia dipenuhi oleh kezaliman.”
Ali juga pernah bertanya kepada Nabi asal dari Al-Mahdi yang sebenarnya :
“Apakah Al-Mahdi dari kalangan kita atau dari kalangan yang lain ?”
“Dia akan datang dari kalangan kita”, jawab Nabi
Kedua, namanya Al-Mahdi Muhammad bin Abdullah. Al-Mahdi merupakan gelar seorang yang mendapat petunjuk dari Allah, sedangkan namanya berasal riwayat yang disampaikan Abu Hurairah. Dia mendengar nabi bersabda :
“Sesungguhnya nama Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah dan dia…”
Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud mengatakan hal yang senada, tetapi namanya saja yang disebutkan :
“Nama Al-Mahdi adalah Muhammad”
Dari namanya mereka yang dahulunya mengaku sebagai Imam Al-Mahdi juga memiliki nama Muhammad. Diantaranya Muhammad bin Hanafiyyah, Muhammad bin Abdullah bin Hasan, Muhammad Al-Mahdi bin Hasan Al-Askari, Mirza Ghulam Ahmad. Tetapi ada juga yang namanya tidak mengandung nama Muhammad mengaku sebagai Imam Al-Mahdi, seperti golongan Ismailiyyah percaya Ismail sebagai Al-Mahdi, golongan Nausi percaya Imam Ja’far Shadiq adalah Al-Mahdi.
Namanya mirip dengan nama Rasulullah Muhammad, dimana sewaktu Nabi akan lahir sekelompok orang mengelilingi seorang ahli nujum. Peramal ini menyatakan akan terjadi suatu yang besar, seorang utusan Tuhan akan datang dan bernama Muhammad. Orang-orang yang mendengar apa yang dikatakan peramal itu menyampaikannya kembali kepada golongannya. Kemudian beberapa bayi yang lahir saat itu diberi nama dengan Muhammad diharapkan menjadi seorang yang agung di masyarakat. Akan tetapi Muhammad yang menjadi Nabi berasal dari pasangan Abdullah dan Aminah.
Ketiga : berhidung mancung, Abu Sa’id menyampaikan dari Rasulullah Muhammad bersabda :
“Al-Mahdi itu dari (keturunan) kami ahlul bait, seorang laki-laki dari umatku hidungnya mancung, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan”.
Melihat dari hidungnya yang mancung Al-Mahdi seorang keturunan Arab. Meskipun ada bangsa lain yang berhidung mancung seperti bangsa Arya.
Keempat : berdahi lebar, dari Abu Said dia menyampaikan salah satu ciri tubuh adalah berdahi lebar sebagaimana yang disabdakan Nabi :
“Al-Mahdi dari (keturunan)ku, keningnya luas, hidungnya mancung.”
Ciri yang seperti ini akan mudah dimengerti dengan melihat wajah seseorang dapat ditentukan apakah dia memiliki tandanya. Berbeda dengan nama dimana untuk mengetahui seseorang harus mengenal dahulu namanya.
Sedangkan Dajjal musuh Imam Al-Mahdi mempunyai ciri di dahinya bertuliskan kafir, yang maksudnya tertutup kebenarannya. Sebenarnya Dajjal mengetahui suatu kebenaran akan tetapi berusaha sekuat mungkin untuk menutupinya.
Keempat ciri diatas sebagian besar diketahui kaum muslimin. Dan ada lagi ciri-ciri yang hanya diketahui golongan kecil dari umat Islam. Sedang sisa ciri-ciri itu didapatkan dari keterangan masa lampau.
Kelima : kesulitan dalam bicara, Abu Hurairah pernah mendengar Nabi SAW bersabda :
“Sesungguhnya nama Al-Mahdi…………dan dia mempunyai kesukaran dalam percakapannya”.
Diantara mereka yang mengakui sebagai Imam Al-Mahdi, Muhammad bin Abdullah memiliki ciri seperti itu. Dia mempunyai kesukaran dalam berbicara dan hanya dapat berkata beberapa kalimat saja. Kesulitan untuk berbicara dapat didengar ketika dia sedang mengeja suatu kata atau merangkai kata.
Nabi yang mengalami kesulitan berbicara adalah Musa, ini karena ketika sewaktu dia masih bayi digendong oleh Fir’aun yang akan menjadi musuhnya. Tanpa disadari bayi ini memegang jengotnya dan mencabutnya. Fir’aun berfikir dia akan menjadi musuhnya kelak, maka Fir’aun berusaha untuk membunuhnya namun usahanya dihalangi oleh istrinya yang meyakinkan dia itu bayi yang belum mengerti apa-apa.
Fir’aun pun menguji apakah bayi ini benar-benar belum mengerti dengan meletakan sebuah bara disatu sisi dan yang lain diletakan satu buah apel untuk memilihnya. Awalnya bayi ini mendekati buah tersebut namun kemudian bergerak menuju bara dan memakannya sehingga terbakarlah lidahnya. Semenjak itu Musa mengalami kesulitan berbicara, dan dapat dipahami dalam do’anya;
"Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku"
Kemungkinan-kemungkinan yang menjadi dalam kesulitan berbicara diantara sulit mengucapkan huruf tertentu, salah dalam mengeja kata, kurang mampu membuat kalimat. Namun apa yang disampaikan dimengerti oleh umat sebagai suatu pengetahuan yang mendalam.
Keenam, warna kulitnya seperti orang Arab, dari Huzhaifah berkata bahwa Rasulullah bersabda :
"Al-Mahdi adalah seorang laki-laki ……………. warna (kulit) nya seperti orang Arab. "
Mencari dengan warna kulit tersebut di dalam Al – Qur’an di jelaskan dengan mendalam. Bukan hanya warna kulit saja sebagai petunjuk melainkan ada tanda lain yang tidak kalah pentingnya diantaranya umur dan sifatnya. Peristiwa ini terjadi karena sesuatu pembunuhan dan Nabi Musa menyuruh kaumnya mencari seekor sapi betina.
Mereka menjawab : " Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu ? " Musa menjawab : "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diberikan kepadamu " (2:68).
Ternyata dengan menyebut satu ciri saja tidak cukup, ini dapat dipahami hewan dengan umur yang seperti itu sangat banyak, karena itu mereka meminta ciri yang lain lagi.
Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya? "
Musa menjawab, “ Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya" (21: 69)
Sapi dengan warna tertentu akan menunjukkan pada suatu daerah, dimana tiap-tiap daerah memiliki kekhasan warna sapi itu. Tetapi mereka juga kurang puas dengan dua ciri tersebut dan memintanya ciri yang lain. Musa berkata :
"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak cacat, tidak ada belangnya. " (2:71)
Dengan disebutkan secara terperinci ciri-ciri sapi tersebut, mereka mendapat gambaran yang lengkap mengenai sapi itu. dimana sapi itu di suatu daerah tertentu dan tidak berada dalam suatu ladang melainkan alam bebas, sehingga kaumnya berkata.
" Sekarang barulah engkau menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". (2:71)
Demikian halnya dengan warna kulit Imam Al-Mahdi yang sama dengan warna kulit orang arab. Selain orang Arab warna kulit ini juga dimiliki oleh orang Asia Tenggara. Sedangkan keturunan Afrika berkulit hitam dan bangsa Romawi berkulit putih.
Ketujuh, umurnya empat puluh tahun sewaktu dibaiat, Ibuu Sirin meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Harits :
" Mahdi akan bangkit ketika berumur 40 tahun "
Ada juga yang mengatakan bahwa Imam Al-Mahdi umurnya mendekati empat puluh tahun, sebagaimana yang dijelaskan Imam Hasan :
“Dia akan muncul sebagai pemuda yang berusia kurang dari 40 tahun”
Mengenai umur ada suatu kisah yang menarik untuk disimak. Ketika Rasulullah wafat pada usia 63 tahun, maka ada beberapa sahabat yang wafatnya sama berusia 63 tahun, diantaranya Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Ali bin Abi Thalib. Demikian juga pada saat Muhammad diangkat menjadi Rasul, berusia 40 tahun, Ada seorang yang dibaiat berusia 40 tahun pada akhir jaman dan itu tidak lain adalah Al-Mahdi.
Kedelapan : perawakannya mirip orang Israil, dari Huzhaifah berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Al-Mahdi itu adalah seorang laki-laki………….perawakan tubuhnya mirip orang Israil”.
Nabi Ibrahim mempunyai dua putra, yaitu Ismail dan Ishaq. Ismail ibunya seorang hamba sahaya yang bernama Hajar, sedang Ishaq ibunya seorang bangsawan. Dari Ishaq menurunkan Ya’qub yang akan menurunkan raja-raja dan keturunannya inilah yang dinamakan Bani Israil.
Al-Mahdi berperawakan mirip orang Israil memungkinkan ia bertubuh laksana bangsawan. berjalannya atau kebersihannya akan menjadi ciri hidupnya. Ada juga yang berpendapat dia berbadan gemuk mirip kebanyakan orang Israil. Tetapi pendapat ini merupakan suatu umum dan dapat dijumpai selain orang Israil juga ada bangsa yang memiliki tubuh yang kekar. Cara yang sederhana andai kata ada orang yang mengaku sebagai Imam Al-Mahdi dengan membandingkan tubuhnya bersama orang Israil yang sebayanya. Maka tubuh dari Imam Al-Mahdi akan ada kemiripan dengan orang Israil yang dibandingkannya. Meskipun dia berhidung mancung tetapi dia tidak mirip orang Arab melainkan mirip dengan orang Israil.
Kesembilan : Berwajah bagaikan bintang timur, dari Hudzaifah berkata : Rasulullah bersabda :
“Al-Mahdi itu adalah seorang laki-laki dari anak (keturunan)ku yang wajahnya seperti bintang bercahaya”.
Dalam hadits yang lain juga disampaikan hal yang senada dengan itu, Rasulullah bersabda :
“Seakan-akan dia seperti bintang bercahaya”.
Wajahnya tidak lebih dari sebuah titik terang dilautan kegelapan. Berbeda dengan wajah Rasulullah yang diumpamakan bulan purnama. Sinar bulan ini akan menerangi bumi yang gelap. Sedangkan wajah Imam Al-Mahdi menunjukkan suatu kesedihan yang memikirkan kaum muslimin pada akhir jaman ditimpa berbagai malapetaka dan ujian. Al-Mahdi akan terlihat murung yang lebih banyak dibandingkan keceriaan.
Kesepuluh : di pipi kanan terdapat tahi lalat, dari Huzhaifah berkata : Rasulullah bersabda :
“Al-Mahdi itu adalah laki-laki……pada pipi sebelah kanan ada tahi lalat….”
Tanda itu akan mudah dijumpai bila seseorang menatap wajahnya. Hal yang demikian juga dijumpai pada saat khalifah Umar berkuasa, dia bermimpi mempunyai keturunan yang wajahnya terdapat luka dan bernama Umar. Mimpi Umar ini diingat oleh anak-anaknya, sewaktu cucunya yang bernama Bilal mengalami musibah mereka mengira hal ini sesuai dengan harapan. Namun berita yang sesuai dengan namanya selang puluhan tahun setelah wafatnya Umar lahir seorang bayi yang bernama Umar bin Abdul Aziz. Ketika bermain di kandang kuda, Umar yang masih kecil mengalami musibah dan wajahnya luka. Ayahnya yang pertama kuatir berubah ceria dan berkata :
“Jika ada luka di wajah, maka engkaulah orangnya”
Akhirnya Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah yang sesuai dengan mimpi Umar. Dia memerintah dengan adil terhadap rakyatnya selama dua tahun. Dan salah satu ciri dari Al-Mahdi terdapat tahi lalat di pipi kanannya.
Kesebelas, berambut kemerahan disebutkan bahwa
“dia mempunyai rambut berwarna kemerahan”
Rasulullah berambut hitam dan rapi, suatu hari bertemu dengan seorang pemuda berambut panjang tanpa disisir dan kelihatan acak-acakan. Nabi menunjukkan sikap yang tidak suka, dengan muka yang masam. Pemuda inipun merapikan rambutnya setelah di rumah. Ketika bertemu dengan Nabi lagi beliau memberikan senyum kepadanya. Al-Mahdi rambutnya merah sepadan dengan Nabi Isa.
Kedua belas, mempunyai tanduk yang tersembunyi dijelaskan bahwa
“dia mempunyai dua tanduk yang dijaga rahasia”
Iskandar Zulkarnain seorang raja yang besar dinama dia mempunyai sepasang tanduk di kepalanya. sehabis berburu dia menyingkir dari pasukannya dan membuka mahkotanya. Ternyata ada seseorang yang melihatnya, maka raja tersebut memanggilnya. Setelah orang itu menghadap, Zulkarnain memerintahkan agar orang tersebut menyembunyikan apa yang baru saja dilihatnya. Dia berjanji tidak akan menyampaikan kepada orang lain tentang apa yang dilihatnya.
Namum perasaannya resah, dia ingin memuntahkan keinginan untuk mengatakannya. Tetapi dia ingat janjinya, suatu hari di tempat yang sepi dia berteriak :
“Raja Iskandar Zulkarnain punya tanduk”
Kebetulan ada burung beo, di dekatnya dan burung ini menirukan kembali apa yang dikatakannya. Sehingga rakyatnya mengetahui bahwa rajanya mempunyai tanduk. Bagaimana dengan Al-Mahdi yang mempunyai tanduk tersembunyi, kemungkinan kepalanya tidak seperti manusia pada umumnya melainkan berbentuk layaknya hewan gembala yang masih muda dan belum bertanduk. Kira-kira kepala belakangnya menonjol kekiri dan kekanan. Atau ada sesuatu yang menutupi kepalanya sebagaimana sabda rasul yang disampaikan Ibnu Umar :
“Al-Mahdi akan muncul dan memakai sorban di kepalanya”
Apakah dia mempunyai tanduk yang tersembunyi itu dikaitkan dengan bersorban, atau masing-masing berdiri sendiri sebagai tersendiri yang jelas salah satu akan menunjukkan kebenaran.
Ketiga belas, menyampaikan nasihat disebutkan bahwa
“dia menyampaikan berbagai nasehat dan ….. “
Nabi pernah mengatakan bahwa ulama adalah pewaris para Nabi. Sedangkan Nabi sendiri memberikan nasihat kepada umatnya. Sebagai penerus Nabi, tugas ulama juga menyampaikan nasihat-nasihat yang berguna di masyarakat. Dan Rasul menekankan agar tidak bosan memberikan nasihat meskipun para pendengarnya telah jemu. Tampak disini Al-Mahdi merupakan seorang ulama atau ahli dalam agama.
Keempat belas, mengeluarkan gagasan, diterangkan bahwa
“dia menyampaikan berbagai ….. dan pemikiran”
Berbicara suatu yang lumrah dalam keseharian, tetapi berbicara untuk menyelesaikan suatu masalah itu suatu yang lain. Mengeluarkan gagasan diperlukan guna menjawab suatu permasalahan meskipun terkadang gagasan itu tidak digunakan. Ketika perang Badar usai kaum muslimin memperoleh kemenangan dan mendapat banyak tawanan. Rasul meminta pendapat para sahabat mengani hal ini. Abu Bakar berpendapat agar mereka itu diampuni dan dibebaskan dengan tebusan. Apalagi tawanan itu merupakan karib kerabat sendiri. namun Umar berpendapat :
“Ya Rasulullah, mereka adalah pemimpin kaum kafir, andaikata orang itu dibunuh maka Allah akan memenangkan Islam dengannya”
Rasulullah lebih memilih pendapat Abu Bakar yang lebih santun. Demikian halnya Al-Mahdi dia adalah seorang pemikir yang ulung dan gagasannya akan banyak diminati sewaktu dia memerintah. Al-Qur’an menjelaskan salah satu kejadian pada hari akhir :
“ Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”. (26:82)
Sejenis binatang melata yang dimaksud disini diantaranya adalah manusia. Orang ini akan menyampaikan ayat-ayat Allah yang dapat bermakna Al-Qur’an dan dapat juga alam semesta. Al-Mahdi ketika menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an maka dia sedang memberikan nasihat. Sedang sewaktu dia menjelaskan alam semesta ciptaan Allah, dia bertindak sebagai pemikir atau menyampaikan gagasannya.
Kelima belas, berpakaian rangkap seperti bangsawan Israil dengan pakaian didalamnya berwarna putih. Dari Abu Umamah bahwa Rasulullah bersabda:
“Imam Mahdi mengenakan baju berlapis dua yang sangat putih”
Tanda ini akan mudah dikenali apabila sedang berada di negara Iran. Para ulamanya berpakaian rangkap dimana pakaian di dalamnya berwarna putih dan pakaian luarnya berupa mantel berwarna hitam. Pakaian yang semacam inilah yang dipakai oleh Imam Al-Mahdi.
Keenam belas, menguasai tiga kitab dijelaskan bahwa
“dia mengeathui tiga kitab”
Jika Imam Syafii hafal Al-Qur’an sewaktu kecil dan hapal beberapa kitab yang lain, maka Al-Mahdi menguasai tiga kitab untuk kepentingan umat Islam.
Ketujuh belas, kebiasaan memukul pada paha kirinya dengan tangan kanan apabila kesulitan berbicara. Abu Thufail menyebutkan
“memukul paha kirinya dengan tangan kanannya bila kesulitan berkata-kata”
Ini merupakan salah satu tanda terpenting selain keturunan Rasulullah, berdahi lebar, berhidung mancung serta mempunyai nama Muhammad. Ketika dia merasakan akan sulitnya berbicara, Al-Mahdi memukul paha kirinya dengan tangan kanannya. Setelah itu keluar kalimat-kalimat baik dari mulutnya.
Kedelapan belas, berkaki ramping dijelaskan bahwa:
“jari-jari kakinya ramping”
Bangsa Afrika ada yang menganggap bahwa Al-Mahdi berasal dari benua Afrika. Mereka berkeyakinan Al-Mahdi yang akan muncul dari bangsanya yang menetap di wilayah Arab. Disamping berkaki ramping sebagai ciri yang nyata, juga dapat diartikan sebagai suatu kemiskinan yang sesuai dengan bangsa Afrika.
Mereka beranggapan Al-Mahdi seorang yang miskin mengingat belum pernah berhaji kecuali saat dia akan dibai’at. Andaikata dia kaya, pasti telah berhaji tanpa harus menunggu umurnya mendekati 40 tahun.
Kesembilan belas, terdapat tanda pada pahanya disebutkan bahwa
“dipahanya ada tanda”
Tanda pada tubuh diantaranya telapak tangan terdapat tanda putih seperti yang dimiliki Uwais Al-Qarni. Rasulullah memiliki tanda kenabian dibelakang punggung berupa segumpal daging berwarna kemerahan. Hal ini pernah terungkap ketika Salman Al-Farisi sedang mencari seorang yang mengaku sebagai Nabi. Dia diberi petunjuk oleh gurunya salah satu diantaranya terdapat tanda kenabian di belakang punggungnya.
Setelah dia menemukan dua tanda kenabian, menolak makanan dari sedekah dan menerima makanan dari hadiah. Salman berusaha untuk dibelakang Nabi, ketika pakaian belakang Nabi sedikit terangkat tampak oleh Salman tanda kenabian tersebut yang berupa segumpal daging kemerahan. Dia langsung memeluk Nabi untuk meluapkan rasa kegembiraannya. Nabi Uzair juga memiliki tanda di tubuhnya. Setelah dibangunkan seratus tahun, kaumnya ragu-ragu menerimanya. Putranya mencoba meyakinkan bahwa dia itu ayahnya, karena memiliki tanda yang hanya keluarganya yang tahu. Akhirnya mereka yakin bahwa dia adalah Nabi Uzair yang telah hilang selama seratus tahun. Demikian pula dengan Al-Mahdi pada pahanya terdapat suatu tanda dari kelahirannya sebagaimana dimiliki Uwais, Uzair dan Rasulullah.
Kedua puluh : bergelar Abu Abdillah, hadits dari Hudzaifah dijelaskan:
“dia bergelar Abu Abdillah”
Dari peristiwa isra’ m’iraj sahabat Abu Bakar mendapat gelar Ash-Shidiq yang berarti membenarkan peristiwa tersebut meskipun yang lain ragu-ragu bahkan ada yang tidak percaya. Umar mendapat gelar Al-Faruq karena sikap yang tegas dalam membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Usman digelari Dzun nurain disebabkan menikahi dua putri Nabi. Sedangkan Al-Mahdi bergelar Abu Abdillah yang berarti bapak dari hamba Allah. Menurut kebiasaan hamba Allah merupakan sebutan orang yang tidak diketahui. Ada kemungkinannya Abu Abdillah merupakan gelar karena Al-Mahdi menjadi ayah bagi anak-anak yang tidak diketahui asal-usulnya.
Kedua puluh satu, seorang yang pendiam dijelaskan bahwa
“sesungguhnya Al-Mahdi tidak pernah berbicara kecuali apabila diajak berbicara”
Rasulullah bukanlah seorang yang banyak bicaranya, melainkan apa yang telah diperbuatnya itulah yang disampaikan. Jika seorang mampu menghitung antara perbuatan dan perkataan Rasulullah, maka jumlah perbuatannya jauh lebih banyak dari pada ucapannya. Sahabat yang mempunyai sikap yang demikian diantaranya Muadz bin Jabal. Di tempat-tempat pertemuan dia cenderung pendiam, dan jarang berbicara kecuali apabila ada yang bertanya. Pembicaraannya yang terkenal ketika dia ditugaskan ke Yaman.
Kedua puluh dua, panggilannya Qais, dari Ka’ab Akhbar menyatakan telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah bersabda:
“Qais merupakan penunggang kuda yang gagah perkasa di Hari Bencana”
Sahabat Abu Bakar sebelum masuk Islam biasa dipanggil Atiq. Dalam suatu pertemuan yang menjadi peristiwa yang luar biasa dimana belum ada kaum Quraisy yang mengikuti ajaran Rasul, Abu Bakar mengetuk pintu rumah Muhammad yang baru saja diangkat menjadi Rasul. Dengan wajah yang berseri – seri, Rasulullah berkata kepada istrinya :
“Dia ‘Atiq, wahai Khadijah”
Setelah terlibat pembicaraan dengan Rasulullah, maka dia memegang kedua tangan Nabi seraya berkata :
“Saya bersaksi bahwa engkau seorang yang benar dan terpercaya, Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah”.
Itulah kata-kata yang bersejarah, yang mana pada waktu itu belum ada orang yang dengan tegas menyatakan ke Islamannya.
Kedua puluh tiga, perawakannya tidak seperti Rasulullah dalam hadits dijelaskan:
“akhlaknya mirip Rasulullah tetapi perawakannya tidak mirip”
Untuk mengetahui bentuk tubuhnya, pertama kita harus tahu bentuk tubuh Nabi, kemudian diingkarinya akan di dapatkan perawakan Imam Al-Mahdi.
Perawakan dari Rasulullah diantaranya dadanya bidang, telapak tanganya besar dan kuat, jika berjalan tegap bagaikan seorang turun dari tempat tinggi. Wajahnya bagaikan bulan purnama. Berjalan dengan orang lain, beliau tampak lebih tinggi. Imam Al-Mahdi tidak mempunyai ciri perawakan seperti ini.

Perhitungan Waktunya
Dua tanda yang terkenal sebelum kemunculan Imam Al-Mahdi adalah munculnya bintang berekor dan kekalahan Negara Iraq untuk kedua kalinya. Tanda ini telah disepakati sebagai perhitungan awal kedatangannya. Meskipun terdapat beberapa tanda yang lain, tetapi kedua tanda ini sangat kuat untuk dijadikan pertanda kehadiran Imam Al-Mahdi.
Munculnya bintang berekor telah di sebutkan dalam hadits dan pemikir muslim menjadikan komet Halley sebagai bintang berekor sebagaimana yang di maksud dalam sabda Rasul. Memang bintang berekor ini muncul dari arah timur akan tetapi pergerakan bintang ini sangat lambat dan kelihatan tetap dari hari ke hari. Mereka menjadikan bintang sebagai hal yang di sabdakan Rasul, karena keterkenalannya bintang berekor ini dari abad ke abad. Ada kelemahannya jika komet Halley yang dimaksud dalam hadits, dimana pada kemunculannya komet ini pada tahun 1986 cahayanya sangat lemah. dan untuk melihatnya di perlukan alat bantu sehingga komet ini dapat disaksikan.
Sebuah bintang berekor yang menakjubkan dan keseluruhannya seperti yang disabdakan Rasul terjadi sepuluh tahun kemudian. Pada tahun 1996 muncul sebuah komet yang ditemukan oleh orang Jepang dan diberi nama Hyakutake. Komet ini memang baru kemunculannya, karena itu sedikit keterangan yang didapatkannya. Sebagaimana dalam hadits bintang berekor ini sangat terang cahayanya, maka komet Hyakutake muncul bagaikan sebuah obor di langit. Cahayanya sangat terang dan dapat langsung dilihat tanpa alat bantu. Komet ini muncul dari arah timur dan menghilang di sebelah barat seperti yang disampaikan oleh Rasul. Komet ini muncul hanya beberapa hari saja dan penampakannya di langit sungguh mengagumkan. Kemudian beberapa selang setelah itu muncul lagi komet Hale Bopp dan komet yang menabrak planet Jupiter atau komet Shoemaker Levy 9.
Negara Iraq mengalami dua kali kekalahan perang, dimana musuhnya yang menyerangnya memiliki pertalian darah yang kuat. Pada tahun 1991 terjadi peperangan antara Iraq dengan pasukan multinasional. Peperangan ini dikarenakan pencaplokan Negara Kuwait oleh Iraq. Musuh yang menyerang Iraq diotaki oleh George Bush yang melahirkan anak dengan sifat yang sama dengan ayahnya. Pada peperangan ini Iraq mengalami kekalahan akan tetapi musuh belum memasuki negaranya.
Ketika putra dari George Bush memimpin, keinginan untuk menyerang Iraq muncul kembali. Peperangan ini di kaitkan dengan adanya dugaan bahwa Iraq memiliki senjata pemusnah massal. Pada tahun 2003 terjadilah perang Iraq dengan pasukan sekutu dan berakhir dengan kekalahan Iraq untuk kedua kalinya. Dalam peperangan ini musuh berhasil menduduki Negara Iraq.
Tanda lain kemunculan Al-Mahdi adalah diduduki negaranya Afghanistan. Sebelumnya pemikir muslim berpendapat bahwa penyerbuan pasukan Rusia ke Afghanistan inilah tanda kedatangan Al-Mahdi. Jika disimak lebih dalam lagi ada sesuatu yang kurang apabila menjadikan penyerbuan Rusia ini sebagai tandanya, karena dalam riwayat tersebut menyebutkan adanya harta Allah dibawahnya yang berupa minyak bumi. Tanda yang sesuai dengan hal ini terjadi pada tahun 2001 dimana Amerika menduduki Afganistan. Pendudukan Negara ini dikarenakan salah satunya adalah menguasai minyak buminya. Dan banyak unjuk rasa menentang peperangan yang hanya memperebutkan minyak bumi.
Dua gerhana dalam bulan Ramadhan yang dijadikan sebagai tanda kemunculan Imam Al-Mahdi oleh pemikir Islam terjadi pada tahun 1981 dan 1982 karena terjadi dua kali berturut-turut. Hal ini juga pernah terjadi pada masa Mirza Ghulam Ahmad mendakwahkan dirinya adalah Al-Mahdi. Tetapi ada dua gerhana dalam bulan Ramadhan yang terjadi berulang tiga kali berturut-turut pada tahun 2003, 2004 dan 2005. Menurut perhitungan kejadiannya ini belum pernah terjadi sejak manusia pertama diciptakan. Mengingat gerhana yang semacam ini terjadi tiga kali berurutan, maka besar kemungkinannya kemunculan Imam Al-Mahdi tidak lama lagi. Gerhana terakhir terjadi pada tanggal 3 Oktober 2005 dan dapat disaksikan pada wilayah Afrika Utara sampai Spanyol. Sedang gerhana bulannya terjadi dipertengahan Ramadhan 17 Oktober 2005 dan dapat di lihat oleh mereka di Asia Tenggara, Australia, dan Amerika.
Sebuah citra matahari yang menunjukkan adanya ledakan besar pada piringan matahari yang diambil pada tahun 1996 sebagai tanda kemunculan Imam Al-Mahdi. Pendapat mengacu pada tanda yang muncul dari matahari sebagai bagian alamat kedatangan Al-Mahdi. Tetapi ada tanda yang muncul dari matahari dan dapat disaksikan oleh sebagian penduduk bumi secara langsung yaitu adanya gerhana planet. Gerhana ini sangat langka, saat itu ada sebuah titik hitam yang bergerak di bulatan matahari. Ini suatu pemandangan yang menakjubkan bagaimana seekor semut hitam yang berjalan diatas piring putih.
Bersamaan dengan gerhana planet ini, pagi harinya akan terlihat sebuah bintang yang terang sebesar kepalan anak kecil. Tanda ini mengingatkan akan lahirnya Nabi Isa atau Muhammad. Dimana saat itu terjadi sebuah bintang yang terang sekali. Ini memungkinkan akan munculnya Imam Al-Mahdi yang ditunggu-tunggu.
Tanda lain yang diyakini sebagai kemunculan Al-Mahdi adalah wafatnya khalifah Arab Saudi. Sebelum raja Fahd wafat, pemimpin Palestina meninggal pada akhir tahun 2004 yang memimpikan kebebasan bangsanya dari pengaruh Israel. Raja Fahd wafat pada pertengahan tahun 2005 dan pada awal 2006 Emir Kuwait meninggal dunia. Sebuah peristiwa yang aneh, tiga pemimpin meninggal secara berurutan. Dan ketiga Negara tersebut terletak berdekatan dengan Negara Iraq. Hal ini mengingatkan perjalanan Salman Al-Farisi mencari Rasulullah. Dia belajar pada seorang rohaniawan di Mousul, setelah gurunya meninggal dia belajar ke Nashibain. Gurunya meninggal maka dia melanjutkan ke Amuriah. Sebelum gurunya meninggal dia berpesan :
“Tiba saatnya seorang Rasul akan muncul”
Dan guru berpesan untuk menemuinya, peristiwa ini ada kemiripan dengan wafatnya pemimpin Palestina, Arab Saudi dan Kuwait. Raja Fahd wafat dalam usia 84 tahun dan semasa hidupnya disegani oleh dunia barat.

Urutan Peristiswa
Andaikata peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kemunculan Imam Al-Mahdi dan sesuai dengan hadits atau bebas dari keturunan Rasulullah di urutkan akan menjadi :
1991: terjadi kebakaran atau kobaran api besar di Kuwait
1996 : muncul sebuah komet yang terang dari timur
2001 : Afghanistan diduduki oleh Amerika untuk mengusai minyak bumi
2003 : Iraq kalah dalam perang yang kedua kali serta berhasil diduduki oleh musuh
2003 : terjadi gerhana dua kali dalam Ramadhan dan terjadi tiga kali berurutan pada tahun 2003, 2004 dan 2005.
2004 : ada tanda di matahari berupa titik hitam dari sebuah planet dan dinamakan gerhana planet
2005 : Raja Fahd wafat, sebelumnya tahun 2004 pemimpin Palestina wafat dan sesudahnya pada tahun 2006 Emir Kuwait juga wafat.

Dari kejadian-kejadian diatas menunjukkan kedatangan Imam Al-Mahdi semakin dekat. Dimana kedatangannya ditandai adanya suara dari langit yang dapat di dengar oleh seluruh manusia.
Apabila disimak dari kemunculan mujaddid tiap abadnya, maka datangnya Imam Al-Mahdi setelah tahun 1400 Hijriyah. Sedang kita sekarang berada pada tahun 1427 yang berarti masih ada 73 tahun waktu untuk menantinya.
Waktu dapat dipersempit dengan berita bahwa Al-Mahdi muncul kurang dari dua puluh tahun dari keluarnya bintang berekor. Kemunculan binang berekor tahun 1996 maka paling lama Al-Mahdi muncul pada tahun 2016 atau masih ada waktu sepuluh tahun lagi. Dan dari Abu Hurairah menyebutkan dalam tahun Hijriyah seribu empat ratus dan hitungan dua atau tiga Al-Mahdi akan datang. Al-Mahdi muncul antara 1420 sampai 1430 Hijriyah, ini berarti Al-Mahdi muncul paling akhir tahun 1430 Hijriyah atau sekitar empat tahun lagi dari sekarang. Andaikata benar perhitungan diatas maka Irak akan kembali ke pangkuan Islam sekitar tahuin 2010.











BAB VI
PERISTIWA MENGGEMPARKAN

Inilah saat-saat yang mendebarkan sekaligus mengembirakan setelah tanda-tanda alam berlalu. Dimana akan muncul benda yang baru dan dapat diketahui oleh manusia keseluruhannya. Tanda ini berupa suara dari langit yang terjadi setelah nafsu zakiyyah terbunuh. Dengan kemunculan tanda ini tidak lama lagi Imam Al-Mahdi menjadi pemimpin yang membebaskan negara-negara yang tertindas.
Peristiwa ini mengingatkan kejadian pada Bani Israil yang berusaha membebaskan negaranya dari cengkramanan musuh. Mereka menginginkan seorang pemimpin yang tangguh untuk menghadapi masalah ini. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa yaitu ketika mereka berkata kepada seseorang Nabi mereka.”Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab : "Mungkin sekali jika kamu nanti di wajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". Mereka menjawab : "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami ?” ( 2 : 246).
Tampak sekali mereka yang tertindas membutuhkan seorang pemimpin yang menyatukan kaumnya untuk mengusir musuhnya. Dan kedatangannya atau lahirnya seorang pemimpin dengan disertai suatu peristiwa.
Dan Nabi mereka menyatakan kepada mereka : “Sesungguhnya tanda dia akan menjadi raja ialah kembalinya tabut ke padamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh malaikat. (2:248).
Demikian pula dengan kedatangan Al-Mahdi, dengan berlalunya gempa atau badai yang dahsyat dan kehidupan menjadi seperti sebelumnya akan muncul suara dari langit yang di dahului dengan terbunuhnya nafsu Zakiyyah.

Nafsu Zakiyyah
Awal kedatangan Imam Al-Mahdi setelah nafsu Zakiyyah yang terbunuh. Sebagaimana yang disampaikan seorang sahabat Ammar bin Yasir.
"Apabila nafsu Zakiyyah terbunuh dan seruan dari langit dengan menyatakan : "Penguasa kalian adalah si fulan dan bertindak dengan keadilan. "
Demikian juga ketika Ibnu Qais bertanya pada seorang tentang Al-Mahdi. Dia menjawab :
"Saya percaya, salah seorang sahabat Nabi memberi tahu bahwa Al-Mahdi tidak akan muncul sehingga suatu ketika nafsu Zakiyyah terbunuh.”
Nafsu menurut asal usulnya mengandung makna penipuan dan sekarang diartikan gairah duniawi. Menurut ahli tawasuf nafsu dibagi menjadi delapan golongan mulai dari nafsu yang rendah hingga nafsu yang mulia.
An-nafsu la’ammarat bissui, nafsu yang cenderung untuk berbuat ke burukan. Nafsu yang demikian dinyatakan dalam Al-Qur’an.
"Dan aku (Yusuf) tidak melepaskan diri dari tanggung jawab (atas kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh (cenderung) kepada keburukan.” (12:53)
Nafsu ini belum dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dan agar tidak diikuti karena menyebabkan kesesatan.
Nafsu lawwamah, nafsu yang insyaf setelah melakukan pelanggaran. Dalam Al-Qur’an dijelaskan : (surat Al Qiyamah):
"Aku (Allah) bersumpah dengan hari kiamat dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) ".
Nafsu al–musawwalah nafsu yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Al-Qur’an menerangkan bahwa Allah melarang manusia untuk mencampuradukan yang hak dan yang batil (2:42). Dengan tidak dicampurkannya antara yang hak dan yang batil akan terlihat perbedaan antara kebenaran kebatilan. Nafsu al-mutma’innah, nafsu yang mendapat bimbingan yang baik. Nafsu ini digambarkan dalam Al-Qur’an.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (7:28).
Nafsu mulhamah, nafsu yang memperoleh ilham dari Allah dan Al-Qur’an menjelaskan. (Asy Syam : 7 – 10)
"Dan jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah meng-ilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Nafsu radiyah, nafsu yang rida kepada Allah dan nafsu muncul bentuk tindakan seperti mensyukuri nikmat Allah. Dan Al-Qur’an menjelaskan Allah akan menjanjikan tambahan nikmat bagi mereka yang bersyukur kepada-Nya dan sebaliknya akan diazab apabila tidak mensyukurinya.
Nafsu mardiyah, nafsu yang mencapai rida Allah. Nafsu radiyah dan mardiyah oleh para sufi di dasarkan firman Allah (Al-Fajr : 27-28)
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang paus lagi diridai-Nya”.
Nafsu Kamilah, nafsu yang sempurna. Pengalaman ruhani al-Hallaj dan Abu Yazid al-Bustami menuju pada nafsu kamilah.
Dari kedelapan nafsu itu belum ada suatu petunjuk yang mengarah pada nafsu zakiyyah kecuali hanya di reka saja. Dan tidak ada kitab yang menjelaskan tentang nafsu zakiyyah dan ini suatu misteri tersendiri.
Menurut kata dasarnya zakiyyah berasal dari kata zaka yang berarti berkembang, tumbuh, bertambah dan suci. Seorang yang zaka berarti seorang yang suci. Dari perkiraan ini akan diketahui setelah nafsu zakiyyah itu telah di tebasnya. Dan sekarang hanya bisa mengira saja kejadiannya, nafsu apa yang berkembang tumbuh, atau suci yang akan di tebangnya hingga hilang.
Apakah kejadian terbunuhnya nafsu zakiyyah ada kemiripan dengan peristiwa katika Muhammad diasuh oleh Halimah dan tinggal di daerah gurun yang jauh dari keramaian. Pada tempat ini Muhammad diajari oleh alam dan adat istiadat yang masih murni sehingga cara berbicaranya sangat fasih. Suatu hari saudara sepesusuannya berlari menghampiri ibunya.
“Ibu ada orang yang berpakaian putih-putih membawa Muhammad”
Halimahpun tergopoh-gopoh mendatangi Muhammad, dilihatnya wajah Muhammad yang pucat dan bertanya:
“Apa yang sedang terjadi, putraku?”
“Ada dua orang yang berpakaian putih datang kepadaku, dan merebahkanku. Kemudian keduanya membedah dadaku serta mengeluarkan sesuatu dari dadaku”
Setelah mendengar penuturan anak asuhnya itu. Halimah membawanya kerumah. Kuatir akan terjadi sesuatu dengan Muhammad, Halimah akhirnya berusaha menjaga keselamatan Muhammad. Apakah peristiwa ini ada kaitannya dengan terbunuhnya nafu zakiyyah?

Malam Menakjubkan

Setelah terbunuhnya nafsu zakiyyah, waktu menjadi semakin sempit. Kedatangannya semakin dekat, kejadian ini terjadi pada malam hari. Sebagaimana yang diriwayatkan Ali bin Abi Thalib, bahwa Nabi SAW bersabda :
“Mahdi yang dijanjikan datang dari keluargaku. Allah akan memunculkan dalam waktu satu malam”.
Kejadian ini muncul dengan tiba-tiba tanpa disadari oleh orang lain dan waktunya sangat singkat sekali. Imam Rida berkata :
“Waktu kemunculannya tidak dapat ditentukan, tetapi sebagaimana yang diriwayatkan dari ayah kakekku bahwa dia akan muncul secara tiba-tiba bagaikan kedipan mata”.
Peristiwa yang terjadi pada malam hari dapat dibandingkan dengan isra’ Nabi. bagaimana peritiwa isra’ itu bermula, dapat dipahami dari pemboikotan terhadap kaum muslimin dan keluarga Nabi. Cara ini digunakan untuk melumpuhkan kekuatan Islam yang masih baru itu. Pemutusan hubungan ini meliputi pemutusan hubungan pernikahan, jual beli, ziarah, dan segala bentuk yang ada hubungan dengan kaum muslimin.
Dengan adanya pemboikotan ini, kaum muslimin menyingkir ke luar kota untuk menyelamatkan diri. Selama tiga tahun mereka merasakan kepahitan dan kegetiran akibat pemboikotan ini. Dan berakhir setelah beberapa pemuka Quraisy membatalkan pemboikotan ini. Kemudian muncul dua musibah yaitu meninggalnya paman dan istri Nabi. Kedua orang ini sangat gigih membela Nabi. Paman membantu Nabi melalui garis keturunan yang mulia. Sehingga orang-orang Quraisy segan untuk melakukan penganiayaan terhadap Nabi. Sedang isteri membantu dalam hal dana atau pembiayaan bagi kepentingan dakwah Nabi. Kejadian ini ditulis dalam sejarah sebagai tahun duka cita.
Disaat Nabi mengalami ujian yang berat, maka Nabi diperjalankan pada waktu malam dari Mekah menuju Baitul Maqdis di Palestina. Perjalanan yang jauh ini ditempuh dalam waktu satu malam saja. Demikian pula halnya dengan Imam Al-Mahdi dimana hati orang-orang mui’min letih untuk menunggunya dan kezaliman semakin merajalela, maka Allah mendatangkannya pada suatu malam. Kejadian ini amat cepat dan tidak disangka-sangka oleh umat manusia. Dengan kehadirannya maka babak baru untuk keadilan segera dimulai.

Pembaiatan
Sebelum mengisahkan bagaimana Imam Al-Mahdi dibaiat oleh kaum muslimin menjadi pemimpin, akan dikisahkan terlebih dahulu pembaiatan di jaman Rasulullah. Dimana waktu itu Rasulullah mengalami ujian yang berat dan siksaan terhadap kaum muslimin menjadi sangat keras, muncul dari arah yang tidak disangka-sangka suatu kaum yang akan menjadi penolong.
Disaat kegelapan menyelimuti kota Mekah muncul fajar dari arah Medinah. Sewaktu masih kanak-kanak Muhammad pernah mengunjungi kota ini. Dia bersama ibunya mengunjungi makam ayahnya yang dikuburkan disana. Dan keluarga dari ibunya juga dari kota Medinah.
Cuaca di kota Medinah lebih sejuk dibandingkan dengan kota Mekah. Banyak pohon yang rimbun dan penduduknya bercocok tanam. Suku di kota ini terdiri dari suku Aus dan Khazraj serta sedikit orang yahudi. Kedua suku ini sering terjadi perselisihan hingga peperangan. Kemenangan dan kekalahan silih berganti diantara kedua suku tersebut. Orang-orang Yahudi berusaha agar keduanya terlibat dalam pertikaian.
Namun dari jasa orang Yahudi yang licik inilah kedua suku tersebut mengetahui adanya kemunculan seorang Nabi. Mereka orang Yahudi mencaci maki orang Arab yang menyembah berhala. Dan mengatakan akan datang seorang Nabi yang memimpin pengikutnya untuk menghancurkan berhala. Perkataan ini diulang-ulang sehingga tadinya orang Arab yang tidak tahu menahu soal kenabian akhirnya mengetahui akan muncul seorang Nabi besar. Tetapi orang-orang Yahudi beranggapan bahwa Nabi ini berasal dari kaumnya, sedangkan kenyataannya nabi besar ini dari golongan orang Arab.
Peperangan yang berkepanjangan ini tidak berakhir, maka kedua suku ini meminta bantuan dari Mekah. Ketika musim haji tiba, datanglah dari penjuru jazirah Arab ke kota Mekah. Diantara para peziarah terdapat suku dari kota Medinah. Mereka mencoba meminta bantuan orang Quraisy Mekah. Disitu mereka juga bertemu dengan Rasulullah, kemudian mendengar apa yang didakwahkan oleh Nabi. Seorang diantaranya berkata :
“Apa yang disampaikannya lebih baik dari pada yang sedang kita kerjakan saat ini”
Kemudian dia masuk Islam sementara yang lainnya masih sibuk untuk mencari bantuan. Meskipun apa yang disampaikannya begitu menarik hati, mereka berusaha tidak melibatkan pada sesuatu yang baru dan tidak ingin pulang dengan tangan hampa. Setelah selesainya acara ritual di Mekah, mereka kembali ke Medinah. Dan dari mereka ini tersiar adanya Nabi baru diantara penduduk Medinah. Orang-orang Medinah berusaha mendengar dan mencocokkan dengan apa yang disampaikan orang-orang Yahudi. Berita ini disambut gembira oleh suku Aus dan Khazraj, mereka kuatir kalau didahului orang Yahudi.
Tahun berikutnya datanglah utusan dari Medinah sebanyak dua belas orang dan seorang wanita. Mereka menemui Rasulullah di Aqabah dengan rahasia. Seorang mengatakan :
“Allah telah mempersatukan kami melalui dirimu, karena itu tidak ada yang kami cintai di muka bumi ini selain dirimu. “
Mereka bersumpah dengan Nabi dinamakan dengan Baiat Aqabah pertama. Dalam sumpah setia ini mereka di larang menyembah Tuhan selain Allah, tidak akan mencuri, tidak berzina, tidak berdusta, tidak membunuh anak-anaknya sendiri dan tidak mendurhakai Nabi. Sesudah musim haji berakhir, Nabi mengirim seorang sahabatnya untuk mengajarkan Islam di Medinah. Sesampainya di Medinah, agama Islam diterima dengan baik oleh warga Medinah dan hanya sedikit yang tidak menerimanya.
Pada musim haji tahun berikutnya, berangkatlah serombongan kaum muslimin dari Medinah yang berjumlah 72 orang. Mereka mengundang Rasulullah di Aqabah dengan rahasia pada waktu tengah malam. Mereka mendaki gunung dan menunggu kedatangan Nabi. Muhammad datang dengan disertai pamannya Abbas. Pamannya berkata :
“Jika kalian merasa mampu memenuhi apa yang diserunya dan dapat melindungi dari orang yang mengancam maka lakukanlah”
Dan orang-orang dari Medinah menjawab:
“Ya Rasulullah, kami dengar perkataanmu”.
Setelah kaum muslimin dari Medinah bersedia untuk melindungi Rasulullah, seorang diantara mereka bertanya :
“Apakah Allah telah memberikanmu kemenangan, apakah engkau akan kembali kepada kaummu?”
Pertanyaan ini dilontarkan karena kerisauan andaikata nabi memenangkan risalahnya dan kembali kepada suku Quraisy serta meninggalkan penduduk Medinah. Nabi tersenyum mendengarnya dan berkata :
“Darahku adalah darah kalian, aku bagian dari kalian serta kalian adalah bagian dariku”
Tidak lama kemudian mereka mengulurkan tangannya untuk membaiat dan dinamakan Baiat Aqabah kedua dan nabi berkata :
“Pilihlah dua belas dari kalian”
Maka dipilihlah dari suku Khazraj sembilan orang dan dari suku Aus tiga orang. Orang-orang inilah untuk tetap taat dalam keadaan apapun dan tidak takut untuk membela agama Islam.
Ketika Rasulullah melihat perkembangan agama Islam di kota Medinah menandakan harapan yang baik, Nabi mengijinkan para sahabat hijrah ke kota tersebut. Kaum muslimin di kota Medinah menjalankan kewajiban beragama tanpa tekanan dan ini berbeda dengan di kota mekah mereka menyembah Allah dengan bersembunyi-sembunyi dan Rasulullah berkata :
“Sesungguhnya Allah telah menjadikan mereka sebagai saudara-saudaramu dan negeri tersebut adalah tempat yang aman”
Kaum muslimin hijrah dengan sembunyi-sembunyi ada yang berangkat dua atau tiga orang. Hal ini untuk tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang Quraisy. Mereka hijrah sedikit-demi sedikit hingga di Mekah tinggal beberapa orang sahabat Nabi. Sedangkan Rasulullah menunggu wahyu yang memerintahkannya untuk hijrah ke Medinah. Muhammad dengan sabar menunggu perintah, selanjutnya turun ayat-Nya:
“Dan(ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan dengan upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya” (8:30)
Pada saat perintah dari Allah datang, Muhammad menemui sahabatnya Abu Bakar dan mengabarkan akan hijrah ke Medinah. Abu Bakar meminta ijin untuk menemani Nabi dalam perjalanan. Nabi menyetujuinya, lalu Abu Bakar mempersiapkan dua ekor unta. Pada tengah malam, Nabi berhasil meloloskan diri dari dari kepungan orang-orang Quraisy dan menuju ke rumah Abu Bakar. Mereka berdua keluar lewat pintu di belakang rumah.
Putri Abu Bakar bertugas mengantarkan makanan sedangkan putranya mencari berita dari orang-orang Quraisy pada siang hari dan malamnya memberitahukannya kepada keduanya. Dalam perjalanan Nabi bersembunyi dalam goa setelah tiga hari lamanya mereka berdua melanjutkan kembali menuju ke Madinah. Untuk menghindari kejaran kaum Quraisy, keduanya meneruskan perjalanan menyusuri pantai Laut Merah.
Sesudah perjalanan panjang melewati padang pasir, akhirnya Nabi sampai di Quba dan beristirahat selama empat hari. Mulai ketika mendengar berita nabi selamat dari kejaran orang-orang Quraisy, penduduk Medinah menunggu dengan harapan dan rasa kuatir. Setiap hari mereka dengan sabar menanti tamu yang sangat di hormati di pinggir kota. Tiba-tiba seorang berteriak:
“Wahai kalian semua, orang yang kita tunggu telah datang”
Penduduk Medinah berbondong-bondong keluar rumah untuk melihat tamu yang agung tersebut. Mereka sering memperbincangkan namanya tetapi hanya sedikit sekali yang pernah bertemu dengannya. Mereka menyambut Rasulullah, dengan lagu berpuisi:
“Bulan purnama telah muncul di atas kita dari Sanyat Wada kami berterima kasih kepadamu ketika kami di seru kepada Allah wahai engkau yang di utus kepada kami, engkau datang untuk ditaati”
Lagu itu terus dinyanyikan hingga Rasulullah memasuki kota. Semua orang baik kaum muslimin maupun yang bukan ingin melihat seorang yang agung dan bijak datang. Ini merupakan penyambutan yang luar biasa dan tidak pernah terjadi di Mekah sebelumnya.
Lalu bagaimana dengan pembaiatan Imam Al-Mahdi, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat ada dua belas orang dari keturunan keluarga Muhammad yang mula-mula membaiatnya. Andaikata ini terjadi di Mekah maka dua belas orang pemuka merupakan gubernur atau pejabat di Saudi Arabia. Akan tetapi jika terjadi di luar Saudi Arabia atau daerah sebelah timur, maka kedua belas orang ini kemungkinan duta besar Negara Islam
Al-Mahdi pertama kali berada di Medinah pada sekitar makam Rasulullah. Kemudian melanjutkan perjalanannya ke Mekah. Dia menyelinap dikerumunan jama’ah haji, seorang ulama menemuinya. Melihat ciri-ciri yang sesuai dengan tanda Imam Al-Mahdi, ulama ini berteriak:
“Imam Al-Mahdi telah datang”
Jama’ah haji berusaha membawa orang yang disangka Imam Al-Mahdi ke dekat Ka’bah. Lalu dibawanya suatu tempat antara rukun dan maqam dan dengan serempak kaum muslimin yang mengelilingi membaiat kepadanya. Imam Al-Mahdi yang semula enggan di baiat, akhirnya menerimanya karena desakan kaum muslimin. Hal ini dijelaskan dalam suatu hadits dari Qatabah berkata Rasulullah bersabda :
“Al-Mahdi akan muncul dari Medinah menuju ke Mekah. Kemudian dia dikeluarkan oleh orang-orang dari tengah-tengah mereka. lalu mereka membaiatnya diantara rukun dan maqam, sedang dia tidak menyukai hal yang demikian.”
Sifat Al-Mahdi yang tidak suka untuk dibaiat sejalan dengan khalifah-khalifah sebelumnya. Ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat pertama kali menjadi khalifah bertemu dengan salah seorang keluarganya dan berkata :
“Mengapa kepemimpinan ini jatuh ketanganku, padahal aku tidak menyukainya.”
Demikian pula Abu Bakar dia lebih memilih satu diantara dua sahabat Umar atau Abu Ubaidah menjadi pemimpin dari pada dirinya sendiri. Namun kaum muslimin lebih memilih Abu Bakar untuk menjadi pemimpin umat Islam.

Pembebasan Negara Irak
Pada tahun 1970-an banyak beredar buku bergambar di Indonesia. Salah satunya menceritakan tentang Dajjal yang memasuki negara Irak. Disebutkan bahwa negara Irak yang makmur ditandai dengan gedung-gedung bertingkat. Kemudian datanglah Dajjal ke negara ini, tubuhnya digambarkan. dengan raksasa yang berambut keatas dan di dahinya bertuliskan kafir. Mata Dajjal ini buta sebelah serta memiliki kuku-kuku yang tajam. Dia masuk ke Irak dengan menggunakan sihir, sebuah meja yang besar dan kosong disihir sehingga berisi berbagai hidangan yang lezat. Dikatakan bahwa hidangan ini dari surga sehingga orang-orang takjub dan menerima kehadirannya. Lalu muncul seorang pemuda yang bersenjata mengendap-endap mengintai Dajjal. Pada waktu yang tepat dia menembakkan senjatanya ke arah Dajjal dan menyebabkan terjungkal ke tanah.
Lalu bagaimana dengan sekarang, pada tahun 2003 pecah perang Iraq dengan Amerika. Peperangan ini dipicu adanya pemilikan senjata pemusnah massal oleh Irak. Dalam peperangan ini Amerika berhasil menduduki Irak dan menumbangkan kekuasaan Saddam. Dalam beberapa tahun Amerika mencoba memberikan mimpi indah berupa negara yang demokratis. Namun serangan-serangan yang mengarah ke penduduk sipil tidak berhenti. Jumlah korban selama pendudukan sebanyak tiga puluh ribu jiwa, demikian yang disampaikan Presiden George W Bush sewaktu tanya jawab. Hal ini sesuai yang diberitakan bahwa Dajjal yang merupakan kekuatan terbesar di dunia dan bermata buta sebelah yang melambangkan tidak mengakui kebenaran, yang tidak lain negara adidaya Amerika Serikat. Juga sihir yang digunakan untuk meraih simpati berupa gagasan negara demokratis yang pada hakikatnya tidak pernah terjadi yang ada hanyalah pertumpahan darah yang memakan banyak korban jiwa.
Bagaimana jalannya peperangan antara pasukan imam Al-Mahdi dengan pasukan Dajjal di Irak, salah satunya dijelaskan dalam hadits dari Sauban al Baihaqi, berkata: Rasulullah SAW bersabda :
"Apabila kalian melihat dari Khurasan bendera-bendera hitam maka datanglah, karena sesungguhnya dialah Khalifatullah Al-Mahdi"
Pasukan Al-Mahdi datang dari arah timur dan membebaskan negara-negara yang tertindas dari fitnah Dajjal. Gambaran mengenai terbentuknya pasukan Al-Mahdi dapat dilihat bagaimana pertama pasukan kaum muslimin ada pada jaman Rasulullah. Setelah Nabi hijrah ke Medinah, kaum muslimin diijinkan untuk melawan musuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an.
"Telah diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu" (22 : 29)
Ayat ini menerangkan peperangan akan diijinkan apabila mereka diserang terlebih dahulu dan bukannya menyerang kepada daerah yang tenang atau kaum yang tidak memusuhi kaum muslimin. Setelah turunnya ayat diijinkan untuk memerangi orang-orang yang telah mengobarkan perang, kaum muslimin membentuk kelompok-kelompok kecil pasukan untuk menjaga kota Medinah dan mengamati gerak-gerik kaum Quraisy.
Dan pasukan khusus dipimpin oleh Abdullah ibu jahry berangkat dengan membawa surat dari Nabi. Surat hanya boleh dibuka setelah dua hari perjalanan dari Medinah. Ketika surat ini dibuka ada perintah dari Nabi.
"Pergilah ke Nakhla (antara Mekah dan Thaif), amati orang Quraisy disana dan beritahukan kabar dari mereka.
Setibanya di Nakhla, Abdullah mengamati rombongan yang banyak membawa barang orang Quraisy yang dikepalai Amr bin Hadrami, orang ini mengingatkan Abdullah kepada peristiwa penyiksaan, pengusiran dan pengambilan barang secara paksa terhadap kaum muslimin.
Agar rombongan ini tidak terlepas dari pengamatan Abdulah, dia langsung mengadakan serangan meskipun waktu itu berada diantara bulan suci atau bulan berikutnya. Karena dalam bulan suci dilarang melakukan peperangan. Abdullah berhasil membawa dua tawanan ke Medinah. Nabi pun terkejut dengan hal ini dan berkata :
"Saya tidak pernah memerintahkan perang di bulan-bulan suci"
Peperangan ini menimbulkan dendam dari orang-orang Quarisy. Suatu saat Nabi mendengar rombongan Quraisy melewati jalur dekat Medinah, maka kalian bersama kaum muslimin berusaha untuk mengejarnya. Mengingat harta kaum muslimin di kota Mekah dirampas oleh orang Quraisy.
Kaum muslimin membawa senjata seadanya karena buta untuk berperang. Ini dapat dilihat untuk setiap ekor unta dan kuda ditunggangi oleh tiga orang bergantian. Tetapi rombongan ini berhasil meloloskan diri dan seorang diantaranya melepaskannya ke penduduk Mekah. Abu Jalal mengajak orang Quraisy membantu rombongan yang dicegat pasukan Nabi. Dan terbentuklah pasukan sebanyak seribu orang yang bersenjata lengkap dan tidak kurang kendaraannya.
Sesampai di lembah Badar bukannya pasukan muslimin akan berhadapan dengan rombongan yang membawa harta yang banyak melainkan bertemu dengan pasukan Quraisy. Jika dilihat dari jumlah pasukan muslimin sebanyak 313 orang, maka kemungkinan besar pasukan Quraisy yang memenangkan pertempuran ini. Akan tetapi peperangan yang tidak seimbang dimenangkan oleh pasukan muslimin. Jumlah korban di pihak Quraisy sangat besar begitu pula dengan tawanan yang menyerah kepada pasukan muslimin.
Apa kaitannya pasukan muslimin pada waktu perang Badar dengan imam Al-Mahdi? sebagaimana yang diketahui pada saat ini, pasukan Imam Al-Mahdi berjumlah 313 dan dia sebagai panglimanya. Pasukan ini merupakan pasukan yang sangat kecil dari Said bin Musayyab berkata : Rasulullah bersabda ;
"Kemudian (pasukan) kecil berbendera hitam muncul dari sebelah timur".
Imam Al-Mahdi yang jumlah pasukannya hanya berjumlah 313 orang mampu mengalahkan pasukan yang besar. Saat ini banyak orang yang meragukan bagaimana seorang Al-Mahdi dengan mengendarai kuda dan pedang terhunus mampu mengalahkan pasukan Dajjal yang tidak lain Amerika Serikat. Dan juga ada yang menanyakan, apakah dengan jumlah pasukan Al-Mahdi sebanyak 313 akan berhasil menghancurkan pasukan sekutu yang dipimpin oleh Amerika ? Salah pertanyaan dapat dijawab melalui sebuah riwayat yang menyatakan:
“Akan ada penghancuran pasukan besar di tempat terbuka”
Jika dipikir lebih jernih bukankah ini merupakan kekalahan pasukan sekutu di padang pasir nantinya. Sedangkan jumlah pasukan Al-Mahdi sebanyak 313 adalah merupakan pasukan khusus untuk mengingat peperangan Badar. Sebenarnya pasukan Al-Mahdi sangat besar dan apabila dia sampai di Mesir, jumlah pasukannya adalah terbesar sepanjang masa. Dengan demikian pasukan Al-Mahdi sebanyak 313 bukanlah sejumlah keseluruhan pasukan, melainkan pasukan yang benar-benar terpilih dari segi ketaqwaannya atau keislamannya.
Pembebasan yang dilakukan seperti yang pernah Iskandar Dzulkarnain menaklukan bumi. Hal ini disampaikan dalam hadits :
“Al-Mahdi akan memerintah di bumi bagaikan Dzulkarnain dan Sulaiman”
Dengan demikian kemungkinan wilayah Al-Mahdi meliputi Eropa, Afrika Utara dan Asia sebagaimana yang ditaklukkan oleh Iskandar Dzulkarnain.

BAB VII
MENGHIJAUNYA BUMI PERSADA

Bagaimana sebuah mimpi akan menjadi kenyataan, dapat disimak dari kisah penaklukan Mekah. Sebelum hijrah ke Medinah kaum muslimin di Mekah sangat sedikit jumlahnya. Dan kebebasan untuk menjalankan perintah Allah sangat terbatas mereka dilanda ketakutan dan kekuatiran dari ancaman kaum Quraisy. Untuk menjalankan shalat saja mereka harus bersembunyi dari pandangan kaum Quraisy. Tidak sedikit mereka keluar rumah menuju kepada sahabatnya yang muslim agar dapat shalat dengan tenang. Andaikata ada yang beribadah secara Islami kaum Quraisi tidak segan-segan untuk menyiksanya atau mengurung dalam rumah hingga beberapa waktu.
Kesempatan untuk menaklukan kota Mekah diawali dari perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian ini membuka peluang bagi Nabi untuk berdakwah yang lebih luas. Suatu hari Nabi berkata kepada sahabatnya :
“ Datanglah kalian esok pagi menemuiku !”
Pagi-pagi sekali para sahabat sudah berkumpul di Masjid, sebelum Nabi Muhamad memberi tugas kepada salah seorang diantaranya, beliau menasihati
“Allah telah mengutusku sebagai rahmat semesta alam, karena itu janganlah berbuat seperti yang dilakukan utusan-utusan Isa putra Maryam”.
Para sahabat bertanya, “Apa yang mereka lakukan, wahai Rasul ? “
“Dia ditugaskan sebagaimana kalian ditugaskan, tetapi jika ditugaskan ke suatu daerah yang jauh dia enggan dan malas. Dia hanya mau menerima tugas ke daerah yang dekat”.
Selesai memberikan nasihat, Rasulullah berkata kepada para sahabat. Katanya bahwa dia akan mengutus mereka untuk mengantarkan surat kepada pembesar dari negara-negara tetangga. Mereka yang dikirimi surat diantara kaisar Romawi, raja Ethopia, pimpinan Persia. Dalam surat itu Rasulullah mengajak mereka menuju jalan cahaya Islam.
Akibat dari pelanggaran terhadap perjanjian Hudaisiyah yang dilakukan kaum Quraisy, maka Rasulullah menghimpun pasukan untuk menaklukan Mekah. Rasulullah memerintahkan agar pasukannya bergerak menuju ke Mekah dan datang dengan mengejutkan. Hal ini untuk menghindari pertempuran dan menyelesaikan dengan damai.
Rasulullah membagi pasukan ke dalam empat kelompok. Orang Quraisy tidak punya waktu untuk menghadapi pasukan muslimin yang besar dan kota Mekah jatuh ke tangan kaum muslimin tanpa ada perlawanan sama sekali. Patung atau berhala yang biasanya disembah akhirnya dihancurkan. Peristiwa ini sesuai dengan ayat yang berbunyi :
“Telah datang kebenaran dan telah lenyap kebatilan, sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap” (17 : 18)
Orang-orang Quraisy berkerumun dan pasrah dengan apa yang akan diputuskan. Mereka yang dahulunya mengejar-ngejar, menyiksa dan menyakiti Nabi beserta para sahabat kini diam membisu tanpa dapat berbuat apa-apa. Rasululah berkata :
“Wahai kaum Quraisy, lakukan apa yang akan aku ambil untuk kalian”.
Mereka menjawab, “Engkau adalah saudara kami yang mulia dan kerabat kami yang mulia.”
“Pergilah kalian semuanya sekarang dan kalian bebas”, sahut Rasullulah.
Demikianlah sedikit dari pidato pertama Rasullulah di kota mereka yang memberikan ketenangan bagi kaum Quraisy yang mana dahulunya mereka memerangi Nabi dan pengikutnya. Tidak ada sedikitpun dari Rasulullah untuk melakukan balas dendam terhadap mereka. Malahan kaum Quraisy diberi maaf dan ampunan, kemudian mereka dengan aman kembali ke rumah masing-masing.


PIDATO PERTAMA
Saat yang dinati-nantikan dari pemimpin yang baru adalah pada saat pidato pertamanya di depan rakyat yang memilihnya. Untuk mengetahui pidato pertama Iman Al-Mahdi sebaiknya menyimak terlebih dahulu dari pada Khalafaur Rasyidin memberikan pidatonya. Karena antara khalifah yang satu dengan khalifah yang lain memberikan pidato yang senada. Sudah barang tentu pidato pertama Imam Al-Mahadi mirip dengan khalifah sebelumnya. Mereka semuanya mengacu pada sumber yang sama yaitu kitabullah dan Sunnah Rasul.
Sesudah Rasululah wafat, maka kepemimpinan umat dipegang oleh para sahabatnya. Abu Bakar merupakan khalifah pertama yang dipilih atas dasar musyawarah. Pidato pertama Abu Bakar berbunyi sebagai berikut :
“Wahai kaum muslimin, saya telah dipilih menjadi pemimpin. Ini bukan berarti saya lebih baik dari pada kalian. Perhatikanlah segala sikap dan perbuatan saya, apabila saya bertindak benar karena itu hendaknya kalian membantu saya. Akan tetapi jika saya salah, maka luruskanlah. Kejujuran merupakan amanat sedangkan dusta adalah khianat.
Saya mengembalikan hak-hak orang yang lemah yang telah diambil oleh orang yang kuat, dan saya akan mengambil dari orang yang kuat yang bukan haknya sehingga mereka akan menjadi lemah. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan tidak ada ketaatan bagi kalian apabila saya tidak taat.
Apa yang disampaikan Abu Bakar kepada kaum muslimin dipenuhinya sampai akhir hayatnya. Kemudian digantikan oleh Umar bin Khattab, dia naik mimbar dan menyampaikan pidato.
“Segala puji bagi Allah dan semoga keselamatan serta kesejahteraan terlimpahkan kepada Nabi Muhamad. Memimpin kaum Arab bagaikan unta yang diberi tali, unta itu akan menutut seperti yang dikehendaki pengendaranya. Saya akan mengarahkan kepada jalan yang benar. Apabila kedapatan saya salah dengan tidak menurut Allah dan Rasul Nya, maka perbaikilah”.
Pidato Umar ini dipotong oleh seseorang yang berdiri dan menghunuskan pedangnya dan berkata :
“Saya akan memperhatikan Umar dengan pedang ini, jika engkau bersalah”
Umar membalasnya : “Saya berterima kasih kepada kaum muslimin yang ada untuk meluruskan saya”
Sebagaimana dengan Abu Bakar, Umar pun mengikuti jejak Rasulullah dan Abu Bakar. Keduanya memimpin kaum muslimin dengan keadilan bahkan Umar tidak memberikan ruang bagi keluarganya untuk menduduki jabatan. Ketika Ali diangkat menjadi pemimpin, dia perpidato :
“Segala puji bagi Allah dan semoga Dia mencurahkan rahmat kepada Nabi Muhamad. wahai kaum muslimin, sesungguhnya Allah telah mencurahkan Al-Qur’an yang didalamnya berisi petunjuk kebaikan, maka ambillah dia. Ada hal yang di haramkan Allah dan ada hal yang dihalalkan Nya, maka lakukanlah yang halal itu dan tinggalkanlah yang haram dengan ikhlas. Orang Islam tidak menyakiti saudaranya dengan lisan maupun tangan. Dilarang mengambil harta orang lain dan hendaknya berlomba dalam amal kebaikan jangan takut kematian, karena dia pasti datang. Takutlah kepada Allah”.
Apa yang dipidatokan oleh Ali berisikan dasar-dasar amal kebaikan. dan pidato-pidato khalifah tersebut dirangkum dalam pidato Umar bin Abdul Aziz:
“Rasululah dan khalifah telah menjadikan sunnah untuk dilaksanakan dan berarti berpegangan kepada Kitabullah. Tidak seorangpun dibenarkan untuk mengganti atau mengubahnya atau membuat suatu hal yang lain dari padanya. Apa yang telah dihalalkan bagi kalian, akan tetap halal hingga hari kiamat. dan demikian juga apa yang telah diharamkan Allah bagi kalian, maka akan tetap haram hingga hari kiamat.
Saya bukanlah orang yang terbaik diantara kalian tetapi saya adalah orang yang paling berat bebannya.”
Dari pidato-pidato para khalifah tersebut, dapatlah nantinya diperkirakan bahwa apa yang disampaikan pertama kali oleh Imam Al-Mahdi di depan kaum muslimin tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh khulafaur rasyidin.

DAKWAH
Rasulullah mengawali dakwah dalam lingkup masyarakat yang kecil atau keluarga. Hal ini dapat dipahami dari masuknya orang-orang Quraisy kedalam agama Islam. Wanita pertama masuk Islam adalah Khadijah yang tidak lain istri Nabi. Golongan anak-anak yang masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib yang merupakan keponakan Nabi.
Apa yang pertama kali didakwakan berisi tentang keimanan dan akhlak. Bahasan mengenai ini disampaikan Nabi selama belasan tahun, baru kemudian menyampaikan soal-soal kemasyarakatan.
Dakwah dalam keluarga yang berisikan tentang iman dan perilaku secara bertahap. Dalam dakwah yang lebih luas ini dibutuhkan berbagai macam sarana untuk mencapainya, diantaranya dana tenaga maupun pikiran. Para sahabat dengan kemauan yang membaja membawa surat Nabi kepada pemimpin –pemimpin negara tetangganya.
Seorang sahabat membawa surat yang akan dikirimkan kepada kaisar Romawi dan surat itu berisi :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dari Muhamad hamba dan Rasulullah kepada Heraclius kaisar Romawi.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada mereka yang mengikuti petunjuk.
Maka sesungguhnya saya mengajak engkau kepada Islam. Masuklah engkau dalam Agama Islam, maka engkau akan selamat, dan Allah akan memberikan dua kebaikan kepadamu.
Apabila engkau menolaknya , maka engkau akan memikul dosa kaum Aris.
Dan wahai ahli kitab, marilah menuju kepada kalimat yang tidak ada perbedaan antara kami dan kalian. Bahwa tidak ada yang kita sembah kecuali Allah dan tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu apapun dan tidak pula menjadikan sebagian kita sebagai yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika engkau mengingkarinya, maka saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang muslim”
Kaisar Romawi menanggapinya dengan baik, namun tidak mau masuk Islam karena kuatir atas kekuasaannya akan hilang. Surat pertama Nabi dikirim kepada Annajasyi raja Ethopia, adapun isi suratnya :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang
Dari Muhammad Rasulullah kepada Annajasyi raja Ethopia
Masuklah engkau ke dalam agama Islam, sesungguhnya saya memuji Allah kepada engkau. Allah tiada Tuhan selain Dia, Yang Maharaja, Yang Maha Suci, Yang Maha Pemberi Kesejahteraan, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Pelindung.
Dan saya bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah (tiupan) roh dari Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, wanita yang tidak bersuami lagi baik dan menjaga dirinya. Lalu mengandung Isa, Allah menciptakan Isa dari ruh dan tiupan-Nya, sebagaimana menciptakan Adam dengan tangan-Nya.
Dan sesungguhnya saya mengajak engkau untuk menyembah Allah Yang Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain serta untuk taat kepada-Nya. Saya juga mengajak engkau untuk mengikutiku dan beriman yang datang kepadaku. Karena sesungguhnya saya adalah Rasulullah.
Dan saya mengajakmu beserta tentaramu untuk menyembah Allah Yang Maha Perkasa dan agung. Dan saya telah sampaikan nasehat kepada engkau. Maka terimalah nasehat saya ini. Salam sejahtera dilimpahkan bagi mereka yang mengikuti petunjuk ini.
Sesudah membaca surat tersebut Annajasyi berkata: “Seandainya saya ada kesempatan, pasti saya menemuinya”. Kemudian turun dari singgasananya dan duduk di alas sebagai tanda penghormatan kepada Nabi. Ja’far bin Abi Thalib kerabat Nabi yang tinggal di Ethopia dipanggil menghadapnya. Annajasyi menyatakan keislamannya dan membalas surat Nabi :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Kepada Muhammad utusan Allah dari Annajasyi Al-Ash ham bin Abjar
Salam sejahtera atasmu hai Nabi Allah dan rahmat serta berkah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia yang telah memberiku petunjuk kepada Islam.
Amma ba’du
Sudah datang kepadaku keterangan mengenai Isa beserta suratmu wahai utusan Allah. Demi Tuhan langit dan bumi sesungguhnya Isa tidak lebih dari engkau sampaikan dan sama. Saya bersaksi bahwa engkau adalah rasulullah yang dapat dipercaya.
Kedatangan utusan Nabi yang membawa surat ini membuat kegaduhan pada kaumnya. Mereka berkumpul dan menentang pendirian raja untuk masuk Islam. Dengan memakai mantel kebesaran Annajasyi menemui rakyatnya . Dan bertanya :
“Wahai kaumku, bukankah saya orang yang terbaik untuk memimpin kalian?”
“Benar” jawab mereka
“Mengapa kalian berbalik menantangku sekarang?”
“Karena paduka meninggalkan agama nenek moyang”
Dengan pendirian kokoh dan bersedia menghadapi apa yang bakal terjadi, Annajasyi berkata :
“Yang saya lakukan adalah mengatakan bahwa Isa itu adalah putra Maryam dan tidak lebih dari itu”
Apa yang dikatakan An-najasyi benar apa adanya, sehingga rakyatnya menerima pendirian raja yang dihormatinya. Ketika ada kabar bahwa Annajasyi meninggal dunia, Nabi dan para sahabatnya menshalatkan dan berdoa agar diampuni oleh Allah. Surat lain yang dikirim Nabi adalah kepada Uskup Dhughaathir yang berbunyi :
“Salam sejahtera bagi mereka yang beriman. Maka sesungguhnya Isa putra Maryam dari tiupan Allah, terjadi melalui kalimatnya yang benar disampikan kepada Maryam yang suci. Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. Dan salam sejahtera bagi mereka yang mengikuti petunjuk”
Rasulullah melalui suratnya menerangkan bahwa ajaran semua nabi adalah sama, karena mereka diseru menyembah Allah. Setelah membaca surat Nabi, uskup Dhughaathir menanggalkan jubahnya yang berwarna hitam dan diganti dengan jubah berwarna putih. Dihadapan orang-orang Romawi yang berkumpul, dia berkata :
“Wahai sekalian, saya bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad Rasulullah”.
Surat-surat Nabi disebar dari Nedinah, demikian pula nantinya Imam Al-mahdi akan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia melalui kota Qumm sebagaimana dijelaskan Imam Shadiq, dia berkata :
Orang-orang yang beriman akan menghilang dari kota Kufah dimana pengetahuan dari daerah tersebut akan dicabut seperti seekor ular yang menghilang masuk ke bumi. Dan agama akan bangkit kembali di suatu kota yang dinamakan dengan Qumm. Kota ini merupakan harta karun ilmu dan merupakan daerah yang utama. Dari kota Qumm inilah Islam disebarkan ke penjuru dunia, dan akan menghilangkan ketidak mengertian tentang Islam. Persoalan yang dialami oleh orang yang tertindas dan wanita akan diselesaikan dengan bijaksana.
Hal ini terjadi dengan semakin dekatnya Al-Mahdi akan muncul. Dan Allah akan menjadikan kota Qumm beserta penduduknya sebagai bukti keberadaan-Nya. Islam akan melintasi bangsa-bangsa dari kota Qumm dan tidak seorang pun dipermukaan bumi yang belum mengerti Islam dengan bijaksana. Hal ini terjadi karena Imam Al-Mahdi datang dengan membawa hukum Allah.
Dalam kesempatan yang lain, Imam Shadiq berkata :
Akan segera datang dimana kota Qumm dan penduduknya akan menjadi bukti akan keberadaan Allah. Kemudian menyebar ke seluruh dunia, hal ini terjadi semakin dekatnya kemunculan Al-Mahdi. Para malaikat akan menghilangkan kedukaan dan musibah dari penduduk kota Qumm.
Berkaitan dengan kota Qumm, Ali bin Abi Thalib pernah berkata mengenainya dan dia berkata :
“ Akan muncul dari Qumm seorang laki-laki yang menyeru kepada kebenaran. Orang-orang akan memenuhi seruannya dan mengelilinginya bagaikan potongan-potongan besi (yang di lebur sehingga menyatu). Angin topan tidak akan mampu menyingkirkan mereka dari tempatnya. Mereka tidak merasakan kepayahan dan ketakutan dalam peperangan. Mereka tidak mempercayai siapapun kecuali Allah. Dan kemenangan bagi mereka yang bertaqwa.
Penyebaran Islam keseluruh dunia dan diterimanya oleh penduduk bumi dikarenakan rahmat Allah serta sempurnanya akal manusia dalam memahami Islam. Dalam hadits dijelaskan :
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa agama ini akan sampai”
Jelas sekali suatu hari nanti Islam akan dipeluk oleh sebagian besar penduduk bumi. Keislaman penduduk nantinya didasarkan atas kesempurnaan peranan akal untuk mengkaji kebenaran dan kebijaksanaan dalam Islam. Al bin Abi Thalib berkata :
“Pada saat Al-Qaim datang, Allah akan mengaruniakan rahmat-Nya kepada akal manusia, sehingga mereka menjadi sempurna dan mampu menjadikan mimpi-mimpinya terbukti”.
Dari riwayat tersebut keberhasilan dakwah dipengaruhi oleh peranan akal dan dengan sempurna akalnya, manusia mampu mencerna kebenaran yang datang.

KEADILAN
Bagaimana keadilan yang dilakukan oleh Imam Al-Mahdi untuk menggantikan kesewenang-wenangan yang dialami umat sekarang ini dapat digambarkan dari keadilan khalifah-khalifah sebelumnya. Ketika Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pertama, dia tidak melupakan kesederhanaan dan kasih sayangnya terhadap anak yatim. Suatu hari di ketuknya pintu salah seorang tetangganya. Seorang anak kecil membukanya dan berkata :
“Wahai ibu, pemerah susu kita datang”
Itulah Abu Bakar meskipun dia seorang pemimpin tetapi tetap seperti rakyat biasa. Hal yang demikian sulit untuk ditemui pada jaman sekarang dimana tugas yang dirasa hina tidak dikerjakan pemimpinnya.
Dalam pemerintahan Umar, dia mempunyai kebiasaan berjalan di lorong rumah-rumah penduduk mungkin ada rakyat yang memerlukan bantuan atau ada yang teraniaya. Setiba di sebuah rumah dia mendengar rintihan anak kecil di dalamnya. Ibunya menghibur dan berkata:
“Sebentar lagi makanan akan datang”
Setelah ditunggu sekian lama, rintihan anak tidak berhenti maka Umar masuk ke rumah tersebut dan menanyakan kejadiannya. Penghuni rumah tidak tahu yang datang adalah Umar dan ibu tersebut menjelaskan bahwa anaknya belum makan. Sedang yang ditanaknya adalah batu untuk sekedar mengalihkan perhatian. Umarpun terkejut dan keluar rumah dengan air mata berlinang. Dia berpikir ternyata ada rakyatnya yang kekurangan makanan. Kemudian diambil sekarung gandum dan digendongnya sendiri ke rumah anak tersebut. Umar memasaknya dan mohon diampunkannya dosa Umar.
Di lain waktu dia pernah kedatangan seseorang yang mengadukan bahwa tanahnya diambil oleh seorang pejabat untuk pembangunan. Dia seorang Yahudi dan disuruh mengambil sebuah tulang. Umar menggores sesuatu pada tulang dan disuruhnya untuk memberikan kepada pejabat yang curang tersebut. Orang itu tidak mengerti mengapa hanya diberi sebuah tulang bukan suatu perintah. Dia merasa tidak berguna perjalanannya yang jauh untuk mencari keadilan. Sesampinya di rumah pejabat tersebut, tulang diserahkan dan berkata :
“Ini dari Umar Khatab”
Pejabat itupun ketakutan dan mengembalikan tanah yang telah diambilnya. Orang itu heran dan menanyakan kejadiannya. Tulang itu berisikan perintah agar berbuat yang lurus dan hati-hati jika dilanggarnya. Keadilan Umar ini menggerakkan hati orang Yahudi itu untuk memeluk agama Islam.
Pernah di suatu hari yang panas, Utsman melihat seseorang yang berjalan kesana kemari. Setelah lama diamati ternyata dia adalah Umar, dan ditanyakan permasalahan :
“Apa yang terjadi denganmu, Umar?”
Umarpun menjawab :
“Kembalilah ke dalam rumahmu, tidak ada urusannya engkau dengan tugas ini. Saya mencari seekor hewan piaraan rakyatku yang hilang”
Demikian keadilan yang diperbuat Umar untuk kepentingan rakyatnya. Di akhir pemerintahannya dia melarang seorangpun dalam keluarganya ikut serta dalam kekuasaannya. Dia khawatir kalau-kalau kekuasaannya disalah gunakan oleh keluarganya.
Demikian pula pada pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang dikenal dengan julukan penegak keadilan dimana dalam kebijaksanaannya tidak terlepas dari rasa keadilan terhadap rakyatnya. Pernah suatu hari dia menerima surat dari seorang penduduk yang miskin. Suratnya berisi keinginan rakyat itu untuk perbaikan rumahnya yang rusak. Umar menyuruh pejabat di daerah orang tersebut untuk memperbaikinya.
Kebijaksanaannya dapat dilihat dari surat perintahnya untuk setiap gubernur yang berbunyi :
“Setiap warga harus mempunyai :
Suatu rumah untuk tempat menetap
Pembantu yang bertugas meringankan tugasnya
alat rumah tangga yang secukupnya
maka penuhilah kebutuhan warga kalian masing-masing”
Jika dibandingkan dengan keadaan sekarang ini maka Umar bin Abdul Aziz telah menciptakan pemerintahan yang adil dimana setiap warganya memiliki tempat tinggal yang tetap dan jauh berbeda dengan yang ada kini.
Keadilan yang dilakukan oleh khalifah-khalifah sebelumnya juga akan terlihat pada masa pemerintahan Imam Al-Mahdi. Dalam suatu hadits, Abu Said menyampaikan dia berkata : Rasulullah bersabda :
“Akan muncul dalam umat nanti bernama Al-Mahdi. Dia memerintah tujuh tahun apabila tidak, maka sembilan tahun. Dan umatku mencapai kemakmuran yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Tumbuhan akan memberikan buahnya dan tidak ada sesuatu yang ditahannya. Hartanya melimpah ruah kemudian seseorang berdiri dan berkata :”Wahai Al-Mahdi berilah sesuatu”. Al-Mahdi menjawab : “Ambilah”
Keadilan dan kedermawanan Imam Al-mahdi banyak disebut-sebut dalam hadits diantaranya dari Abu said, dia berkata :
Rasulullah bersabda :
“Saya memberi kabar untuk kalian mengani Al-Mahdi, dia merupakan seorang laki-laki dari suku Quraisy, yang dikirin untuk kaum muslimin ketika di dunia terjadi perselisihan dan keguncangan. Kemudian dia memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan ketidak adilan, dan kezaliman. Penduduk langit dan bumi merasa gembira kepadanya. Dia akan membagikan harta dengan adil.
Kemudian ada seorang laki-laki yang bertanya : “Apakah arti dari kebenaran?” Jawabnya : “Akan sama diantara manusia. Dan hati umat Muhammad dipenuhi rasa kecukupan dan keadilannya merata diantara manusia, kemudian dia memerintahkan seseorang untuk berkata: ”Barang siapa yang memerlukan pertolonganku”. Maka tidak ada seorangpun yang datang kepadanya melainkan seorang laki-laki, lalu dia meminta sesuatu dirinya Al-mahdi berkata : ”Datanglah kepada petugas yang menanganinya, dia akan memberimu”. Kemudian dia mendatangi petugas tersebut dan berkata :”Saya adalah utusan Al-Mahdi untukmu, supaya engkau memberiku harta”. Kemudian dia berkata : ”Sayalah diantara umat Muhammad yang paling bernafsu, jika mereka semua diiming-imingi harta, maka dia tinggalkan harta itu kecuali saya, kemudian harta itu dikembalikan kepadanya. Lalu petugas berkata :”Sesungguhnya kami tidak menerima lagi apa yang telah kami berikan.” Kemudian menetaplah Al-Mahdi yang dalam keadaan seperti itu, enam, atau tujuh atau delapam atau sembilan tahun. Setelah dia meninggal tidak ada lagi dijumpai kehidupan yang sebaik itu”
Kemakmuran pada jaman Imam Al-Mahdi diterangkan dalam satu hadits dari Abu Said, sesungguhnya Rasulullah telah bersabda :
“Al-Mahdi datang dari kalangan umatku, Tuhan akan menurunkan hujan untuk manusia, umat akan merasa puas, binatang hidup dengan aman, dan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya serta harta akan diberikan dengan merata”

KEDATANGAN NABI ISA

Pada saat dakwah terakhir, Nabi Isa dikhianati oleh salah satu muridnya. Ketika akan terjadi penangkapan wajah murid Nabi Isa disamakan dengan dengan wajah Nabi Isa. Akhirnya murid Nabi Isa yang ditangkap sedang Nabi Isa sendiri selamat dari penangkapan tersebut. Dalam Al-Qur’an dijelaskan :
(Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu diatas orang-orang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”.
Kedatangan Nabi Isa pada jaman Imam Al-Mahdi dite-rangkan hadits dari Ibnu Abbas, dia berkata: Rasulullah bersabda :
“Tidak akan binasa suatu umat, saya sebagai pemula, Isa bin Maryam sebagai penutupnya dan Al-Mahdi pada pertengahannya”
Juga dalam hadits lain dijelaskan bagaimana Nabi Isa nantinya akan shalat berjamaah dengan Imam Al-Madi sebagaimana yang disampikan Abu Umamah dia berkata : Rasulullah telah berkutbah pada kita dan beliau menyebut-nyebut tentang Dajjal dan bersabda :
“Kota Medinah akan bersih dari kota kotoran yang mengotorinya, sebagaimana seperti alat peniup api (tukang besi) yang membersihkan kotoran besi. Hari itu akan disebut sebagai hari kelepasan (Yaumul Khalas). Seorang sahabat bertanya : “Dimanakah saat itu orang-orang Arab wahai rasulullah?” Nabi menjawab:”Mereka pada hari itu sedikit jumlahnya kebanyakan mereka berada di Baitul Maqdis dan Imam mereka adalah Al-Mahdi, seorang laki-laki saleh. Sewaktu imam mereka telah maju untuk shalat subuh bersama mereka, tiba-tiba turunlah Isa putra Maryam kepada mereka waktu itu. Maka imam pun surut ke belakang supaya Isa putra Maryam menjadi Imam. Kemudian dia meletakkan tangannya diantara kedua bahunya, lalu Isa berkata kepada Al-Mahdi:”Majulah sebagai Imam dan salatlah, maka sebenarnya salat yang telah di iqamati itu adalah untukmu”. Maka salatlah bersama mereka imam mereka.
Nabi Isa shalat dibelakang Imam Mahdi diterangkan oleh Hudzaifah, dia berkata : Rasulullah bersabda :
“Al-Mahdi memalingkan mukanya dan sungguh Isa putra Maryam telah turun seakan-akan air menetes dari rambutnya, maka Al-Mahdi berkata:”Majulah kedepan dan shalatlah bersama umat manusia. Isa menjawab:”Sesungguhnya shalat itu di iqamati adalah untukmu, maka shalatlah Isa Putra maryam di belakang seorang laki-laki Al-Mahdi dari anak keturunanku”.
Dengan turunnya Nabi Isa ke bumi, dia menyeru para pemeluk agama Nasrani dan Yahudi untuk meninggalkan berbagai macam ketahayulan dan hidup berpedoman menurut Al-Quran. Ketika umat Nasrani menjawab seruan Nabi Isa, maka umat Nasrani dan kaum muslimin akan bersama dalam satu keimanan memeluk agama Islam dengan sebenarnya. Pada jaman ini umat manusia akan merasakan perdamaian, kemakmuran dan kebahagiaan yang dikenal sebagai jaman keemasan.






























DAFTAR PUSTAKA

1.Depag RI, 1984. Al-Qu’an dan Terjemahannya. Surabaya :
CV. Jaya Sakti
2.Dawud, Muhammad Isa, 2001. Menyongsong Imam Mahdi Sang Penakluk Dajjal. Bandung : Pustaka Hidayah
3.Asy-Syarqowi, Abdur Rahman, 1997, Muhammad Sang Pembebas, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
4.Abdullah bin Abdul Hakim, 2002. Biografi Umar bin Abdul Aziz Penegak Keadilan, Jakarta : Gema Insani Press
5.Yatim, Badri, 1999. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Rajawali Pers
6.Khalid, K.M, 1997. Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah. Bandung : CV Diponegoro
7.Al-Hamid, H.M.H. 1997. Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad SAW. Jakarta : Yayasan Al-Hamadiy
8.Al-Ismail, Tahia. 1996, Tarikh Muhammad SAW, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
9.Khalid, K.M, 1998. Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rsulullah, Bandung : CV Diponegoro
10.Ali. K.S, 1996 Surat-Surat Nabi Muhammad, Jakarta : Gema Insani Press
11.Rahimsyah, M.B. Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul. Surabaya : Karya Gemilang Utama.








INTERNET

1.Ammar Yasir, 2005. Imam Mahdi Muncul tahun ini ? ammar_jadid@yahoo.com
2.Ayatollah Ibrahim Amini, Al-Imam Al-Mahdi, Pemimpin Adil Umat Manusia, www.al-islam.org.
3.Nadri Saadudin, Soal Mujaddid dan Kebenaran Pendakwaan Hz. Mirza Ghulam Ahmad as, nadirs@cpimsx.ptcpi.com
4.Shinta Shinaga, Raja Fahd, SangNeraca Pro-Barat dan Pembela Islam, www.detik.com
5.Harun Yahya, Hari Akhir dan Munculnya Al-Mahdi, info@harunyahya.com